Kisah Tragis yang Aku Alami Mencarikan Pacar untuk Adik Tercinta

Pacar Untuk Adik Tercinta - Jika jatuh cinta adalah hal yang terindah, dan perpisahan adalah hal yang paling manis, maka aku tak akan pernah menyesal telah mencintaimu. Aku juga tak akan pernah menyesal berpisah denganmu.


Suara itu masih berdengung nyaring di kepalaku. Suara yang ku dengar dari seserong yang sangat aku sayangi. Suara yang dikeluarkan dari mulutnya sekitar dua tahun yang lalu.

Di dalam kamar ini aku meratapi nasibku. Aku duduk menghadap ke jendela kamarku. Ku dongakan kepalaku ke atas. Menatap jutaan bintang-bintang yang tampak begitu bebas. Ada rasa nyeri di dalam hatiku saat menatap bintang-bintang itu. Aku merasa aku telah kehilangan bintangku, dan aku juga merasa telah kehilangan kebebasanku.

Dua tahun lalu, aku telah berpisah dengan seorang kekasih yang sangat aku cintai. Namanya Reno. Reno Cahya Purnama. Dia lah satu-satunya pria yang sampai sekarang namanya masih terukir jelas di hatiku.

Dia juga lah pria yang telah mengajarkan padaku  banyak hal. Dia membuat hidupku terasa jadi lebih ringan. Dia mengajariku bagaimana cara tersenyum dalam kesulitan. Dan dia juga lah yang telah menorehkan cahaya indah di dalam kalbuku.

Dan sekarang, dia kembali hadir di dalam hidupku. Setelah dua tahun pergi, dia datang begitu saja dalam hidupku tanpa sedikit pun memberi aba-aba padaku. Dan lebih sakitnya lagi, dia datang bukan untukku, tapi untuk adikku.

Yah, besok malam dia akan bertunangan dengan adikku. Kedua orang tua ku juga sudah menyiapkan segala keperluan pertunangannya dengan sangat matang. Sejauh ini aku juga terus berdrama. Berpura-pura bahwa aku dan Reno-kekasih adikku- tidaklah saling kenal. Beruntung, Reno pun mau ikut berdrama dan berpura-pura tidak mengenalku.

Keluargaku memang sama sekali tidak tau kalau aku dan Reno pernah menjalin hubungan. Hubungan ku dan Reno berjalan saat aku masih kuliah di kota sebrang. Aku berusaha untuk tidak menghubunginya dan berusaha untuk menutup hatiku untuknya.

Namun, ini terlampau sulit. Saat aku berusaha damai dengan hatiku sendiri dan berusaha untuk menghubunginya, kontaknya sudah tidak aktif. Dan sekarang, dia tiba-tiba kembali masuk dalam kehidupanku sebagai Reno dalam versi yang berbeda.

Hatiku selalu terasa ngilu dan nyeri saat aku ingat besok adalah hari dimana acara pertunangan Reno dengan adikku. Itu artinya, di hadapan semua orang, di hadapan ratusan orang, aku harus berdrama.

Dan aku bukan hanya berpura-pura tidak pernah mengenal Reno sebelumnya, tapi juga berpura-pura bahwa aku juga bahagia atas pertunangan Reno dan adikku. Padahal sebenarnya, dunia ku seperti sudah runtuh. Hidupku seperti sudah berakhir. Sosok yang selama ini sangat aku rindukan dan sangat kunanti, kini telah kembali. Dan siap memporak-porandakan hatiku yang mulai tenang.

Malam ini, di dalam kamarku, air mataku mengalir deras. Membasahi seluruh wajah dan juga bantal yang ada di kasurku. Air mata dan rasa sakit ini terus kurasakan dan tak dapat kuhentikan. Dan air mata serta rasa sakit ini lah yang akhirnya mengantarkanku kedalam dunia mimpi yang  berbeda dengan dunia nyata.

***

Malam ini adalah malam acara pertunangan adikku di gelar. Semua orang tampak begitu bahagia. Aku juga ikut berbahagia, meskipun hanya berpura-pura. Aku tersenyum dalam kepalsuan. Bersuka cita dalam kehampaan. Dan juga bergembira dalam kesakitan.

Malam ini Reno tampak begitu tampan, begitu juga adikku. Mereka berdua tampak begitu serasi. Mereka juga tampak begitu bahagia dengan senyuman mereka masing-masing. Dan aku, aku merasa begitu sakit.

Aku merasa sakit saat melihat Reno bahagia bukan karena aku. Seandainya saja dulu aku menceritakan hubunganku dengan Reno, seandainya saja dulu aku tidak berpisah dengan Reno, seandainya saja dulu aku adalah anak tunggal, atau aku terlahir bukan dari keluarga ini, mungkin aku tidak akan merasakan rasa sakit seperti ini.

Namun, semuanya telah terjadi. Karena yang lalu telah berlalu, maka yang sudah telah bersudah. Dan kini aku tak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya bisa terus merutuki diriku sendiri yang dengan bodohnya rela berpisah dengan Reno begitu saja. Dan sekarang hanya rasa sakit lah yang bisa menemaniku.

Acara resmi pertunangan adikku telah selesai. Kini aku sudah bisa pergi keluar. Sekedar untuk mencari udara segar dan juga melihat bintang. Akting dan dramaku berjalan dengan lancar. Dan sampai sekarang, tidak ada yang tau bahwa aku dan Reno saling mengenal.

“Kamu ngapain di sini?” suara itu membuyarkan lamunanku. Membuatku tersadar dan segera menoleh ke arahnya. Kudapati wajah itu. wajah tampan dari seorang pria yang sejak dulu sampai sekarang sangat aku cintai, juga wajah tampan yang sekarang telah megacak-ngacak dan mengaduk-ngaduk hatiku.

“Eh.. enggapapa. Kamu kenapa keluar?”
“Di dalem panas.” Ucapnya lagi sembari berjalan ke arahku. Dan kini dia telah duduk di sampingku.

“Masuk sana, ntar kamu dicariin pasti sama Intan” Ucapku ketus.
“Maafin aku ya?” Ucapnya tanpa merespon kata-kata ku sebelumnya.
“Buat?”
“Semuanya.” Aku hanya bisa terdiam mendengar ucapannya. Aku hanya manggut-manggut bersikap seolah tak peduli. Tapi, Hatiku kembali terasa sangat sakit saat aku mendengar ucapannya ini.

“Kamu sayang kan sama Intan?” Ucapnya lagi.
“Maksud kamu?”

“Kalo kamu sayang sama adikmu, biarin aku nikah sama dia. Umurnya udah  ngga lama lagi.” Aku hanya bisa melongo mendengar ucapannya. Sama sekali tak ada satu pun kata yang dia ucapkan bisa kupahami.

“Satu tahun lalu aku emang frustasi karena ngga bisa ngelupain kamu. Dan saat aku frustasi, Intan hadir ke kehidupanku. Tingkahnya mirip sama kamu, suka bengong, suka ngayal, juga suka nyanyi.

Dan aku ngerasa aku tertarik sama dia. Tapi setelah beberapa bulan kenal dia, aku sadar. Ternyata dia beda sama kamu. Dan bukan dia yang aku cinta, tapi kamu…”Ucapannya tiba-tiba terhenti. Dan aku hanya terus terdiam tanpa bisa sedikit pun berkomentar.

“Sangat disayangkan, saat aku sadar, aku sudah terlanjur dekat dengan Intan. Aku sama sekali ngga tau kalau dia itu adik kamu. Suatu hari, aku nganterin dia kerumah sakit. Dan dia positive aids.

Tapi dia ngga berani ngasih tau keluarganya termasuk kamu. Cuma aku, dokter, sama Tuhan yang tau tentang penyakitnya ini. Aku kasian sama dia, makanya sekarang aku mau tunangan sama dia.” Ucapnya lagi.

Aku ingin menangis, berteriak, dan juga melompat saat itu juga. Aku bahagia sekaligus kecewa. Aku bahagia karena ternyata Reno juga masih mencintaiku.

Tapi, aku juga sangat kecewa atas penyakit yang diderita adikku. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan sekarang. Yang aku tau, aku harus menyerahkan Reno pada adikku tercinta.

---oOo---

Tag : Cerpen, Cinta, Remaja
Back To Top