Naskah Drama Cinta tentang Pangeran yang Terbuang – kisah cinta memang selalu seru untuk diikuti, apalagi kalau dilihat dalam bentuk pementasan drama atau teater. Tapi kita disini bukan akan menonton pertunjukan. Kita akan belajar seni peran dengan sebuah contoh naskah drama menarik yang berisi mengenai kisah cinta romantis.
Masih sama dengan beberapa naskah drama sebelum, kali ini kita juga akan mempelajari sebuah naskah yang dikembangkan dari cerita rakyat nusantara. Bisa dikatakan, naskah ini merupakan naskah cerita legenda yang penuh kejutan, bernuansa kehidupan zaman kerajaan dan penuh dengan keajaiban.
Drama seperti ini akan sangat menarik jika diperankan dalam sebuah pertunjukan. Alasannya adalah setting ceritanya jauh berbeda dengan kehidupan modern saat ini. selain itu ceritanya juga cukup berliku, menggambarkan kehidupan sosial yang dibumbui dengan kisah cinta romantis.
Tentu semua itu tidak akan menarik tanpa kemampuan bermain peran yang bagus. Siapa tahu dengan belajar nanti anda bisa menjadi artis terkenal yang berbakat dalam seni peran, benar tidak? Tapi, sebelum sampai ke cerita, kita lihat juga beberapa drama lain berikut!
1) Drama cinta romantis
2) Drama cinta terlarang
3) Drama cinta di sekolah
4) Naskah drama cinta segitiga
5) Drama cinta dan persahabatan
6) Naskah drama percintaan 6 orang
7) Contoh naskah drama cinta pertama
8) Contoh naskah drama cinta anak sekolah
Ternyata banyak juga kan ide-ide cerita yang dapat diangkat menjadi drama? Untuk masalah cinta saja sudah ada beberapa yang cukup menarik, misalnya yang tentang remaja sekolah, ada juga yang berkaitan dengan pelajar dan lain sebagainya. Sekarang, silahkan langsung simak naskah drama 9 orang pemain berikut.
Putra Mahkota Amat Mude
Cerita Rakyat 9 Pemain
Para Tokoh Pemain
1) Amat Mude
2) Raja
3) Permaisuri
4) Rakyat
5) Raja Muda
6) Prajurit
7) Saudagar
8) Istri Saudagar
9) Putri Cantik
Dahulu di Negeri Alas, Nanggroe Aceh Darussalam ada seorang raja yang arif dan bijaksana. Seluruh rakyatnya hidup dengan damai. Namun, sang raja belum memiliki anak yang akan mewarisi tahta kerajaan. Sang raja dan permaisuri selalu berdoa agar cepat diberi keturunan.
Raja : “Ya tuhan .. berilah aku keturunan untuk mewarisi tahta ku ini”.
Permaisuri:”(Datang dan mendekat kepada raja) maafkan dinda ya kanda, dinda belum bisa memberikan anak (Sambil merasa bersalah)”.
Raja:”(Menghentikan doannya dan melihat kepada permaisuri), mungkin belum rejeki kita dinda, tapi kanda yakin bahwa sang hyang widi akan memberikan anak secepatnya kepada kita”.
Permaisuri:”Mudah-mudahan doa kanda terkabul kanda”.
Doa sang raja di kabulkan dan permaisuri pun mengandung. Pada suatu hari, permaisuri melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Amat Mude. Di istana merayakan kelahiran amat mude dan upeti di bagikan kepada rakyatnya.
Raja : “Rakyatku kebahagiaan sedang terjadi di istana. Dan aku ingin kalian juga merasakan kebahagian itu, dan ini umpeti ambillah kalian boleh ambil sepuasnya sebanyak yang kalian mau. (Sambil membagikan umpeti)”.
Rakyat :”Terimakasih baginda raja (Sorak rakyat)”.
Raja:”Kalian pantas mendapatkan itu wahai rakyatku, karena memang kalian adalah rakyatku sehingga bila memang aku sedang bahagia maka kalian juga harus bahagia, untuk itu mari kita bersama-sama berbahagia”.
Malang sebelum setahun umur Amat Mude, sang raja pun wafat. Karena masih bayi, diangkatlah Pakcik Amat Mude yang bernama Raja Muda, menjadi raja sementara Negeri Alas. Namun, setelah menjadi raja ia berusaha menyingkirkan Amat Mude dan ibunya ke sebuah hutan.
Raja muda : “Prajurit singkirkan amat mude dan ibunya di hutan”.
Prajurit : “Maaf baginda, bukankah dia adalah seorang istri dan anak raja yang kelak akan melanjutkan kepemimpinan di raja ini”.
Raja muda :”Tidak ada yang lebih berhak sebagai raja di kerajaan ini selain aku, dan Mude serta ibunya harus pergi dari sini, untuk itu paggil mude dan ibunya sekarang ke hadapanku” .
Prajurit :”Baik baginda raja”. (Berjalan ke arah kamar permisuri dan anaknya dan kemudian membanya ke hadapan raja muda).
Raja Muda:”Sekarang aku adalah penguasa di kerajaan ini, dan mulai sekarang juga aku memerintahkan ayunda dan mude untuk segera pergi ke sini, Haha”.
Permaisuri:”Keterlaluan kau raja muda..!, tega sekali kau mengusir kami (Dengan ekspresi yang begitu marah)”.
Raja muda,”Hahah bawa dia prajurit”.
Lalu dibawalah amat mude dan ibunya di hutan dan di tingalkan di sana. Tak terasa Amat Mude telah tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tampan. Kesukaannya ialah memancing ikan di sungai. Pada suatu hari, permaisuri dan Amat Mude pergi ke sebuah desa di pinggir hutan untuk menjual ikan. Tanpa disangka, ia bertemu dengan saudagar kaya. Ternyata ia bekas sahabat suaminya dulu.
Saudagar kaya : "Nyai, Mengapa nyai di sini..? (Tanya saudagar itu heran), dan mana pengawal nyai dan putra nyai”.
Permaisuri:”Di sini aku menjual ikan hasil tangkapan kami tuan, dan tidak ada pengawal lagi untukku tuan karena aku sudah tidak tinggal di kerajaan lagi, panjang ceritannya tuan”.
Saudagar kaya:”Maksud nyai..?”.
Permaisuri menceritakan semua kejadian yang telah menimpanya. Mendengar hal tersebut, saudagar itu segera mengajak mereka ke rumahnya dan membeli semua ikannya.
Saudagar kaya:”Jahat sekali raja muda itu hingga tega mengusir nyai, tapi nyai tidak perlu khawatir mari ke rumahku dan akan ku beli semua ikan nyai”.
Permaisuri :”Tuan begitu baik kepada saya, tidak tahu bagaimana saya harus membalas kebaikan tuan, terimakasih tuan”.
Saudagar kaya:”Tidak perlu difikirkan lagi pula aku telah mengenal baik suami nyai, jadi sudah sewajarnya saya memberi bantuan dengan yang saya bisa”.
Setibanya di rumah, saudagar itu menyuruh istrinya segera memasak ikan tersebut. Ketika sedang memotong perut ikan, sang istri merasa heran karena dari perut ikan itu keluar telur ikan yang berupa emas murni. Kemudian, butiran emas tersebut dijual ke pasar oleh istri saudagar.
Istri saudagar : “(Terbengong) bagaimana ini bisa terjadi ada emas di dalam perut ikan. (lalu di panggilah suaminya) suamiku..! suamiku...!
Saudagar :”Ada apa istriku”.
Istri saudagar :”Perut ikan ini mengeluarkan ikan mas murni”.
Saudagar :” Kau tidak sedang bercanda bukan istriku (Meminta sebuah keyakinan)”.
Istri saudagar :“Tidak suamiku aku sedang tidak bercanda, cobalah kau lihat sendiri”.
Saudagar :”Benar istriku, ikan ini mengeluarkan telur berupa emas, bagaimana bila telur mas ini kita jual uangnya digunakan untuk membangun rumah permaisuri dan putranya, aku merasa kasihan dengan permaisuri dan putranya itu mereka tinggal di hutan.
Sejak saat itu, permaisuri dan Amat Mude telah berubah menjadi orang kaya berkat telur-telur emas itu.Cerita tentang kekayaan permaisuri dan putranya sampai ke telinga Raja Muda. Pada suatu hari, Raja Muda memanggil Amat Mude ke istana. Ia memerintahkan Amat Mude untuk memetik kelapa gading untuk mengobati penyakit istri Raja Muda, di sebuah pulau yang terletak di tengah laut.
Raja muda :”Prajurit.. pergilan ke tempat Amat mude dan bawa kemari Amta mude dan bawa ke hadapanku sekarang”.
Prajurit : “Baik baginda raja( Segera pergi dan menuju ke rumah Amat mude yang sudah kaya raya itu).
Tak berapa lama amat mude telah sampai di istana
Raja muda:”Amat mude..!, sudah besar kau nak”..
Amat mude :”Iya Bagdinda, ada apa gerangan baginda memanggilku kemari”.
Raja muda :“kau harus memetik kalapa gading, untuk mengobati penyakit istriku.
Amat mude : “Dimanakah kiranya hamba harus memetik kelapa gading itu baginda”.
Raja muda : “Di sebuah pulau yang terletak di tengah laut”.
Penasehat raja : “Maaf baginda, tapi konon, lautan disekitar pulau itu dihuni binatang buas.
Siapapun yang melewati lautan itu pasti celaka”.
Raja muda : “Aku tidak mau tahu kau harus berhasil mendapatkan kelapa gading itu jika tidak berhasil kau akan di hokum mati”.
Amat mude : “(Tapi Amat Mude tidak gentar dengan ancaman itu. Niatnya tulus hendak menolong istri Raja Muda) hamba akan pergi mencari kelapa gading itu baginda)”.
Amat mude pun segera pergi dari istana itu. Setibanya di pantai, ia duduk sambil termenung. Tiba-tiba, muncul di hadapannya seekor ikan besar bernama Silenggang Raye, didampingi oleh Raja Buaya, dan seekor Naga besar. Singkat cerita, Amat Mude telah menemukan pohon kelapa gading dengan bantuan Silenggang Raye, Raja Buaya, dan seekor Naga. Selanjutnya, Amat Mude pun memanjat pohon. Ketika sedang memetik buah kepala gading, tiba-tiba terdengar suara seorang perempuan.
Seorang perempuan : "Siapa pun yang berhasil memetik buah kelapa gading, dia akan menjadi suamiku."
Amat mude : "Siapakah Engkau?( tanya Amat Mude)”.
Seorang perempuan : " Aku Putri Niwer Gading (jawabnya lirih)”.
Amat mude:”Apakah kau menginginkan kelapa gading..?”.
Seorang perempuan:”Iya tuan, bisakah tuan mengambilkan kelapa gading untuku juga, aku bersedia menjadi istri tuan bila memang tuan bersedia untuk mengambilkan kelapa gading untukku”.
Amat Mude yang juga mempunyai rasa tertarik dengan gadis tersebut akhirnya mengambilkan kelapa gading untuk gadis tersebut dari pohonnya. Akhirnya, Amat Mude pun menikahi sang putri. Setelah menikah, Amat Mude beserta istri dan ibunya berangkat ke istana untuk menyerahkan bauh kelapa gading. Akhirnya, Amat Mude pun dinobatkan menjadi Raja Negeri Alas.
Tamat
Ya, benar sekali itu. Drama cinta tentang pangeran berikut ini memang sebuah drama yang dikembangkan dari sebuah cerita rakyat. Cerita tersebut adalah cerita rakyat dari Aceh yaitu yang berjudul Putra Mahkota Amat Mude. Bagus juga ceritanya bukan, lumayan bisa untuk tambahan referensi belajar, benar tidak?
Kalau masalah jumlah pemainnya, naskah di atas masih bisa dikembangkan lagi sesuai kebutuhan. Misalnya anda sedang mencari naskah drama yang pemainnya berjumlah 15 orang, maka anda bisa mengembangkan contoh di atas. Atau jika pemainnya lebih sedikit pun tetapi bisa disesuaikan.