Ketika kita melihat di sebagian besar wilayah Jabotabek yang menjadi lesu karena hujan yang mengakibatkan lumpuhnya aktivitas masyarakat. Contoh di stasiun, dan beberapa tempat yang menyediakan jasa transportasi umum yang hingga akhirnya lumpuh karena akibat hujan yang mengguyur wilayah Jabotabek tersebut.
Sehingga karena aktivitas transportasi umum ini lumpuh terjadi penumpukan orang di tempat-tempat stasiun Transjakarta dan tempat penyedia sarana transportasi umum yang lainnya. Sehingga bukan hanya aktivitas transportasi saja yang lumpuh, pekerjaan para masyarakat yang ada di jabotabek juga ikut lumpuh.
Memang hujan tidak bisa bisa dianggap remeh karena memang di sebagian titik atau wilayah hujan tersebut mengakibatkan banjir yang hingga akhirnya membuat aktivitas kota dan wilayah menjadi benar-benar lumpuh karena banjir yang disebabkan oleh hujan ini.
Tetapi di sisi lain ada masa yang tetap bersemangat untuk menuntut hak-hak mereka walaupun di tengah hujan yang cukup deras. Mereka adalah para masa aksi 212 yang beraksi pada mulai jam 06:00, mereka tetap bersemangat melakukan aksi masa dan sang orator tetap melakukan orasinya dengan penuh semangat.
Menurut sumber Rebuplika.co.id hari ini para masa aksi menggelar aksinya di depan gedung DPR/MPRI, di jalan Gatot Subroto. Sehingga polisi melakukan rekayasa lalu lintas dengan cara menutup jalan Gatot Subroto, dan mengalihkannya ke jalan Asia-Afrika, agar aksi bisa berjalan dengan lancar.
Perjuangan para umat islam ini memang tidak kenal lelah dan tidak kenal cuaca untuk menuntut apa yang menjadi tuntutan mereka. Dan ini tentu bagian dari usaha para peserta masa aksi agar pemerintah bisa mengabulkan dan mendengarkan aspirasi para masa aksi yang sekarang sedang menggelar aksi masa.
Umat Islam diperbolehkan untuk berdemo tetapi tetap perhatikan rambu-rambu aturan yang sudah ada sehingga bisa menjadi aksi yang benar-benar damai. Berdemo menyampaikan pendapat di muka umum adalah hak semua masyarakat Indonesia yang sejatinya ada karena kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Tetapi kita juga harus ingat bahwa jangan sampai hak menyampaikan pendapat di muka umum ini disalah gunakan untuk hal-hal yang mengacu kepada kepentingan politik belaka yang justru akan membawa perpecahan diantara kita.
Tetap utamakan ketertiban dalam berdemo, serta berdemo dengan niat yang tulus dan suci bukan karena niat yang lain yang menguntungkan sebagian pihak saja. (Arif Purwanto)
Sumber: Rebuplika