Selama
beberapa tahun terakhi, Paino sangat menderita. Ia memiliki keluhan sederhana tetapi
sangat mengganggu yaitu sakit kepala. Setelah melanglang buana kesana kemari
mengusahakan kesembuhan, sakit kepala Paino tak juga sembuh. Dari dokter sampai
dukun, dari pengobatan alternatif sampai jimat, semua tak mempan.
Suatu
ketika, dengan putus asa ia berkonsultasi dengan seorang dokter baru di
daerahnya. Kata orang, dokter itu hebat, makanya Paino mau ke sana.
Sesampainya
di sana, Paino langsung di periksa. Dokter pun mengatakan dua hal penting, “bapak
Paino, ada dua kabar yang bisa saya katakan tentang penyakit bapak, kabar buruk
dan kabar baik, mau yang mana dulu?”, tanya sang dokter.
“Yang
baik dulu Dok, biar semangat!”, jawab Paino cepat
“Baik,
kabar baiknya, saya bisa menyembuhkan sakit kepala bapak…”, ucap sang dokter
“Alhamdulillah…
Lalu, kabar buruknya dok?”, tanya Paino
“Saya
harus mengangkat salah satu testis bapak…”, jawab dokter
Bagai
tersambar petir di siang hari, Paino syok berat. Baru membayangkan saja, ia
sudah merasa satu bagian penting dalam tubuhnya hilang entah kemana. Tapi ia
pasrah, ia pun mengikuti anjuran dokter.
Operasi
dilaksanakan, sukses dan Paino dengan cepat bisa pulih. Untuk pertama kalinya
dalam 10 tahun terakhir, ia bisa lega tanpa sakit kepala yang menyiksa. Setelah
beberapa hari di rumah sakit, ia pun diizinkan pulang.
Segar,
ia melangkah meninggalkan rumah sakit itu. Sebuah sejarah besar terjadi, saat
itu ia seolah terlahir kembali. Ia merasa seperti orang lain, orang yang baru.
“Aku siap memulai hidup baru, yang lebih segar!”, pikirnya.
Tak
sengaja, di jalan ia melintasi sebuah toko pakaian pria. “Nah, itu dia yang aku
butuhkan”, ia pun langsung masuk ke toko untuk membeli pakaian baru.
Sesampainya di sana ia disambut oleh orang paruh baya.
“Aku
mau cari baju setelan pak… yang bagus…”, ucapnya
“Oke,
sebentar, em… ukuran 30 untuk bapak”, jawab penjaga toko itu
“Wow,
benar, bagaimana bapak tahu?”, ucap Paino
“Saya
jual pakaian sudah 50 tahun lebih…”ucapnya
Paino
pun segera mencoba setelan pakaian tersebut. Cocok, ukurannya benar-benar pas
dan nyaman dibadannya. “Bagaimana dengan kemejanya?”, tanya penjual
“Boleh…”,
jawab Paino singkat
“Hem…
28 pas untuk bapak…” ucap penjaga itu lagi
“Bapak
benar-benar hebat, bagaimana bapak tahu?”, tanya Paino sambil tersenyum
“Saya
jual pakaian sudah 50 tahun lebih…”ucapnya
Paino
langsung mencoba kemeja tersebut. Ia menghadap ke cermin, “gagah”, pikirnya
“benar-benar pas dengan badan”. Sesaat kemudian, sang penjual pun kembali
menawarkan pakaian lainnya.
“Celana
dalamnya sekalian pak?”, ucap penjaga itu
“Hem…
boleh”, jawab Paino singkat
“Coba
ukuran 32 sepertinya pas untuk bapak…”, ucap penjaga toko
“Hem…
kali ini bapak salah. Aku pakai ukuran 30 sejak dulu”, jawab Paino
Penjaga
toko pun menggelengkan kepalanya tidak setuju, ia kemudian berkata, “bapak
tidak bisa pakai ukuran itu. Ukuran 30 akan sangat ketat untuk bapak dan akan menekan
testis bapak dan akan membuat bapak sakit kepala yang sangat berat”, ucap
penjaga toko.
Jadi,
belanjaan bapak 400 ribu untuk setelan, 100 ribu untuk kemeja, 50 ribu untuk
celana dalam dan harga pendapat saya tak ternilai, ucap penjaga toko menghitung
belanjaan Paino.