Anak-anak adalah mahluk kecil yang mempunyai otak merekam pengetahuan yang sangat baik, sehingga ada pepatah yang mengatakan: "Belajar di waktu kecil bagai melukis di atas batu, belajar di waktu tua bagai melukis di atas air".
Sehingga anak ada baiknya dididik dengan baik, dengan mengajarkan nilai-nilai kebaikan, sehingga anak bisa menjadi pribadi yang baik, serta berkembang dan mempunyai perilaku yang baik pula.
Lain halnya bila anak diajarkan dengan perilaku-perilaku jelek maka akan secara otomatis anak akan berkembang dan tumbuh serta memiliki perilaku yang jelek pula.
Untuk itu sebagai orang tua, ibu dan bapak sekalian jangan merasa lelah dan jangan merasa bosan untuk selalu mengajarkan anak-anak anda dengan nilai kebaikan.
Nilai kebaikan sendiri bisa berasal dari perbuatan yang kita tunjukkan kepada anak kita, atau pun dengan memberikan buku-buku yang sesuai dengan usia anak kita, untuk kemudian kita bacakan kepada anak kita.
Inilah salah satu cara mendidik anak dengan nilai-nilai kebaikan, yang bertujuan membentuk anak yang mempunyai prilaku dan sifat yang baik.
Namun untuk memilih buku yang hendak digunakan untuk mengajarkan kebaikan kepada anak anda harus dengan seleksi yang begitu ketak agar upaya mendidik anak bisa berjalan dengan baik.
Pastikan buku yang digunakan sudah lulus sensor, dan merupakan buku yang memang sesuai untuk diperuntungkan bagi anak anda, sehingga anak anda tidak menjadi korban dari buku yang memiliki konten yang tidak bertanggung jawab yang bukan porsi untuk anak-anak.
Belum lama ini ada kabar yang dimuat dari situs suara.com, yang mengatakan bahwa ada buku anak-anak yang memuat konten tak pantas untuk anak.
Namun peredarannya kini sudah ditarik oleh pihak penerbit Tiga Serangkai, setelah mendapat komentar pedas dari para netizen. Pihak penerbit dan penulis sendiri mengatakan ingin memberikan sex education sejak dini, tetapi malah hasilnya terlalu vulgar.
Pihak penulis dan pihak penerbit pun telah meminta maaf karena kejadian ini dan bersedia menerima buku itu kembali dan mengganti uang para pembeli buku. (Arif Purwanto)