Suatu
hari, masih dalam suasana lebaran saya berencana ingin bertamu ke salah satu
teman cewek, yang namanya Putri. Sesampai disana saya mengetuk pintu dan
terbukalah pintu itu yang ternyata ibunya yang membukakannya.
Tanpa
pikir panjang saya mananyakan “putrinya ada bu?” tapi ibu itu malah menyuruhku
masuk dan duduk. Dan kemudian terjadilah percakapan diantara kami.
Ibu:
“sebentar saya ambilkan minum”
Saya:
“oh ya, terimakasih bu, maaf mereputkan”.
Ibu:
“ah enggak kok, cumin air putih saja”.( Tak lama kemudian datang ibunya putri
dan membawa air minum) “mari nak diminum
airnya?” (sambil membuka tutup toples yang berisi kacang kulit)
Saya:
“terimakasih, oh ya putri ada bu?”
Ibu:
“putri lagi keluar tuh, sama temanya ada acara diluar. Ayo nak sambil dimakan
kacangnya, nanti kulitnya di taruh di tutup toples ini ya”
Saya:
oh iya bu, biar nggak kotor ya bu mejanya , tapi tutup toplesnya kan kecil”
Ibu:
“justru itu, biar makan kacangnya sedikit saja , maklum tinggal sedikit”
Saya:
“…!, dasar pelit” (berkata dalam hati).
Tak
lama kemudian saya pergi karena tujuan saya untuk menemui putri tidak ada di
rumah dan segera pulang. Di perjalanan pulang saya melihat yudi yang sedang duduk di tempat biasanya
nongkrong sambil menghisap sebatang rokok lalu saya menghampirinya. Lalu yudi
bertanya? “ dari mana kamu”.
Dari
rumah putri malah orangya titak ada dirumah”. Sedang asik ngobrol lalu
datanglah seseorang yang berpakaian compang camping sambil membawa sabit.
“Wow,
sangar sekali itu orang gila itu sambil membawa sabit” kata yudi? Setelah orang
gila itu pas lewat depan kami timbulah rasa iseng dari yudi “pak haji mau
kemana? Ke kebon yah?
Lalu
berhentilah orang gila itu dan menatap kearah kami dengan tatapan sang sangat
tajam dan sinis, mungkin melihat sifat yudi yang kurang baik orang gila itu
berlari mendekati kami dengan reflek dan perasaan takut karena membawa sabit
kami pun berlari dan meninggalkan motor saya disana.
Kami
berlari dengan sangat cepat tanpa sadar ternyata kami memilih jalan yang salah,
kami berlari kearah jalan yang terhalang tebok tinggi.
“Sial
jalan buntu, matilah gue, tamatlah riwayat gue”(yudi ngomel sendiri). Orang
gila itu tertawa dan berkata
“
Kena juga lo! Mau lari kemana lagi?.”.( kami terdiam dengan wajah yang sangat pucat dn sampai
membuat yudi ngompol dicelana)
“Nih,
lo ambil clurit ini. Gantian dong gue yang lari, elo yang ngejar gue ya.” Kata
orang gila.
“Sial” kata yudi dengan kesal dan perasaan yang lega. “Alhamdulillah”, kataku
dalam hati, “gue gak jadi mati. Dasar orang gila!”