Jangan Berdebat dengan Anak Atau Akan Seperti Ini Jadinya

Menanamkan nilai-nilai luhur pada diri anak adalah hal yang perlu dilakukan sejak kecil. Setidaknya, jika di berikan ilmu sedini mungkin, orang tua memiliki lebih banyak waktu untuk memberikan pengajaran kepada anak mereka.


Begitu juga dengan nilai agamis dan ketuhanan, anak-anak hendaknya diberi bekal dari ketika mereka masih kecil. Konsep-konsep ketuhanan bisa mulai ditanamkan sejak dini.

Kirun adalah salah satu yang sangat peduli dengan hal itu. Ia berusaha semaksimal mungkin memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak akan konsep ketuhanan tersebut. Ia ingin anak-anak kelak memiliki moral yang baik dan berketuhanan.

Suatu hari, seperti biasa, Kirun berkumpul dalam sebuah kesempatan untuk bercerita dan bermain dengan anak-anak. Sebagai guru agama, ia sangat antusias menanamkan nilai religious dalam diri muridnya.

Kepada para murid, ia memberikan pertanyaan untuk memancing pemahaman mereka tentang konsep surga dan neraka. Bukannya cair, terjadi adu argumen sengit antara mereka.

“Anak-anak, masih ingat tentang surga yang kemarin bapak ajarkan?”
“Masih pak” jawab anak-anak serempak.

“Sekarang bapak tanya, jika bapak menjual rumah dan mobil bapak dan memberikan semua uangnya untuk fakir miskin, apakah bapak akan masuk surga?”, tanya sang guru.
“Tidak…”, teriak anak-anak

“Jika bapak membersihkan tempat ibadah, merapikan alat-alat disana, apakah bapak akan masuk surga?”, tanya sang guru lagi
“Tidak…!”, jawab anak-anak itu dengan semangat

Sekali lagi, jawaban yang diberikan oleh anak-anak tersebut adalah “tidak”. Kirun pun penasaran dengan apa yang sebenarnya ada dalam pikiran murid-muridnya. Ia pun kembali bertanya kepada muridnya tersebut.

Ia pun bertanya, “Kalau bapak selalu berbuat baik, suka memberi permen kepada anak-anak, apa bapak akan masuk surga?”

“Tidak…!”, kali ini jawaban murid-murid itu pun sama. “Baiklah kalau begitu”, lanjut Kirun, “lalu bagaimana agar bapak bisa masuk surga?”

Suasana tiba-tiba hening, tak ada jawaban. Sejurus kemudian, seorang anak dengan percaya diri menjawab, “bapak harus mati!”

Back To Top