Cerita Kegiatan Pentas Seni di SMA yang Menegangkan - Si Budi pria asal desa Jangkar, ia sekolah di SMA Karya
Bakti. Sekolah ternama di desanya. Pada suatu hari, sekolah berencana untuk
melepas perpisahan kakak kelasya dengan acara pentas seni dan setiap siswa
harus menampilkan kebolehannya untuk pentas seni yang diadakan sekolah.
Tak terkecuali si Budi end the genk. Geng anak anak yang
sedikit kece nan keren ini, Budi,
Yudi dan Yuda. Dari namanya mungkin
kalian sudah bisa menebak pasti dalam geng kami ada yang kembar?
Benar sekali, Aku dan kakaku Yudi, kami kembar tapi tidak
identik perbedaan terlihat jelas di raut wajah dan postur tubuhku.
Pada suatu ketika saat di ruangan kelas Budi end the genk
sedang menyusun rencana apa yang harus ditampilkan besok buat pentas seni.
“Aku harus menampilkan sesuatu yang tidak akan dilupakan
oleh semua orang, tapi apaya?”, ujar Budi sambil mondar mandir di hadapan kami
berdua.
“Kamu sedang ngapain sih Bud, mondar mandir ajj.. kaya entok
yang mau kawin…!”, kataku
“Kurang ajar lo… aku sedang memikirkan buat pentas besok,
apa yah sesuatu yang wah, menarik dan tak terupakan untuk semua orang…!”
“Ahaaa…(mengagetkanku dan budi yang sedang terbengong
mencari ide) aku ada ide… aku ada ide…aku ada ide…” ujar yudi
“Apa…!” sentakku dan Budi secara bersamaan.
“Bagaimana kalau menjadi pasien rumah sakit jiwa, aku dan
Yuda menjadi petuganya, dan kamu jadi pasienya?” ujar yudi
“Trus apa yang aku lakukan?” ujar Budi.
“Kamu lari lari dengan telanjang, kan jadi terkesan nih
tidak akan dilupakan semua orang khususnya anak anak cewek” ujar yudi
“Hahaha…. Gandul gandul dong” (tawaku meledek Budi)
“Kurang ajar lo…ini serius” kata budi. Lalu anak anak dengan
riuh masuk kelas dan memecah konsentrasi
kami mencari ide. Dan tiba tiba Ela nyerobot
pembicaraan kami.
“Sedang apa” sahut ela
“Sedang cari ide” kataku
“Emang ide ilang kapan ?” ujar ela
“Jangan bercanda kamu ini serius, kami lagi cari ide buat
pentas seni besok” kata ku
“Kalian buat drama aja dalam kehidupan kalian sehari hari
disekolah missal kena marah guru saat kalian telat” saran ela
“Boleh tuh, kita kan sering telat tuh. Bagaimana kalau kita
buat drama “lagi lagi telat” itu pas banget dengan kita yang sering telat,
nanti yudi jadi pak guru saja , aku dan budi jadi diri sendiri.
Waktupun berlalu jam sekolah berakhir dan waktunya untuk
pulang, tapi kami budi end the genk belum juga pulang.
Waktu yang di tunggu tunggu pun sudah tiba dan semua orang
sibuk dengan kostum yang ia pakai sedangkan kai santai dengan seragam sekolah
yang dipakai . dan waktu yang di tunggu sudah tiba sekarang giliran kami.
Suara riuh teman teman
menambah perasaan grogi . Demam panggung merasuki tubuhku dan Budi
keringat keluar dari pori pori kulit yang sebesar bola pingpong berjatuhan.
Mau tidak mau drama ini harus dimulai. Bukan menampilkan
yang terbaik dan tak terlupakan justru
kali ini kacau. Tampilan kami sukses di kenang oleh diri sendiri bukan
orang lain ataupun para guru.
---oOo---