Budidaya Gurame, JUMARNO Mendadak Jadi Kaya Raya - Namanya Jumarno. Dia adalah seorang bujang yang hidup
sendiri di sebuah desa yang miskin. Kondisi ekonominya pun tak jauh beda dengan
kondisi desanya. Hidup sendiri tanpa orang tua dan saudara memaksa Jumarno
untuk bisa terus menghidupi dirinya.
Terlebih, Jumarno masih memiliki banyak angan yang harus
segera diwujudkan. Kerja keras dan perjuangan adalah hal yang wajib baginya.
Beberapa bulan yang lalu Jumarno adalah seorang buruh tani yang kerjany hanya
menggarapi sawah-sawah tetangganya.
Jika tidak ada sawah yang bisa digarap, dia akan mencari
uang dengan cara mencari kayu bakar lalu menjualnya pada pengusaha genteng.
Hidup Jumarno sangat jauh dari kata sejahtera kala itu.
Bisa makan nasi dengan lauk pauk yang lengkap adalah sebuah
kebahagiaan tersendiri baginya. Angannya untuk bisa memiliki kendaraan mewah
dan bisa bepergiaan bersama teman-temannya seolah hangus saat dia menatap
kondisi ekonominya.
Tapi, semuanya berubah dalam sejenak saat ia mendapatkan
sebuah kejutan. Sebuah ide cemerlang yang tak sengaja masuk kedalam pikirannya.
Ide hebat yang pada akhirnya akan merubah hidup Jumarno.
Di belakang rumah Jumarno, ia ingat masih memiliki dua kolam
yang kosong. Dia juga ingat bahwa ayahnya pernah memasukan beberapa ekor ikan gurame
disana. Dari situlah ide cemerlang Jumarno terlahir.
Setelah mengumpulkan sejumlah uang yang didapatnya dari
hasil menggarap sawah tetangganya, akhirnya Jumarno memutuskan untuk membuka
usahanya sendiri. Dia ingin membudidayakan gurame yang ada dikolam belakang
rumahnya.
Tapi, ide hanya akan menjadi ide jika tidak ada tindakan.
Jumarno ingin sekali membuka budidaya gurame. Namun dia belum punya cukup skil
dan juga pengalaman.
Dengan modal tekad yang kuat dan semangat yang gigih,
akhirnya Jumarno pergi menuju kampung sebelah untuk melihat bagaimana orang
membudidayakan gurame. Perlahan tapi pasti, dia terus belajar tanpa kenal malu
dan lelah.
Baginya ilmu adalah segalanya. Tekadnya sudah kuat sekuat
baja. Semangatnya menggebu-gebu laksana peluru. Tak ada yang bisa menghentikan
langkahnya. Rasa malu dan takut sudah hilang dari dalam kepalanya. Menguap
terkikis oleh api semangat Jumarno.
Sekitar satu bulan Jumarno belajar teknik dan cara budidaya
gurame, akhirnya dia siap untuk memulai usahanya sendiri. Membuka jalan masa
depan yang cerah. Melangkah menuju dunia yang selama ini hanya ada dalam
khayalan dan impiannya.
Sejahtera dan bahagia. Itu lah dua kata yang menjadi ambisi
Jumarno. Dengan ilmu yang sudah dia dapatkan, ia yakin sekali dia pasti bisa
memulai usahanya ini. Bermodalkan tekad dan semangat juang yang kuat, Jumarno
pulang menuju rumahnya. Dia siap menantang dunia, memulai usahanya sendiri dan
sukses untuk dirinya sendiri.
***
Pagi itu Jumarno pergi ke kolam belakang rumahnya. Di ambilnya
sesuatu yang disebut sebagai sarang ikan gurame. Didalamnya terdapat ribuan
bahkan jutaan telur gurame yang siap menetas.
Dengan hati-hati diangkatnya satu-persatu sarang gurame itu.
Dengan tekun dan teliti Jumarno memindahkan satu-persatu telur gurame yang siap
menetas kedalam baskom.
Di letakanya baskom itu di dapur sempit rumahnya. Sembari
menunggu telur-telur itu menetas, ia bersiap-siap membuat sebuah kolam dengan
plastik guna membesarkan telur-telur guramenya itu.
Tanpa kenal lelah, Jumarno terus membersihkan lahan depan
rumahnya. Lahan yang dulu hanya berupa tanah merah tak produktif, kini telah
diubahnya menajadi sepuluh kolam plastik yang indah.
Tidak singkat untuk Jumarno mengubah lahannya ini. Tapi
dengan kesabaran dan ketekunan, akhirnya Jumarno bisa melakukannya.
Setelah beberapa hari Jumarno membiarkan telur-telur
guramenya, akhirnya kini telur-telur itu sudah menetas. Siap untuk dimasukan
kedalam kolam-kolam indah buatannya.
Dengan penuh semangat dan daya juang yang kuat, Jumarno
memasukan telur-telur gurame yang sudah menetas itu.
Dengan sabar dan tekun, Jumarno merawat ikan-ikannya.
Sembari menunggu ikan itu besar dan siap untuk dijual, Jumarno kembali menerima
tawaran tetangganya untuk menggarap sawah.
Uang yang didapatkanya itu, ia gunaka untuk mencukupi
kehidupan sehari-hari. Juga membelikan pakan ikan-ikan kecilnya.
Setiap malam Jumarno tak pernah telat berdoa untuk
kesuksesan usahanya ini. Setelah selesai berdoa, Jumarno selalu menyempatkan
diri pergi melihat kolam-kolamnya.
Diperiksanya pertumbuhan ikan-ikan kecilnya. Sesekali ia
tersenyum saat melihat ikan-ikannya sudah membesar. Membuat semangat Jumarno
semakin menggebu-gebu. Siap untuk menempuh jalan yang baru.
Setelah beberapa bulan Jumarno merawat ikan-ikannya,
akhirnya ikan-ikan itu siap untuk dijual. Jumarno kembali pergi ke kampung
sebelah tempat dia menimba ilmu tempo hari.
Dia berkonsultasi mengenai cara penjualan ikannya ini. Dan
ternyata tanpa pernah dinyana, si guru Jumarno adalah seorang pengepul bibit
ikan juga. Dia memberikan tawaran bisnis yang sangat bagus untuk Jumarno.
Dengan pembagian hasil yang sesuai, Jumarno pun bersedia
menerima tawaran bisnis itu. Dia menjual
bibit-bibit ikannya keluar daerah dengan bantuan dari sang guru. Sang guru juga
memerintahkan Jumarno untuk bisa terus memproduksi bibit gurame secara continue.
***
Dua tahun sejak perjuangan awal Jumarno budidaya gurame
telah berlalu. Kini rumah yang dulu sempit dan kecil telah mengalami perubahan.
Bagian dapurnya telah disulap menjadi lebih lebar.
Menjadi tempat yang sangat cocok untuk menaruh
berbaskom-baskom telur gurame. Kolam tempat indukan guramenya juga sudah
ditambah.
Kini Jumarno sudah memiliki setidaknya sepuluh kolam indukan
gurame. Sedangkan untuk kolam pembibitannya sendiri, Jumarno memiliki 50 kolam.
Berkat budidaya gurame ini, Jumarno mendadak jadi kaya raya.
---oOo---
Cerita di atas adalah
cerita fiksi dan bukan kenyataan. Cerita tersebut dibuat untuk memberikan
motivasi dan inspirasi bagi kita yang sedang berjuang untuk mendapatkan hidup
yang lebih baik. Tetap semangat, semoga kita menjadi orang sukses di masa
depan.