Penanak Nasi (Magic Jar / Magic Comb), Cerita Pendek Ibu - Mencari cerita pendek
tentang ibu, tenang berikut ini ada tambahan lagi untuk cerpen tema ibu
yang bisa anda baca di rumah. Karya berikut ini juga mengambil kisah inspirasi
kehidupan sehari-hari yang sederhana namun sebenarnya memiliki makna yang cukup
dalam.
Pada karya ini anda akan mendapatkan gambaran bagaimana besarnya jiwa seorang ibu. Di ceritanya anda juga akan mendapatkan nasehat berharga bahwa seorang anak sebaiknya memang bisa memberikan penghargaan, apresiasi dan kasih sayang kepada kedua orang tua.
Meski seumur hidup kita habiskan untuk membalas budi orang tua tidak akan cukup namun hal-hal kecil juga sangat berarti bagi kebahagiaan orang tua.
Kisah sederhana yang diangkat dalam cerpen singkat berikut
memang sangat sederhana. Bahasa yang digunakan pun dipilih dari bahasa-bahasa
sehari-hari yang mudah dipahami. Bahasa yang digunakan sangat serasi dengan
cerita yang disampaikan, sederhana namun penuh makna.
Bagaimana, tertarik untuk membaca cerpen tersebut? Silahkan, karya ini memang dibuat khusus untuk para penggemar cerita cerpen dan pengunjung setia situs ini.
Bukan hanya satu cerita tapi sudah disiapkan beberapa kisah sekaligus yang mengambil tema seperti cerita pendek kali ini. Maka dari itu silahkan dibaca langsung, mudah-mudahan anda suka dengan kisahnya.
Bagaimana, tertarik untuk membaca cerpen tersebut? Silahkan, karya ini memang dibuat khusus untuk para penggemar cerita cerpen dan pengunjung setia situs ini.
Bukan hanya satu cerita tapi sudah disiapkan beberapa kisah sekaligus yang mengambil tema seperti cerita pendek kali ini. Maka dari itu silahkan dibaca langsung, mudah-mudahan anda suka dengan kisahnya.
Penanak Nasi
Cerita
Pendek tentang Ibu
Panggil aku Indra, aku adalah anak pertama dari 2
bersaudara. Aku berasal dari keluarga yang tidak punya, ayahku sudah lama
meninggal karena kecelakaan.
Aku bangga dengan ibuku, ibuku tetap tegar menjalani hidupnya sebagai seorang single parent, membesarkan anak-anaknya sendiri. Yang membuat bangga lagi sampai sekarang aku masih bisa merasakan bangku sekolah, dan sedang duduk di kelas 3 SMA.
Aku bangga dengan ibuku, ibuku tetap tegar menjalani hidupnya sebagai seorang single parent, membesarkan anak-anaknya sendiri. Yang membuat bangga lagi sampai sekarang aku masih bisa merasakan bangku sekolah, dan sedang duduk di kelas 3 SMA.
Kehidupan rumahku memang serba sederhana. Semua perabotan
dapur yang kami miliki adalah perabotan seadanya dan masih manual. Bahkan untuk
menanak nasi dan merebus air masih menggunakan panci jadul.
Ibuku berkeinginan untuk membeli penanak nasi listrik (magic
comb atau magic jar), namun sampai sekarang belum terwujud dan selalu kalah
dengan kebutuhan biaya sekolahku. Aku pun berkata,”Sabar ya bu, besok kalau
Indra sudah lulus sekolah, Indra mau cari kerja terus aku ingin membelikan ibu
magic comb”.
Ibu,”Sudah kamu tidak perlu memikirkan itu, yang terpenting
kamu sekolah saja, siapa tahu ibu besok punya rejeki, ibu bisa beli penanak
nasi sendiri”.
Meskipun ibuku menolak ketika aku hendak membelikan penanak
nasi listrik kepadanya, namun masih tetap berkeinginan membelikannya untuk
ibuku.
Waktu pun terus berjalan sampailah aku pada saat menegangkan
yaitu hasil dari ujian akhirku. Hari ini memang hari pengumuman kelulusan, aku
hanya bisa berharap agar aku lulus dan bisa mencari kerja. Karena dengan
bekerjalah aku bisa membelikan penanak nasi yang baru.
Aku,”Bu, hari ini pengumuman kelulusan, doa kan ya, semoga
aku lulus”, uangkapku hendak berangkat ke sekolah.
Ibu,”Iya tak doain biyar kamu lulus”.
Aku pun berangkat kesekolah dengan teman-temanku dengan
berjalan kaki. Sesampainya di sekolah aku langsung berlari karena papan
pengumuman kelulusan sudah dipasang. Aku bergegas mencari namaku di situ.
Harap-harap cemas karena aku belum juga menemukan namaku di papan pengumuman
tersebut.
Temanku,”Lulus gak Dra”.
Aku,”Belum tahu ni, bantuin nyariin si”.
Temanku,”Iya tak bantuin”.
Setelah 2 menit berlalu,”Ndra kamu lulus Ndra, nama kamu ada
diurutan nomor 30”.
Aku pun melihatnya dan ternyata benar aku lulus, aku pun mengucap syukur,”Allhamdulillah ya Allah”.
Aku pulang dengan perasaan gembira karena aku lulus. Kini
tinggal menjalankan rencana selanjutnya yaitu bekerja. Aku mencari pekerjaan ke
sana ke mari dan meminta info lowongan kepada teman-temanku. Setelah 1 minggu
berusaha akhirnya aku mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan.
Aku pun segera berpamitan kepada ibuku untuk bekerja. Karena
jarang perusahaan yang cukup jauh maka ku putuskan untuk ngekos di dekat
perusahaan tersebut.
Aku,”Bu aku pamit ya, aku mau kerja, doa kan sukses ya”.
Ibuku,”Iya nak ati-ati ya, jangan lupa sholatnya dan jangan
telat makannya”.
Aku,”Iya bu”.
Aku pun pergi dengan menaiki bus umum dengan membawa tas
berisi baju. Sesampainya aku ditempat tujuan aku mulai mencari tempat kos yang
tak jauh dari perusahaan tersebut. Setelah aku menemukan tempat kos, keesokan
harinya aku sudah bisa bekerja.
Hari-hari kulalui sebagai karyawan yang seba sibuk. Namun
semua itu kujalani denga iklas sehingga aku tidak terbebani dengan pekerjaanku.
Tak terasa aku sudah satu bulan kerja diperusahaan ini,
dunia terasa begitu cepat. Aku pun menerima gaji dari hasil kerjaku. Aku teringat
sebuah sesuatu yang mengantarkan aku kerja disni yaitu membelikan ibuku penanak
nasi listrik.
Tanpa berpikir panjang aku langsung membelinya dan mengirimkannya melalu jasa pengiriman barang. Aku pun langsung menghubingi ibuku.
Tanpa berpikir panjang aku langsung membelinya dan mengirimkannya melalu jasa pengiriman barang. Aku pun langsung menghubingi ibuku.
Aku,”Assalamu alaiku bu”.
Ibu,”Waalaikum salam”.
Aku,”Ibu bagaimana kabarnya..?”.
Ibu,”Baik nak, kamu bagaiman..?”.
Aku,”Baik bu, bu aku mengirim magic comb buat ibu, paling sebentar
lagi sampai”.
Ibu,”Allhamdulillah, memang kamu sudah gajian nak”.
Aku,”Sudah dong bu, kan sudah satu bulan kerja”.
Ibu,”Terimakasih nak ya”.
Aku,”Ibu apaan si pakai bilang terimakasih, dulu waktu masih
sekolah kan aku pernah bilang sama ibu mau membelikan ibu penanak nasi, ibu sudah
dulu ya telfonnanya”.
Ibu,”Iya nak”.
Tak lama kemudian paket yang ku kirim ke ibuku sampai. Ibuku
pun mengirim pesan singkat yang berisi,”Nak kirimannya sudah sampai, terimakasih
ya, magic comb-nya bagus”.
Ku balas,”Iya bu, aku senang kalau ibu senang dengan
pemberianku”.
Aku cukup lega karena yang aku impikan sudah terkabul.
Meskipun hanya sebuah magic comb namun setidaknya ibu menyukai apa yang aku
beri. Untuk bulan-bulan selanjutnya mungkin aku akan memberikan barang-barang
perabotan yang lain untuk ibu.
---
oOo ---
Tidak terlalu panjang, hanya
satu halaman lebih jadi jelas kita tidak bosan membaca kisah di atas.
Bagaimana, ceritanya bagus atau tidak?
Kalau bagus ya kami sangat senang, tapi kalau menurut anda cerita di atas biasa-biasa saja ya tidak apa-apa, kami mohon maaf. Sebagai tambahan, jika yang diatas kurang berkenan dihati silahkan lihat juga beberapa cerita pendek ibu lainnya yang sudah disiapkan dibagian bawah.
Sudah ada lima judul cerpen menarik yang memiliki tema seputar orang tua baik ibu maupun ayah. Bagus-bagus kok, banyak juga teman lain yang membaca cerpen tersebut.
Kalau bagus ya kami sangat senang, tapi kalau menurut anda cerita di atas biasa-biasa saja ya tidak apa-apa, kami mohon maaf. Sebagai tambahan, jika yang diatas kurang berkenan dihati silahkan lihat juga beberapa cerita pendek ibu lainnya yang sudah disiapkan dibagian bawah.
Sudah ada lima judul cerpen menarik yang memiliki tema seputar orang tua baik ibu maupun ayah. Bagus-bagus kok, banyak juga teman lain yang membaca cerpen tersebut.