Contoh Cerpen Cinta yang Menarik - Sebuah pencarian panjang terlihat
dalam judul “Akhirnya Ku Menemukanmu” ini. Sebuah cerpen cinta menarik yang
tentunya akan menjadi hiburan sekaligus teman kita diwaktu santai. Tapi seperti
apa kisah cinta yang akan dikemas oleh penulis, itu yang akan coba kita bahas
sebagai pendahuluan.
Ada banyak kemungkinan jika
kita hanya melihat dari judul cerpen tersebut. Pertama misalnya, bisa jadi
ceritanya tentang seseorang yang sudah lama mencari sebuah cinta sejati,
seseorang yang bisa meluluhkan hati dan sangat dikasihi. Nuansa yang hadir bisa
saja berupa kisah bahagia yang penuh warna.
Bisa juga, cerpen ini isinya tentang
seseorang yang telah lama mencari orang yang ia sayangi kemudian akhirnya bisa
bertemu. Bisa saja hal itu karena ada perpisahan yang terjadi sebelumnya. Bisa
juga orang yang dicari adalah orang yang dulu dikenal atau dulu dekat tetapi
kehilangan komunikasi.
Memang ada banyak kemungkinan
tetapi yang jelas kisah yang bisa ditebak dari judulnya adalah sebuah kisah
cinta yang berakhir bahagia. Bagaimana menurut anda, apakah anda punya tebakan
lain untuk judul di atas?
Tentu saja kita disini bukan
untuk main tebak-tebakan. Kita disini untuk menikmati sebuah karya cerpen cinta
sederhana buatan sendiri. Maka dari itu tidak perlu panjang lebar menebak arti
dari judul yang digunakan, lebih baik kita baca saja langsung cerita
selengkapnya di bagian bawah berikut ini.
Akhirnya Ku Menemukanmu
Cerpen
Cinta Menarik
Di udara yang masih begitu
dingin, kabut yang tebal, aku di stasiun menunggu kedatangan ibuku yang hendak
datang ke tempatku. Seperti sudah satu abad, sepuluh tahun aku tidak bertemu
dengan ibuku karena merantau mencari ilmu. Saat usia mulai matang, tepat ketika
aku mencapai 25 tahun angka kehidupan, aku begitu rindu dengan malaikat itu.
Aku menunggu, termenung di
bangku tunggu samping pintu keluar. Tidak sendiri, bukan ada yang menemani,
tapi banyak juga yang satu nasib duduk di bangku tersebut. Aku membaca koran
untuk menghilangkan sepi dalam sendiri. Tak lama kemudian ada seorang pria yang
hendak duduk di sampingku.”Boleh duduk di sini”, ungkap pria tersebut”, meminta
ijin kepadaku untuk duduk di sampingku.
“Silahkan pak”, ungkapku
mempersilahkan duduk di sampingku. “Menunggu siap.?”, ungkap pria tersebut. “Menunggu
ibuku”, ungkapku. “Dari mana.?”, ungkap pria tersebut. ‘Dari Jawa pak”,
ungkapku. “Oh Jawa”, ungkap pria tersebut.
“Bapak menunggu siapa?”,
ungkapku. “Aku menunggu isriku”, ungkap pria tersebut. “Dari mana”, ungkapku. ‘Dari
sulawesi”, ungkap bapak tersebut. “Sudah berkeluarga.?”, ungkap pria tersebut.
“Belum pak, paling sebentar
lagi, doakan saja”, ungkapku.
“Ada baiknya jangan terlalu
buru-buru, kejar cita-cita dulu baru nikah”, ungkap pria tersebut.
“Iya pak, aku pun berpikir
demikian, aku selalu berpikir agar aku bisa sukses sebelum aku menikah, tetapi
tidak tahu entar hasilnya. Yang pasti aku hanya bisa meminta doa kepada bapak”,
ungkapku. “Iya saya doain”, ungkap pria tersebut.
Sementara itu aku melihat
petugas stasiun yang memberishkan sampah dengan sangat sabarnya. Padahal bila
di lihat dan di hitung, sampah tersebut tidak bisa di hitung bisa jadi bila
terhitung berjumlah ribuan. Tetapi dia tetap teguh membersihkan sampah-sampah
tersebut dengan sabarnya tanpa mengeluh sama sekali.
Tak lama kemudian petugas
sampah tersebut menghampiriku dan membersihkahkan bagian bawah kursiku. Aku pun
berdiri sejnak agar kursi dapat dengan mudah di bersihkan oleh petugas
tersebut.
“Bapak sendirian aja
membersihkan ini semua.?”, ungkapku. “Ada teman saya, tapi dia tidak berangkat,
terpaksa saya sendiri yang membersihkan ini semua”, ungkap petugas sampah
tersebut. “Yang sabar pak ya”, ungkapku.
“Iya dek santai saja, saya sudah biasa seperti
ini, jadi tidak perlu khawatir”, ungkap petugas sampah tersebut.
Usai selesai dia mendatangi
tempat yang lain yang belum di bersihkan. Sementara aku dan pria yang mengobrol
denganku duduk kembali. Kami duduk bersama dan saling diam, karena memang tidak
ada ynga perlu di obrolkan lagi.
Sementara itu suasana stasiun
semakin siang semakin ramai dengan para penumpang dan para penunggu. Mereka
ingin berangkat ke berbagai tujuan di Indonesia.
Hari sudah siang tetapi kereta
yang menbawa ibuku belum juga sampai ke stasiun tempatku berdiri, aku pun
memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Kebetulan aku membawa sebuah bekal dari
rumah.
“Pak mari makan”, ungkapku
menawarkan sebuah makanan.
‘Iya silahkan”, ungkapnya.
Aku pun memakan makananku
dengan lahapnya. Makan dikala lapar memang membuat makanan apa saja menjadi
lezat. Usai makanan habis, aku pun meminuma minuman yang juga aku bawa dari
rumah. Dan alhamdulillah perut sudah terasa kenyang dan tidak membuatku gelisah
lagi. kini aku bisa lebih fokus menunggu kedatangan ibuku.
Usai makan aku pun pergi
mencari musholah, untuk sholat. Aku berjalan ke arah kanan terus sampai ujung
tembok. Tetapi tidak ada satupun mushola aku temui.
Aku melihat seorang petugas
kebersihan yang tadi mengobrol denganku, aku pun menanyakan kepadanya
keberadaan mushola.
“Pak mushola di mana ya”,
ungkapku.
“Itu di depan mas samping
pagar”, ungkap petugas kebersihan.
“Terimakasih ya Pak’, ungkapku.
Aku pun berjalan dengan
cepatnya menuju ke depan. Setelah sampai di depan akhirnya aku menemuka mushola
di samping pagar pembatas. Aku pun mengambil air wudhu di samping masjid
tersebut. ku usap anggota tubuhku dengan air yang suci dan mensucikan ini, dan
terasa begitu segar aku rasakan. Usai mengambil air wudhu aku pun masuk ke
masjid dan mengikuti sholat berjamaah dengan para penunggu yang lain.
Aku pun mengikuti sholat dengan
khusyunya, sementara itu jemaah yang lain pun demikian, mereka begitu khusyunya
mengikuti sholat berjamaah yang ada di msuhola kecil ini. Usai sholat kami
semua bersalam-salaman dan kemudian berdoa bersama. Luar biasa kekeluargaan
umat muslim di sini begitu kental dan membuatku begitu nyaman di sini.
Sementara itu aku mengikuti doa
yang di panjatkan oleh imam hingga berakhir doa. Aku hanya meminta agar ibuku
bisa selamat di perjalanan. Usai sholat aku berjalan lagi untuk menunggu lagi
tempat tunggu untuk menunggu ibuku.
Sore menjelang, aku belum juga
melihat ibuku keluar dari gerbang keluar. Tak lama kemudian para penumpang
kereta semuanya keluar. Aku pun mengfokuskan penglihatanku agar bisa melihat
ibuku. Tak lama kemudian ibuku menelfonku, aku pun mengangkatnya.
“Halo, kamu dimana nak.?”,
ungkap ibuku.
“Aku di bangku dekat dengan
pintu keluar”, ungkapku kepada ibuku.
“Ya sudah ibu ke sana”, ungkap
ibuku.
“Iya bu”, ungkapku dan
mematikan telfon.
Aku pun duduk kembali sembari
menunggu kedatanagn ibuku. Tak lama kemudian Ibu pun datang dan menemuiku. “Ibu”,
ungkapku sambil memeluknya. ‘Ibu sendirian.?’, ungkapku.
“O iya tidak, ibu sama
seseorang, yang pasti kamu kenal”, ungkap ibuku. “Siapa bu?”, ungkapku begitu
penasarannya. “Iya sebentar lagi orangnya juga sampai tenang aja, dia lagi di
toilet”, ungkap ibuku.
Sementara itu aku terus berpikir
dan merasa penasaran, siapakah sebenarnya yang dimaksud ibu. Tak lama kemudian
datanglah seorang wanita cantik menghampiri kami.
“Ini dia yang ibu maksud”,
ungkap ibuku. “Ini Dika kan.?”, ungkap gadis tersebut. “Iya, kamu Lisa
bukan.?”, ungkapku. “Iya”, ungkapnya.
“Akhirnya kita dipertemukan
lagi, alhamdulillah ya Allah kau telah mempertemukan kekasihku yang hilang”,
ungkapku. “Hahah, bukan aku yang ilang, kamu itu yang ilang”, ungkap Lisa.
Kami pun segera bergegas keluar
dari stasiun ini dan pulang ke rumahku. Kami pun memasukan semua barang bawan
kami dan kemudian masuk ke mobil. Kami mulai berjalan untuk menuju ke rumahku.
“Kamu tambah cantik saja sih’,
ungkapku kepada Lisa.
“Haha bisa saja, dari dulu juga
cantik”, ungkap Lisa.
“Dulu kamu tu masih ingusan
hahaha”, ungkapku.
“Sudah dong jangan ngeledek ada
ibu kamu, malu aku”, ungkap Lisa.
Jalan demi jalan kami lalui,
sementara itu kami di tengah perjalanan kami berhenti untuk membeli bahan bakar
di spbu. Usai mengisi bahan bakar kami berjalan lagi. Perjalanan begitu santai
dan menyenangkan.
Aku begitu gembira bisa bertemu
lagi dengan dua wanita yang aku cintai, mereka adalah pelita hatiku. Keberadaan dua wanita tersebut di sini membuatku sungguh nyaman dan tentram, Akhirnya Ku Menemukanmu Sayang. Karena hanya
merekalah yang ada di dalam hatiku ini. Mereka juga yang selalu ada dalam
setiap doaku setelah sholat.
Tak lama kemudian aku pun
sampai di rumahku, dan kami pun turun dari mobil. Kami pun mengambil barang
bawaan kami lalu masuk ke dalam rumah. Kini kehidupanku lebih berwarna dengan adanya
dua wanita yang aku cintai.
---
oOo ---