Contoh naskah drama broken home 8 orang pemain berikut ini adalah
sebuah drama terbaru yang ada dalam situs ini. Drama ini berjudul “hilangnya mimpi”, menceritakan bagaimana perjalanan seorang anak korban keluarga yang
berantakan karena perceraian. Ceritanya bagus, menegangkan dan cukup menarik
untuk diperankan.
Tema yang diangkat dalam karya
ini adalah tema kehidupan keluarga. Jadi kejadian-kejadian yang digambarkan
begitu mendekati seperti yang mungkin terjadi di kehidupan sehari-hari.
Karya ini bisa menjadi contoh untuk rekan semua yang sedang membuat sebuah naskah untuk dipentaskan sebagai teater atau pun seni drama.
Karya ini bisa menjadi contoh untuk rekan semua yang sedang membuat sebuah naskah untuk dipentaskan sebagai teater atau pun seni drama.
Tidak seperti karya lainnya,
drama berikut menggunakan bahasa yang sedikit baku. Dengan begitu kesan yang
didapatkan adalah suasana serius yang menegangkan.
Meski begitu, bagi yang membutuhkan tentu bisa saja menggunakan naskah ini. Jika diperlukan tinggal disesuaikan saja dengan yang dibutuhkan.
Meski begitu, bagi yang membutuhkan tentu bisa saja menggunakan naskah ini. Jika diperlukan tinggal disesuaikan saja dengan yang dibutuhkan.
Memang, akan lebih baik jika
dimainkan tetap menggunakan bahasa baku. Menggunakan bahasa baku juga bisa
dipoles kok.
Misalnya dengan menggunakan logat atau gaya pengucapan yang sesuai bahasa daerah, kan bisa lebih menarik, dan lebih lengkap naskah drama tentang korban broken home.
Misalnya dengan menggunakan logat atau gaya pengucapan yang sesuai bahasa daerah, kan bisa lebih menarik, dan lebih lengkap
Ya pokoknya bisa untuk tambahan
referensi sih. Nanti kalau kurang begitu bagus ya bisa dirubah. Kalau ingin
cerita lainnya juga sudah disediakan dibagian bawah. Sekarang lebih baik kita
pelajari dulu bagaimana naskahnya.
Hilangnya Mimpi
Naskah
Drama untuk 8 Orang Pemain
Tokoh dan Penokohan
1) Pak Somat (Kasar, pemarah, kurang
perduli terhadap keluarga)
2) Bu Inem (Cerewet, tidak
bersyukur, pemboros)
3) Aryani (Manja, pandai)
4) Rangga (Perhatian, suka menolong)
5) Cinta (Cerewet, baik hati)
6) Ahmad (Religius, sabar)
7) Mustofa (Kyai, bijaksana, suka
menolong, perhatian)
8) Fara: (Anggun, lemah lembut)
Di sebuah pinggiran kota, hiduplah satu keluarga hampir sempurna, cukup
harta dan kebahagiaan. Namun, semenjak kepergian putra kedua mereka keluarga
itu menjadi kehilangan jiwa.
Kebahagiaan berubah seketika, keluarga kini menjadi tempat yang seperti
neraka, penuh teriakan, cacian dan makian, bahkan saat dimeja makan sekalipun.
Suatu sore sang ayah pulang dengan wajah kusut dan tubuh yang berantakan….
Pak Somat: (membuka pintu dengan kasar dan melemparkan sepatu) Nem…..
Inem…..!!! (memanggil istrinya sambil
berteriak)
Bu Inem: Eh, ayah sudah pulang
ya… sini tas-nya Yah… (sambil mengambil
tas yang dipegang suaminya)
Pak Somat: Iya, sudah tahu tanya!
Makan mana makan, aku lapar!
Bu Inem: Iya ayah, kok bicaranya
kasar seperti itu, sudah ibu siapkan di meja… (ucap Inem berusaha menahan emosi)
Pak Somat: Makanan apa ini!! Apa
kamu enggak bisa masak yang lain! (dengan
nada kesal)
Bu Inem: Ayah ini kenapa sih,
dari kemarin ibu salah terus. Ibu salah apa yah, dari kemarin dibentak-bentak
terus (sambil muka cembetut)
Pak Somat: Kamu ini jadi istri
enggak becus! (pergi meninggalkan meja
makan)
Aryani: Ada apa sih bu, berisik
benar! (berteriak dari ruang tengah)
Bu Inem: Ayah kamu itu sudah
keterlaluan. Sudah, kamu buang saja makanan di meja itu! (sambil menangis dan menuju ke kamar)
Aryani: Ah, aku kan lagi belajar
bu…. Ibu saja!
Susana rumah semakin tak nyaman terutama untuk Aryani. Ia pusing
mendengarkan orang tua yang selalu ribut. Aryani pun menjadi sering melamun dan
menyendiri. Sampai beberapa hari kemudian…
Pak Somat: Yani… sini kamu, cari
sepatu ayah, buruan! (membentak dan
melotot)
Aryani: Lagi belajar yah….!
Pak Somat: Ambil sepatu ayah
dulu, ayah sudah kesiangan. Kamu kan bisa belajar nanti lagi di sekolah, lagian
perempuan bangun siang, mau jadi apa kamu!
Aryani: Iya… (dengan nada kesal, setelah itu ia kembali ke kamar untuk siap-siap
sekolah)
Bu Inem: Yani….! Bantu ibu masak
dulu….!
Aryani: Ah ibu, ini kan sudah
siang, Yani mau berangkat sekolah….
Bu Inem: Kamu ini kalau disuruh
orang tua bantah terus! Sudah sini….!
Aryani: Kenapa sih aku jadi
seperti pembantu! (sambil pergi ke dapur)
Kini Aryani menjadi sasaran atas setiap kemarahan orang tuanya. Disuruh-suruh
dan selalu salah, hingga akhirnya ia pun tak bisa menahan emosi dan ikut
marah-marah. Suatu sore…
Bu Inem: Yah, uang belanja sudah
habis, aku minta uang belanja…
Pak Somat: Apa…. Uang belanja
lagi, kemarin kan kamu baru dikasih sekarang sudah habis. Kamu ini boros benar
jadi orang! Jadi istri itu yang benar! (marah-marah
kepada istrinya)
Bu Inem: Yang kemarin kan sudah
buat belanja, kamu itu jadi suami pelit dan perhitungan! (berteriak dengan nada kesal)
Aryani: Berisik……! Bisa tidak sih
ayah dan ibu enggak berantem terus! (berteriak
dari dalam kamar)
Pak Somat: Enggak sopan kamu ya!
Sama orang tua teriak-teriak. Kamu ngapa di dalam kamar terus, bukannya
bersih-bersih rumah, rumah sudah seperti kandang ayam begini!
Bu Inem: Ayah kalau berbicara
jangan sembarangan ya, aku sudah capek yah setiap hari kerja di rumah tidak
dihargai.
Pak Somat: Kerja apa…! Sudahlah,
pusing aku di rumah (pergi meninggalkan
rumah)
Bukannya sadar, orang tua Aryani semakin menjadi, setiap hari
bertengkar dihadapan anaknya. Kini mereka saling diam tak tegur sapa. Sampai
akhirnya suatu malam terjadi pertengkaran hebat, orang tua Aryani bercerai.
Aryani semakin kalut, ia pun tak konsentrasi lagi dalam belajar di
sekolah. Teman-temannya pun menyadari hal itu dan menanyakan ada masalah apa.
Cinta: Hei, kamu lagi sakit gigi
ya Yan, dari kemarin diam aja! (dengan
suara nyaring)
Rangga: Iya tuh, tumben, kenapa
sih, ada masalah apa?
Rahmad: Iya Yan, kalau ada
masalah cerita saja sama kita, mungkin kita bisa bantu.
Aryani: Enggak ada apa – apa
kok….
Cinta: Eh, sini dulu kamu…. Kamu
anggap kita ini apa, sini cerita dulu! (sambil
menyeret lengan Aryani dan memaksanya duduk di bangku taman sekolah)
Rahmat: Yan, cerita saja, tidak
baik memendam masalah sendiri. (dengan
nada lembut)
Fara: Iya Yan… cerita saja sama
kita, kita kan sahabat.
Cinta: Sudah, sudah, kalian diam
dulu, kapan Yani mau cerita kalau kalian ribut terus.
Aryani: Iya nih… aku lagi ada masalah…
(sambil menunduk)
Ahmad: Masalah apa, uang sekolah,
atau pacar kamu ya?
Aryani: Bukan, masalah keluarga.
Sekarang orang tuaku sudah bercerai. (sambil
mengusap air mata)
Rangga, Cinta, Ahmad dan Mustofa:
Apa…..!!! (mereka pun akhirnya terdiam
sejenak)
Ahmad: Kami turut prihatin Yan
atas kejadian itu…
Rangga: Iya Yan… sabar ya…
Cinta: Terus, orang tua kamu
sekarang bagaimana?
Aryani: Ibu tetap di rumah dan
ayah pergi entah kemana (sambil menahan
isak tangis)
Fara: sabar ya Yan, masih ada
kita, kamu jangan sedih terus, kita kan juga keluarga kamu…
Ahmad: Iya Yan, kami akan selalu
ada buat kamu…
Rangga: Benar Yan…
Aryani: Terima kasih ya
teman-teman….
Melihat sahabatnya yang tetap saja sedih, akhirnya satu bulan kemudian,
teman-teman Aryani pun mengajak Aryani datang ke guru ngaji. Mereka ingin
Aryani mendapatkan nasehat dan dukungan agar bisa tetap semangat hidup.
Fara: Yan, yuk ikut kita…
Aryani: Kemana, enggak lah…
Rangga: Udah, ikut saja…
jalan-jalan kok tenang saja… dari pada di rumah.
Cinta: Iya yuk (sambil menggandeng tangan Aryani)
Sesampainya di tempat yang dituju…
Ahmad: Assalamu’alaikum….
Pak Mustofa: Waalaikum salam….
Oh, nak Ahmad, mari-mari silahkan…
Ahmad: Terima kasih pak, (sambil mengikuti pak Mustfa) kok ramai
sekali pak
Pak Mustofa: Iya nih, anak-anak
sedang latihan…
Ahmad: Oh iya pak, kenalkan ini
teman-teman saya, Rani, Rangga dan Cinta…
Pak Mustofa: Oh iya, teman
sekolah ya. Saya Mustofa, pengurus pondok ini…
Fara: Oh…..
Rangga: Eh… itu siapa pak, pandai
benar menarinya?
Pak Mustofa: Iya Nak, itu murid
baru disini. Meski dia tidak punya tangan tapi ia berbakat, semangatnya tinggi
benar!
Ahmad: Bangga ya pak melihat
anak-anak seperti itu..
Pak Mustofa: Iya benar, sebagai
seorang penerus bangsa, anak-anak memang harus terus semangat dalam keadaan
apapun. Tidak boleh kalah karena masalah, musibah, atau cobaan… orang-orang
yang kurang beruntung seperti mereka saja bisa semangat, kenapa kita tidak…
Cinta: Iya, benar sekali pak…
Mereka pun duduk di serambi rumah sambil melihat anak-anak pondol
latihan. Di sela-sela perbincangan itu, Ahmad pun menceritakan keadaan yang
sedang dialami oleh temannya. Pak Mustofa pun memberikan nasehat berharga
kepada mereka terutama Aryani.
Pak Mustofa: Hidup itu terlalu
berharga untuk dibawa sedih nak. Sama dengan mereka, semua orang pasti memiliki
kekurangan tetapi kita tidak boleh terpuruk dan hanya meratapi kekurangan kita.
Apalagi kalau kita sedang ada cobaan atau masalah, itu tandanya Alloh sedang
meningkatkan kemampuan kita…
Cinta: Tapi kan kami belum mampu
seperti bapak… kami kan masih anak sekolah pak…
Pak Mustofa: Maka dari itu, fokus
saja pada cita-cita, belajar yang rajin, ibadah jangan ditinggalkan.
Insyaalloh, Alloh akan senantiasa menjaga dan membimbing kita.
Aryani: Saya harus bagaimana pak…
orang tua saya sudah bercerai dan sekarang saya tidak tahu ayah saya dimana… (sambil menangis)
Pak Mustofa: Sabar nak Yani… berdoa
agar ayah dan ibu tetap diberi kesehatan dan diberi petunjuk. Mereka adalah
orang tua kamu, jangan benci mereka tapi doakan mereka.
Setelah lama berbincang-bincang akhirnya mereka pulang karena waktu
sudah sore. Meski sudah mendapat nasehat, Aryani tak bisa bertahan dari
kesedihan, ia tidak masuk sekolah beberapa hari. Ia hanya mengurung diri di
kamar dan mulai keluar dengan anak jalanan. Sampai suatu hari sahabatnya datang
dan memarahi dia.
Cinta: Yan, kamu tidak sekolah
kok disini! Dasar kamu ya…
Aryani: Sudahlah, kalian tidak
perlu perdulikan aku!
Fara: Yan, kamu tidak boleh
begitu…. Ingat Yan, kamu harus tetap sekolah
Aryani: Mau sekolah pakai apa,
uang saja tidak ada!
Cinta: Heh…. Kamu jadi orang
jangan pesimis ya! Kalau kamu seperti itu kamu tidak akan lebih baik dari orang
tua kamu, kamu sadar enggak sih!
Ahmad: Ingat Yan, masa depan kita
masih panjang…
Aryani: Tapi kalian tidak akan
bisa bantu aku! (Sambil menangis
terisak-isak)
Cinta: Sudah, tidak usah banyak
bicara kamu! Aku tidak mau tahu, besok kamu harus sekolah, yang lain biar kami
yang urus.
Ahmad: Iya Yan, hargai kami
sebagai sahabat kamu!
Rangga: Benar Yan, kami sayang
sama kamu, jangan biarkan kami kehilangan sahabat terbaik kami. Kami janji
tidak akan tinggal diam dengan masalah yang kamu hadapi..
Akhirnya, Aryani sadar hidupnya harus dilanjutkan meski orang tuanya
bercerai. Kini Aryani memutuskan untuk tidak perduli dengan keluarganya dan
lebih fokus dengan belajar. Teman Aryani pun mendukung dengan mencarikan dia
pekerjaan untuk membayar uang sekolah agar tidak bergantung pada ibunya.
Aryani: Baiklah… aku bersedia
menerima tawaran kalian, tapi bantu aku ya
Rangga: Ya Alloh Yan, sudah
tenang saja, kita akan atasi ini semua bersama-sama. Syaratnya kamu harus yakin
dan semangat, tidak usah lagi berpikir masalah lain.
Cinta: Iya Yan, nanti aku akan
bilang sama ibu kamu agar mengizinkan kamu membantu aku…
Fara: Benar, biar Cinta yang
mengatur masalah ibu, sekarang kamu fokus masalah belajar, dan yang terpenting
jangan boros sama air mata.
Rangga: Iya ya…. Nanti banjir
Aryani: Ih…. Awas ya kamu menggoda aku lagi….
Akhirnya, Aryani pun selamat dari pengaruh buruk kelakuan orang tuanya
yang tidak bisa di contoh. Ini Aryani semakin semangat belajar dan giat
bekerja.
---
oOo ---
Dari cerita di atas ada pesan
moral yang bisa diambil, naskah drama broken home 8 pemain hilangnya mimpi. Pesan moralnya adalah jangan menjadikan cobaan dan
ujian sebagai penghalang untuk menggapai hidup yang lebih baik.
Tetap semangat dan raih masa depanmu agar kelak bisa menjadi lebih baik dari orang tuamu. Eh, tunggu dulu, selain naskah di atas masih ada beberapa naskah lain kok.
Coba lihat dibagian bawah, sudah disiapkan beberapa judul drama menarik dengan tema seputar keluarga. Silahkan dipelajari juga ya, sayang kalau hanya melihat satu judul saja, benar bukan?
Tetap semangat dan raih masa depanmu agar kelak bisa menjadi lebih baik dari orang tuamu. Eh, tunggu dulu, selain naskah di atas masih ada beberapa naskah lain kok.
Coba lihat dibagian bawah, sudah disiapkan beberapa judul drama menarik dengan tema seputar keluarga. Silahkan dipelajari juga ya, sayang kalau hanya melihat satu judul saja, benar bukan?
Tag :
Kehidupan,
Naskah Drama