Masih dengan contoh cerita cerpen pendidikan, kali ini cerpen tersebut berjudul "pena kesayangan". Seperti kisah yang sudah kita baca sebelumnya, cerpen singkat ini juga mengisahkan seputar pelajar dan berkaitan dengan pendidikan.
Bagus, menarik dan belum pernah dibagikan sebelumnya, jangan sampai dilewatkan ya! Cerpen kali ini ditulis dengan bahasa yang sederhana hingga mudah dimengerti.
Tata bahasa yang digunakan diambil dari bahasa sehari-hari yang memiliki makna lebih jelas. Selain itu dalam cerpen ini juga jarang ditemukan istilah-istilah yang susah dimengerti.
Tentu saja karya seperti ini sangat cocok untuk rekan pelajar atau anak sekolah. Sedikit bocoran untuk ceritanya, cerpen ini mengisahkan beberapa pelajar yang bersahabat erat.
Nah, salah satu dari mereka sedang ulang tahun dan sahabat lain pun menyiapkan kejutan kecil bagi sahabat yang sedang ulang tahun tersebut.
Suasana dalam cerpen tersebut sangat menyenangkan, begitu bahagia para pelajar tersebut. Sampai pada akhir cerita sepertinya tidak ada hal yang sedih kecuali suasana haru antara mereka.
Penasaran dengan lanjutan ceritanya bukan? Makanya lebih baik dibaca dulu cerpen pendidikan tersebut dibawah ini, spesial untuk anda semua!
Tata bahasa yang digunakan diambil dari bahasa sehari-hari yang memiliki makna lebih jelas. Selain itu dalam cerpen ini juga jarang ditemukan istilah-istilah yang susah dimengerti.
Tentu saja karya seperti ini sangat cocok untuk rekan pelajar atau anak sekolah. Sedikit bocoran untuk ceritanya, cerpen ini mengisahkan beberapa pelajar yang bersahabat erat.
Nah, salah satu dari mereka sedang ulang tahun dan sahabat lain pun menyiapkan kejutan kecil bagi sahabat yang sedang ulang tahun tersebut.
Suasana dalam cerpen tersebut sangat menyenangkan, begitu bahagia para pelajar tersebut. Sampai pada akhir cerita sepertinya tidak ada hal yang sedih kecuali suasana haru antara mereka.
Penasaran dengan lanjutan ceritanya bukan? Makanya lebih baik dibaca dulu cerpen pendidikan tersebut dibawah ini, spesial untuk anda semua!
Pena Kesayangan
Cerpen tema Pendidikan Oleh Irma
Hari ini Davinna ulang tahun, beberapa sahabatnya di sekolah
telah menyiapkan sebuah kejutan untuknya, pulang sekolah. Seperti biasa,
anak-anak kelas Davinna belajar semangat untuk mendapatkan ilmu yang
bermanfaat.
Di sekolah mereka, memang sangat jarang anak malas, semua
murid dibina dengan bakat yang dimiliki masing-masing. Jadi di sekolah itu
memang tidak ada murid yang bodoh, semua pandai di bidangnya masing-masing.
Setelah menjalani kegiatan seperti biasanya, beberapa teman
Davinna berkumpul di taman sekolah, Eva, Dimas, Yogi dan Mae, semua sudah siap
dengan bingkisan kecil.
Mereka hari ini akan mengajak Davinna untuk makan bakso kesukaannya, lengkap dengan berbagai hadiah yang sudah disiapkan.
Mereka hari ini akan mengajak Davinna untuk makan bakso kesukaannya, lengkap dengan berbagai hadiah yang sudah disiapkan.
Dalam acara ulang tahun tersebut tidak ada acara yang aneh,
ceplok telur, lempar tepung, semua tidak ada kecuali perayaan kecil yang hangat
lengkap dengan kue ulang tahunnya.
Setelah kelas bubar mereka pun segera memaksa Davinna untuk pergi. Mereka tahu bahwa Davinna harus membantu ibunya dan tidak ada waktu untuk bermain, karena itu mereka memaksa Davinna.
Setelah kelas bubar mereka pun segera memaksa Davinna untuk pergi. Mereka tahu bahwa Davinna harus membantu ibunya dan tidak ada waktu untuk bermain, karena itu mereka memaksa Davinna.
“Kalian ini mau ajak ke mana sih, kompak amat!”
“Sudah tenang saja, semua sudah diatur, kamu gak akan
dimarah ibu kamu kok!”
“Wow, sepertinya kalian punya rencana jahat ya?”
“Enak saja, sudah diam, nanti kamu tahu sendiri!”
Akhirnya mereka pun sampai di lokasi warung bakso
kesayangan, di sana Davinna terkejut karena suasana warung sedikit aneh.
Semua yang ada disana bernuansa sesuatu yang Davinna suka, warna dinding, hiasan, bahkan sudah tersedia hidangan yang paling Davinna suka.
Semua yang ada disana bernuansa sesuatu yang Davinna suka, warna dinding, hiasan, bahkan sudah tersedia hidangan yang paling Davinna suka.
Akhirnya, “selamat ulang tahun ya sayang, semoga panjang
umur, tambah pintar dan tambah sayang sama kita”, ucap teman-teman Davinna
serentak.
“Oh, jadi ini semua…”
“Iya, sudah sekarang kami punya hadiah untuk kamu”
Satu persatu mereka memberikan hadiah kepada Davinna.
Diantara hadiah itu satu yang berkesan adalah hadiah pemberian dari Mae, sebuah
pena cantik warna-warna lengkap dengan gantungan kunci. “Terima kasih
teman-teman, terima kasih banyak…”, ucap Davinna sambil meneteskan air mata.
“Kalian sudah sangat baik padaku, sekarang aku akan
memberikan ucapan terima kasih”, rupanya Davinna sudah tahu bahwa
teman-temannya telah menyiapkan acara tersebut untuknya. Maka, jauh-jauh hari
ia juga sudah menyiapkan sebuah benda kecil untuk tanda persahabatan antara
mereka semua.
“Ini bukan apa-apa, ini adalah tanda bahwa kalian sangat
berarti bagiku”, ucap Davinna sambil membagikan sebuah pena kecil untuk Eva,
Dimas, Yogi dan Mae. “Sahabat untuk selamanya”, ucap Davinna kemudian yang
disambut riuh oleh para sahabatnya.
Sejak saat itu, di kelas mereka tak pernah meninggalkan pena
tersebut. Pena pemberian Davinna menjadi pena kesayangan tanda persahabatan dan
keberuntungan. Pena tersebut selalu ada disaku mereka meski mereka tidak pernah
menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari.
Pena ajaib yang memiliki nilai sangat mahal tersebut
dijadikan simbol semangat dalam belajar. Mereka menggunakan pena itu ketika
mereka akan menghadapi tes, ulangan, semester dan juga ujian kenaikan kelas.
Berkat persahabatan yang erat, saling membantu satu sama
lain mereka semakin bersemangat belajar. Suasana belajar menjadi lebih
menyenangkan, bukan hanya ketika didalam kelas tetapi ketika mereka mengerjakan
tugas di rumah.
“Aku sangat senang, akhirnya kita bisa menyelesaikan
pelajaran dengan baik”, ucap Davinna suatu sore di rumah Eva.
“Kamu benar Davinna, kita semakin pandai, dan aku yakin kita
pasti akan lulus dengan nilai memuaskan”, jawab Eva.
“Benar, apalagi aku, aku pasti peringkat pertama”, ucap Yogi
menimpali yang diikuti dengan sorak-sorai mereka bersama.
“Sudah, kita tidak boleh sombong, kita tetap harus lebih
giat belajar”, lanjut Mae
“Iya, kalian benar, tapi jangan lupa jaga kesehatan dan
tetap bantuin aku jualan di sekolah ya”, ucap Davinna lagi sambil tertawa.
“Hu….dasar kamu”, ucap yang lain sambil menyambut tawa
Davinna.
Setelah menyelesaikan tugas dari guru akhirnya mereka
bercanda bersama-sama. di rumah Eva mereka juga disambut dengan sangat baik.
Orang tua Eva, dan orang tua yang lain, sangat senang melihat anak-anak mereka semangat dan rajin belajar. Apalagi sudah terbukti mereka selalu mendapatkan nilai yang bagus di sekolah.
Orang tua Eva, dan orang tua yang lain, sangat senang melihat anak-anak mereka semangat dan rajin belajar. Apalagi sudah terbukti mereka selalu mendapatkan nilai yang bagus di sekolah.
--- Tamat ---