Cerpen tentang Pelajaran Sekolah, Guru Matematika Sadis - Rekan pelajar biasanya paling suka cerpen pelajaran di sekolah, nah berikut ada satu kisah menarik yang bisa kita baca. Kisah ini mengenai seorang guru matematika yang dianggap begitu sadis dan kejam.
Seru deh ceritanya. Bisa dibayangkan bukan? Pelajaran matematika yang sulit diajarkan oleh guru yang kejam dan sadis. Pasti murid-murid nya pandai-pandai.
Pokoknya cerita ini memang lumayan bagus untuk kita baca. Cerpen yang berjudul “Guru Matematika yang Sadis” ini adalah sebuah cerpen yang cukup singkat.
Cerpen ini jika dicetak kira-kira hanya satu lembar kertas lebih sedikit. Jadi sangat cocok untuk kita baca sebagai hiburan atau untuk bahan belajar membuat cerpen.
Pokoknya cerita ini memang lumayan bagus untuk kita baca. Cerpen yang berjudul “Guru Matematika yang Sadis” ini adalah sebuah cerpen yang cukup singkat.
Cerpen ini jika dicetak kira-kira hanya satu lembar kertas lebih sedikit. Jadi sangat cocok untuk kita baca sebagai hiburan atau untuk bahan belajar membuat cerpen.
Bahasanya sederhana dan mudah dimengerti tapi pesan moral yang disampaikan bagus. Dari pada penasaran baca saja langsung ceritanya di bawah ini!
Guru Matematika yang Sadis
Cerita Oleh Gunarto
Dalam gurau kami terbahak-bahak sesudah pelajaran agama. Karena guru agama adalah orang yang sangat humoris, hingga ia di senangi oleh murid murid di sekolah kami.
Berbeda dengan guru matematika ku. Dia adalah sosok yang menyeramkan bagi kami menganggapnya bukan guru tetapi preman sekolah yang berseragam.
Ya mungkin itu cerita ku kali ini.
Berbeda dengan guru matematika ku. Dia adalah sosok yang menyeramkan bagi kami menganggapnya bukan guru tetapi preman sekolah yang berseragam.
Ya mungkin itu cerita ku kali ini.
Aku saat itu duduk di kelas 1 SMP. Sekolah di ujung jalan kecamatan. Orang menganggap bahwa sekolah kami adalah sekolah yang berkualitas. Tapi angker.
Bagi orang yang belum tahu yang sebenarnya menganggap sekolah kami adalah sekolah yang berkualitas.
Bagi kami setelah masuk di sekolah ini kami merasa terkadang ingin keluar karena kami tidak tahan dengan kelakuan guru matematika kami.
Bagi orang yang belum tahu yang sebenarnya menganggap sekolah kami adalah sekolah yang berkualitas.
Bagi kami setelah masuk di sekolah ini kami merasa terkadang ingin keluar karena kami tidak tahan dengan kelakuan guru matematika kami.
Pak supardi namanya. Ya pak Pardi nama sapaan nya di kalangan guru guru. Dia memang ada baiknya sedikit, dia di kenal sebagai guru yang ramah di kalangan guru guru.
Tapi itu di kalangan guru guru, lain lagi dengan kita sebagai muridnya.
Kami menganggap pak Supardi adalah guru yang sangat galak dan egois. Kami menganggap seperti itu karena pada kenyataannya memang seperti itulah guru kami yang satu itu.
Dia selalu mengajar dengan nada keras dan selalu menindas murid muridnya dengan tugas yang susah di kerjakan. Biar belajar alasannya.
Tapi itu di kalangan guru guru, lain lagi dengan kita sebagai muridnya.
Kami menganggap pak Supardi adalah guru yang sangat galak dan egois. Kami menganggap seperti itu karena pada kenyataannya memang seperti itulah guru kami yang satu itu.
Dia selalu mengajar dengan nada keras dan selalu menindas murid muridnya dengan tugas yang susah di kerjakan. Biar belajar alasannya.
Suatu ketika kami semua mendapat tugas darinya berupa soal yang terdiri dari isian ganda dan isian rincian.
Aku sendiri adalah murid yang bodoh karena pada saat itu aku tidak mengerti mengerti tentang pelajaran matematika.
Dia pun akhirnya memberikan soal itu. Dan keesokan harinya tibalah saatnya kami semua mengumpulkan tugas yang kemarin ia berikan kepada kami.
Tapi apa yang terjadi. Pak Pardi marah marah karena semua jawaban yang kami kerjakan semuanya mirip dan sama dengan murid murid yang ada di kelas.
Kebetulan murid di kelas kami ada sekitar 30 orang, cerpen tentang pelajaran matematika. Sebelumnya kami memang mengakui kami menyontek punya teman kami yang bernama Ipin.
Dia adalah teman kami yang jago matematika. Tapi pada akhirnya kami ketahuan kami menyontek. Kami pun mengakui perbuatan kami karena memang kami telah menyontek jawaban pelajaran matematika itu dari teman kami.
Aku sendiri adalah murid yang bodoh karena pada saat itu aku tidak mengerti mengerti tentang pelajaran matematika.
Dia pun akhirnya memberikan soal itu. Dan keesokan harinya tibalah saatnya kami semua mengumpulkan tugas yang kemarin ia berikan kepada kami.
Tapi apa yang terjadi. Pak Pardi marah marah karena semua jawaban yang kami kerjakan semuanya mirip dan sama dengan murid murid yang ada di kelas.
Kebetulan murid di kelas kami ada sekitar 30 orang, cerpen tentang pelajaran matematika. Sebelumnya kami memang mengakui kami menyontek punya teman kami yang bernama Ipin.
Dia adalah teman kami yang jago matematika. Tapi pada akhirnya kami ketahuan kami menyontek. Kami pun mengakui perbuatan kami karena memang kami telah menyontek jawaban pelajaran matematika itu dari teman kami.
Akhirnya kami pun mendapatkan hukuman tarik telinga dan cambuk betis. Begitu kuatnya hukuman itu sampai sampai teman kami yang perempuan ada yang menangis karena tidak tahan di cambuk betisnya.
Sungguh kejam guru ini dalam hatiku. Aku sendiri tidak bisa melawan dengan guru kami karena kami menghargai dan menghormati guru ku itu.
Sungguh kejam guru ini dalam hatiku. Aku sendiri tidak bisa melawan dengan guru kami karena kami menghargai dan menghormati guru ku itu.
Beberapa saat hukuman pun disudahi. Dengan perasaan takut kami terpaksa melanjutkan pelajaran kami dan kami paksakan untuk mengerti semua pelajaran itu.
Tapi memang sebenarnya kami tidak mengerti sama sekali pelajaran itu. Karena aku sendiri nol dengan pelajaran matematika.
Bagi ku matematika adalah momok menakutkan karena guru kami memang simbol yang sangat menakutkan. Hari hari kami jalani dengan ketakutan yang luar biasa.
Tapi memang sebenarnya kami tidak mengerti sama sekali pelajaran itu. Karena aku sendiri nol dengan pelajaran matematika.
Bagi ku matematika adalah momok menakutkan karena guru kami memang simbol yang sangat menakutkan. Hari hari kami jalani dengan ketakutan yang luar biasa.
Tidak seharusnya guru menghukum murid muridnya sampai seperti itu. Karena guru seharusnya mengajar dengan ikhlas dan bijaksana agar murid muridnya pandai dan dapat melanjutkan sekolah yang lebih tinggi.
Bahkan ada beberapa di antara teman kami yang putus sekolah karena tidak tahan dengan semua pelajaran dan guru matematika kami itu.
Kepala sekolah kami sebelumnya juga telah memperingatkan guru matematika kami itu tapi pada kenyataannya guru itu tidak kunjung berubah sifatnya.
Kepala sekolah kami sebelumnya juga telah memperingatkan guru matematika kami itu tapi pada kenyataannya guru itu tidak kunjung berubah sifatnya.
Aku sendiri terkadang ingin sekali pindah sekolah tapi aku tidak bisa karena sekolah ku adalah sekolah yang dekat dengan rumah ku jadi aku bertahan sampai kapan pun demi ilmu.
…… Sekian …….
Ya, sebagai seorang pelajar memang sudah sewajarnya jika kita berjuang keras untuk belajar berbagai ilmu, tidak terkecuali juga dengan pelajaran matematika.
Kalau kita rajin dan lebih giat belajar, bahkan untuk pelajaran matematika yang terkenal sulit sekalipun kita pasti bisa mengikutinya dengan baik.
Makanya, ada hikmah dari cerpen Guru Matematika yang Sadis tersebut. Ya sudah, itu saja, silahkan lanjut ke cerpen selanjutnya.
Kalau kita rajin dan lebih giat belajar, bahkan untuk pelajaran matematika yang terkenal sulit sekalipun kita pasti bisa mengikutinya dengan baik.
Makanya, ada hikmah dari cerpen Guru Matematika yang Sadis tersebut. Ya sudah, itu saja, silahkan lanjut ke cerpen selanjutnya.