Salahkah Tuhan?

Cerpen adalah sebuah karya sastra yang dapat dikaji lebih dalam. Sebagai contoh kita bisa mengulik kerangka dari karya tersebut. Nah, yang akan kita hadirkan kali ini adalah sebuah contoh cerpen singkat yang akan dilengkapi dengan kerangkanya sekaligus. 

Judul cerpen yang akan diangkat kali ini adalah "salahkah tuhan". Kalau dari judulnya sudah cukup menarik ya. Bisa membuat penasaran bahkan ketika hanya membaca judulnya saja. 

Karya yang satu ini masih masuk dalam kategori singkat. Kalau diketik, sekitar 3 halaman. Tidak lebih. Kalau jumlah kata dalam cerpen ini yaitu 1.300 kata, kurang lebih. 

Karena kita akan membahas mengenai kerangka cerpen maka langsung kita baca dulu ya. Berikut selengkapnya.




Nah itu tadi sudah ada cerpen yang akan kita buat analisa kerangka cerpen. Pertama tentu harus dibaca terlebih dahulu bagaimana isi dari karya tersebut. Baru setelah itu kita bisa membahas isinya. 

Kita bahas terlebih dahulu mulai dari catatan yang berhubungan dengan karya di atas ya. Ada beberapa catatan yang perlu diperjelas dalam karya tersebut. Selengkapnya sebagai berikut.

Catatan
*1 Sebutan untuk kaum Ibu di Sumatera Barat.
*2 Orang yang membantu untuk mengangkat-angkat barang di pasar.
*3 Perayaan yang diadakan bagi seseorang yang telah tamat membaca Al-Quran
*4 Air untuk penyiram kubur.
*5 Pepatah adat Minangkabau.

Sudah ya. Kita masuk ke unsur - unsur yang ada dalam karya cerpen berjudul salahkan tuhan? di atas. Kita akan bahas lebih detail mengenai tema, amanat, tokoh dan penokohan serta berbagai unsur lain dalam cerpen. 

Tema : kehilangan orang yang dicintai.
Amanat :
· Jangan terlalu cepat menilai seseorang.
· Harus sabar dalam menghadapi masalah.
· Satiap kejadian itu pasti ada hikmahnya.

Tokoh dan penokohan :
· Dia (Khairil) : memikirkan keadaan orang lain, baik.
· Ibu : memikirkan untuk hal yang akan datang, perhatian.
· Nenek : penurut.
· Ayah : kurang perhatian pada keluarganya.
· Kak Aisyah : baik, penolong
· Paman : kurang bertanggung jawab.
· Mama : Pemarah, tidak memikirkan keadaan orang lain.

Latar :
· Waktu : pagi hari, siang hari, malam hari dan subuh.
· Tempat : Rumah, Sekolah, rumah Kak Aisyah, pekuburan dan rumah mama.
· Suasana : menggembirakan, menyedihkan dan menakutkan

Sudut pandang :
Sudut pandang impersonal (berdiri di luar cerita, serba melihat, serba mendengar, serbatahu, melihat sampai kedalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh).

Gaya bahasa :
Lugas, mudah dimengerti, di pahami.

Konflik :
· Khairil terlalu menyayangi keluarganya
· Mendapatkan ujian kehilangan orang-orang yang disayanginya
· Tinggal dengan orang-orang yang di bencinya

Back To Top