Puisi 5 bait tentang ibu, “untukmu yang selalu khawatir” berikut ini dipersembahkan khusus untuk para ibu semua yang ada di dunia, dunia ini maupun dunia itu. Ini merupakan luapan perasaan sayang dari seorang anak.
Sayang enggak sama ibu, pasti sayang bukan? Nah, maka dari itu, mumpung sambil belajar membuat puisi kita ambil saja tema tentang mama. Sekalian belajar sekalian kita mengekspresikan diri.
Karya puisi ini kita pilihkan yang singkat saja agar tidak memusingkan. Kita siapkan puisi yang sederhana dengan segala kekurangannya.
Rekan pelajar dan pembaca semua silahkan menikmati karya ini. Mudah-mudahan bisa berkenan dan sesuai dengan harapan. Kalau tidak sesuai ya mohon maaf sebesar-besarnya ya. Yuk kita baca.
Untukmu yang Selalu Khawatir
Puisi 5 Bait tentang Ibu oleh Irma
Duduk termenung, angan terbang
Mata menyorot tajam, kosong
Di beranda, di singgasana dapur, dimana
Kau ingat
Aku baik, adanya
Bu tenanglah
Aku jaga diri
Seperti adanya
Tak ku lupa
Nasehat arah mu
Camkan, ku lakukan
Ku selalu taka pa
Usah kau takut
Usah cemas selalu
Doa mu mengiring jalan
Meraih angan harapan
Ku baik saja, ibu
Kau begitu, ku harap
Sehat, selamat
Berkat restu ikhlas doamu
Namanya jua seorang ibu, pasti akan selalu khawatir dengan putra putrinya. Apalagi jika putra-putrinya terpisah jarah dan waktu. Harus kita tahu sebagai anak, mereka akan selalu memikirkan kita. Dimanapun berada.
Ibu akan selalu takut, cemas dan was-was akan keadaan kita, “apakah kita baik-baik saja.” Bahkan mungkin beliau akan melakukan hal-hal yang menyebalkan, seperti selalu menghubungi kita setiap waktu hanya untuk menanyakan sudah makan apa belum dan sebagainya.
Itulah kasih sayang seorang ibu. Bersyukur kita memiliki ibu yang begitu sayang dan cinta kepada kita.
Pada puisi kita di atas, digambarkan seorang ibu duduk termenung, melamun memikirkan anaknya. Ada rasa khawatir yang begitu besar padanya hingga kadang pandangan matanya kosong, tajam.
Sang ibu akan selalu ingat, khawatir dengan anaknya yang jauh disana. Sungguh menyentuh dan mengharukan sekali ya. Jadi sedih kalau mengingatnya.
Kalau kita lihat ke bait kedua, karya puisi di atas seolah menggambarkan percakapan antara seorang ibu dan anaknya. Di bait kedua ini digambarkan sang anak mengatakan, meyakinkan kepada sang ibu bahwa ia baik.
Bait – bait berikutnya pun seperti ini. Digambarkan sang anak seolah ingin, berusaha sekuat tenaga, menghilangkan ketakutan yang ada dibenak sang ibu. Sungguh romantis ya?
Kasih sayang seorang ibu membentang, menjadi alur untuk langkah kita yang gemilang. Tak salah jika sekarang kita luangkan waktu sejenak, memeluk dan mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kita padanya.
Semoga, apa yang disampaikan dalam puisi ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Silahkan rekan lanjut ke beberapa puisi ibu lainnya yang sudah disiapkan. Kalau sudah selesai, jangan lupa untuk berkunjung lagi besok.