Aku dan Berita Bola Hari Ini yang Membuat Meleleh Perih Merindukan Kekasih – Bola Indonesia, bola liga inggris, berbagai informasi olahraga terbaru membentang di layar ponsel. Entah, aku juga sebenarnya tidak menghendakinya.
Jariku menari begitu saja, tak ada pikiran sama sekali untuk mengetahui hal-hal seperti itu. Wajar, aku adalah seorang perempuan, tak seberapa dengan hal semacam itu.
Beberapa headline terlewat, jariku semakin lincah menari. Meski tak sepenuhnya ku baca, jemari ini seolah menikmatinya, bak mengoleskan warna-warni gincu di bibir.
Ada berita bola liga spanyol, vivanews semua melintas di layar ponsel android dalam genggaman. Sekejab, apa-apa yang menjadi trend tak luput dari pengawasan sinar mata yang teduh ini.
Kalau saja kamu tahu, ini bukan masalah hobi atau kegemaran. Ini adalah masalah kenangan, kekasih.
Ya, aku memang sedang gila. Hal yang tak berkaitan saja bisa berkaitan. Apalagi hal yang jelas-jelas mengingatkan aku pada dirinya.
Juantonio, ia adalah belahan jiwa yang sedang jauh dimata, namun dekat di hati. Kekasihku, sudah satu bulan ia pergi – menjalankan tugas.
Aku sebenarnya sudah tahu, hal seperti ini pasti akan sering terjadi. Tapi cinta di hatiku buta, mungkin. Nyatanya cinta ini tak peduli jika aku akan sering kesepian, sendiri menahan kangen.
Jujur ya, tak kuharapkan perpisahan model ini. Perih rasanya, sakit juga kadang. Menahan rindu serasa lebih sulit dari mengobati patah hati.
Bagaimana tidak, dalam banyak hal aku sering membayangkan wajah Juantonio. Sulit konsentrasi, banyak gangguan. Jarang sekali bisa fokus.
Sudah setengah jam berlalu. Niat yang tadinya hanya iseng, update berita terbaru ternyata justru kebablasan.
Senyam-senyum sendiri membaca hal-hal yang berkaitan dengan bola. Bukan bola-nya, tapi kenangan yang kami miliki berdua.
Senyam-senyum sendiri membaca hal-hal yang berkaitan dengan bola. Bukan bola-nya, tapi kenangan yang kami miliki berdua.
Tanpa terasa, layar smarphone ini sudah mulai terasa panas. Hangat yang tadinya nyaman berubah, jari-jari ini menjadi risih. “Ah… lagi dan lagi. Sama seperti kemarin…” keluhku tak bisa mengendalikan diri.
“Selalu saja begini, molor dan tidak konsisten. Kalau sudah begini kan aku jadi repot juga. Juant… tahukah kamu bagaimana sulitnya aku menahan rindu tanpamu”
Tiba-tiba pandanganku terganggu pada satu headline, tentang berita bola liga champions jadwal hasil. “Dia pasti tak akan pernah melewatkan ini.
Pasti, kekasih saja bisa diabaikan” gumamku sambil membuka tautan berita online yang terpampang di layar smartphone.
Selanjutnya yang aku santap adalah gambar. Satu katapun tak ku baca, aku hanya melihat foto yang menyertai artikel itu.
Lebih jauh, pasti, membayangkan aku dan dia sedang berada di barisan VVIP menyaksikan pertandingan tim kesayangan.
Deretan yang lain? Tidak, sama sekali tidak menarik. Berita bola transfer pemain, sepak bola liga inggris atau mungkin siaran langsung bola, jariku hanya mampir saja.
Aku lebih banyak menikmati foto dan gambar yang mampu membangkitkan angan dan khayalanku dengan kekasihku itu.
Norak, katrok ya. Namanya juga sedang gila. Seharusnya aku mengerjakan pekerjaanku sendiri.
“Tapi, jangan pernah menyalahkan aku yang sedang seperti ini. Kalian pun pasti akan seperti ini, mungkin. Kalau sedang jatuh cinta, sedang kasmaran, iya kan?”
Orang kata, “kalau sedang jatuh cinta, tahi kucing rasa coklat”. Maaf ya, tidak bermaksud jorok, menyindir atau bagaimana.
Tapi itu fakta bukan, setidaknya yang terjadi padaku seperti itu. Mungkin anda tidak, anda mungkin lain.
Tapi itu fakta bukan, setidaknya yang terjadi padaku seperti itu. Mungkin anda tidak, anda mungkin lain.
“Ah… aku terjabak lagi dengan nostalgia itu.” Kenyang hanya dengan cinta? Kenyang, kalau tadi setengah jam, sekarang sudah hampir setengah hari jariku bermain smartphone, membuka hal tak penting – nyatanya membuat aku tak makan minum.
Itulah kekuatan cinta, itulah keindahan cinta. Tapi, anda mau seperti aku ini, dibelenggu rindu setiap hari. Kalau boleh memilih, aku pasti akan membayanginya terus. Tak mau terpisah.
Bayangkan saja, itu baru tentang bola yang menjadi hobi-nya. Belum yang lain. Dalam satu hari, dalam satu minggu, banyak sekali hal yang membuat hatiku leleh, merindukannya.
Dari mulai makanan misalnya. Oh iya, makanan. Aku memang tak banyak makan. Tapi sekali melihat makanan, yang pernah kami makan berdua, darahku segera mengalir deras.
Segera, aku akan memesan beberapa porsi sekaligus. Hanya untuk mengingat kebersamaan yang tlah lalu. Beberapa bagian masuk perut. Yang lain, ya tahu sendirilah.
Entahlah. Waktu berlalu begitu cepat kala aku mengingatnya. Matahari sudah mulai terbenam. Sebentar lagi gelap akan datang.
Aku segera berjibaku dengan jemariku. Memaksanya untuk menjauh dari layar. Tubuhku segera ku hempaskan ke sandaran kursi.
Sejenak mataku ku tutup rapat. Aku mencoba mengendalikan rasa di dada itu. Karena rindu padaku.
---oOo---