Cerpen, Bersihkan Hati Saling Memaafkan Menyambut Ramadhan - Ya Alloh, rasa syukur ini aku
panjatkan kepadaku. Atas karunia dan berkah sehingga tahun ini aku bisa bertemu
lagi dengan bulan ramadhan yang penuh berkah.
Raka mengawali hari dengan bersyukur dan bersiap membuka pintu hati untuk memaafkan segala dosa orang lain. “Pak, Bu, maafkan kalau Raka
punya salah sama Bapak dan Ibu.
Raka minta keikhlasan Ibu Bapak untuk membukakan pintu maaf untuk Raka yang nakal ini”. “Sama – sama Nak, Bapak dan Ibu juga minta maaf karena sering memarahi kamu”.
Sedikit canggung. Suasana santai minum teh di pagi hari itu sangat berbeda dengan biasanya. Sang ibu terlihat santai menemani ayahnya. Sedangkan sang ayah kelihatannya tidak akan memiliki aktivitas di luar rumah.
Raka minta keikhlasan Ibu Bapak untuk membukakan pintu maaf untuk Raka yang nakal ini”. “Sama – sama Nak, Bapak dan Ibu juga minta maaf karena sering memarahi kamu”.
Sedikit canggung. Suasana santai minum teh di pagi hari itu sangat berbeda dengan biasanya. Sang ibu terlihat santai menemani ayahnya. Sedangkan sang ayah kelihatannya tidak akan memiliki aktivitas di luar rumah.
Raka dan keluarganya, Cerpen, Bersihkan Hati Saling Memaafkan Menyambut Ramadhan, untuk
sejenak bergumul dengan kehangatan suasana pagi bersama orang terkasih.
Diteguknya secangkir teh manis buatan ibunya. “Tumben, hari ini ada singkong rebus goreng. Nikmat sekali Bu”
Diteguknya secangkir teh manis buatan ibunya. “Tumben, hari ini ada singkong rebus goreng. Nikmat sekali Bu”
“Dapat kiriman dari Kakek di
kampung. Katanya khusus oleh-oleh buat cucu tercinta”, ucap Marni pada anaknya.
“Duh, ternyata sampai aku setua ini, kakek masih ingat kesukaanku ya Bu”
“Ya, begitulah seorang kakek. Apa
lagi yang mau diingat kecuali anak dan cucunya. Di masa tua, hanya itulah yang
berhaga bagi kakek dan nenek.”
Kebersamaan itu sungguh indah.
“Coba kita bisa seperti ini terus ya Pak?” ucap Raka tiba-tiba. “Kayak gini
bagaimana?” tanya sang ayah. “Ya kumpul dan menghabiskan waktu tanpa
terburu-buru keluar rumah”, jawab Raka.
“Alhamdulillah Raka, kita masih
bisa menikmati suasana seperti ini. Di tempat lain, ada banyak orang yang tidak
seberuntung keluarga kita. Bahkan ada orang yang sampai tak ingat Alloh karena
kesibukan dunia.” Ucap ibunya.
“Iya benar Bu. Lagi pula, kalau
kebanyakan santai juga tidak disukai oleh Alloh kan Pak?”. “Benar Nak, manusia
punya kewajiban yang banyak dan tidak boleh bermalas-malasan.”
Benar-benar santai. Hari itu
keluarga Raka menghabiskan waktu di rumah. Tidak ada kegiatan lain di luar
rumah. “Ya sudah, Bapak sama Raka dienakin sarapannya ya, ibu mau beres-beres
dapur.”
Ibu berlalu, Raka kemudian undur
diri dari tempat itu, Cerpen, Bersihkan Hati Saling Memaafkan Menyambut Ramadhan. Ia kemudian ke belakang.
Mengambil beberapa peralatan dan mulai membersihkan halaman. Sang ayah tersenyum melihat anaknya yang giat dan tidak malas.
Mengambil beberapa peralatan dan mulai membersihkan halaman. Sang ayah tersenyum melihat anaknya yang giat dan tidak malas.
“Mudah-mudahan ya Alloh, seluruh
keluargaku bisa membersihkan hati dan saling memaafkan untuk menyambut ramadhan
tahun ini”. Sebuah doa terucap dari bibir Parto.
---oOo---