Jangan kamu kira cinta yang aku miliki tak sebesar cintamu! Aku juga bisa memindahkan gunung, bahkan mengeringkan samudera jika kamu minta. Tapi bukan itu yang menjadi penghalang hubungan kita.
Kita berbeda prinsip, berbeda keyakinan, kamu tahu benar itu akan menjadi masalah serius bagi kita. “Tidak apa-apa, kita pasti bisa menghadapi rintangan cinta itu,” ucapmu dengan sombong kala itu.
Sekarang kamu menyadari, betapa sulit menyatukan dua pandangan yang berbeda. Diatas pembuktian yang pernah kau dengungkan, aku sama sekali tak berharap apa pun dari mu.
Ada jurang yang sangat dalam yang memisahkan asmara kita berdua. “Kamu tidak bisa menikahinya karena dia muslim” kamu pasti ingat perkataan pamanmu yang pernah diucapkan tepat di depan hitungku itu bukan?
Tidak mungkin, sekuat apapun kamu tidak akan mungkin bisa. Kamu bilang akan menjadi mualaf, kamu bilang akan masuk Islam demi aku.
Tapi maaf, aku tidak menghendaki hal itu. Sebesar apapun cintamu padaku, tak kan mampu mengalahkan rasa cintaku pada Alloh. Kisah seorang pria yang mualaf demi cinta, maaf kalau aku tidak tertarik dengan hal itu.
Ayolah John, ayo bangun. Bangunlah dari mimpi dan terima kenyataan. Tak usah kita bahas lagi cinta ini. Kita akhiri saja hubungan ini.
Bukan aku tak cinta, bukan sayangku yang dangkal tapi itu semua demi kebaikan kita berdua. Meski kamu tak rela, meski hatiku perih tapi aku yakin Alloh mempertemukan kita dengan satu alasan.
Kita ikhlas-kan saja semua ini. Insyaalloh, jika Alloh menghendaki, kita pasti akan bertemu lagi di pelaminan indah yang pernah kita impikan.