Bukan tanpa alasan, janda renta 79 tahun ini ingin kedua anaknya meninggal lebih dulu. Mbah Satuni yang sudah sangat renta memiliki dua anak yang tidak normal dan memiliki kebutuhan khusus.
Satu anak Mbah Satuni menderita gangguan jiwa, sementara yang satu lagi menderita kebutaan dan kelumpuhan. Hidup mereka menjadi tanggungan dan tanggung jawab Mbah Satuni seorang diri.
Cerita sedih tentang Mbah Satuni ini terjadi di Demak. Dengan keadaan yang dimiliki kedua anaknya tersebut, Mbah Satuni berharap anaknya bisa meninggal duluan.
"Muga-muga anakku sing mati dhisik, nek aku ndisiki sing arep ngopeni anakku sing gendheng lan lumpuh njur sapa?", ucap Mbah Satuni dengan bahasa jawa.
Mbah Satuni yang sudah tua lebih berharap ia bisa hidup lebih lama dari pada meninggal lebih dulu. Ia khawatir, jika ia meninggal lebih dulu maka tidak ada yang akan mengurus kedua anaknya tersebut.
Kehidupan Mbah Satuni dan kedua anaknya jauh dari cukup. Mereka hidup di sebuah bilik berlantai tanah dengan dinding kayu dan bambu yang sudah lapuk. Mbah Satuni membesarkan kedua anaknya itu sendiri sejak kecil ketika ditinggal oleh suaminya.
Anak pertama Mbah Satuni bernama Sunardi, berusia 55 tahun. Sedangkan adiknya bernama Kasbun (37). Mereka tinggal di Desa Mlekang RT 06 RW 01 Kecamatan,Gajah, Kabupaten Demak, Jateng.
Sunardi mengidap gangguan jiwa sementara Kasbun lumpuh dan buta. Keduanya menjadi tanggungjawab bagi Mbah Satuni.
Dengan keadaan keluarga yang miskin dan kondisi yang semakin tua, kini Mbah Satuni banyak mengandalkan bantuan para tetangga untuk mencukupi kebutuhan hidup. Meski begitu, tahun 2017 ini, Mbah Satuni telah mulai mendapatkan bantuan dari program PKH.
Selain itu, Mbah Satuni juga sudah diusulkan ke Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) untuk mendapatkan bedah rumah dari program yang sedang dijalankan pemerintah.