Matanya terus saja menyapu seluruh lantai lorong bangunan kelas itu. Sesekali Nita mencoba melihat ke selokan, membalik ceceran kertas, bahkan menengok ke arah kotak sampah di depan kelas.
Terlihat jelas ada gurat cemas di wajahnya. Bola matanya yang ayu bahkan mulai terlihat terbakar. “Aku pasti dimarah oleh ayah…” ucapnya lirih sambil terus mengitari lokasi sekolah.
Waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore namun ia masih terus berusaha menemukan ponsel android miliknya.
Bukan hanya matanya, pikirannya pun terus berjuang mengingat kembali dimana terakhir ia meletakkan ponsel tersebut.
“Pulang sekolah tadi aku sempat ke kantin. Aku sempat menitipkan tas pada Dimas saat aku ke kamar kecil, tapi…”, sejenak ia terdiam. Tampak ia sedang berpikir keras mencari berbagai kemungkinan.
Saat itu, tiba-tiba ia mendengar suara tawa dari beberapa anak. Penasaran ia pun mencoba mencari asal suara tersebut. “Dari belakang sekolah” ia pun mengintip ke belakang gedung sekolah.
Di sana, ia melihat Dimas dan tiga anak laki-laki lainnya sedang asyik ngobrol sambil selfie-selfie dengan merokok. Sejenak ia tersadar bahwa handphone yang Dimas pegang mirip dengan miliknya.
“Ah, apa mungkin…” pikirnya, “tapi, bukankah Dimas tidak memiliki ponsel?”
Pelan, Nita pun mencoba mengamati mereka dari sisi lain. Ia memutar dari sisi kanan gedung sekolah dan berdiri merapat ke dinding.
“Keren Dim, bwt tuh punya siapa sih jadi penasaran?”
“Ada deh, mau tahu aja…”
“Uh, jangan-jangan korban kamu kali ini si Nita ya?”
“Hus… diam kamu. Nanti ada orang yang dengar. Sudah, yang penting sebentar lagi kita pesta…”
Mendengar namanya disebut, Nita pun semakin yakin bahwa ponselnya dicuri oleh Dimas teman sekelasnya sendiri. Untuk meyakinkan, ia pun mengintip ke arah mereka, “benar, itu ponsel milikku”
Nita pun secara spontan hendak meminta ponsel itu tapi tiba-tiba ia tertahan. “Ah, lebih baik aku cari orang untuk bantu.
Pelan-pelan Nita pergi dari tempat itu dan mencari orang. Akhirnya di depan gerbang ia bertemu dengan satpam sekolah. Ia pun segera menceritakan apa yang terjadi.
Pak, tolong bilang saja saya ingin HP saya kembali dan saya tidak akan mempermasalahkan hal itu.
Pak satpam pun akhirnya menemui mereka dan meminta ponsel tersebut tanpa banyak bicara. Ia hanya bilang kalau mereka tidak mau menyerahkan ponsel itu maka mereka akan berurusan dengan polisi dan pasti akan dikeluarkan dari sekolah.
Ponsel android milik Nita pun bisa kembali lagi ke tangannya. Dimas dan kawan-kawannya tidak tahu bahwa Nita mengetahui siapa yang mencuri ponselnya. Sejak saat itu, Nita pun selalu memperingatkan para teman lain agar lebih berhati-hati.