Pernah
dengar cerita tentang orang yang mencuri sandal di masjid, atau orang yang mencuri
kotak amal? Jangan pernah berpikir melakukan hal seperti itu. Keburukan yang
dilakukan di tempat ibadah seperti itu pasti akan berakhir memalukan. Sekecil
apapun itu, jangan sampai terjadi.
Kalau
sekedar mencuri seperti itu mungkin hal kecil dan sepele. Kisah berikut adalah
sebuah kejadian yang menggambarkan hal buruk yang dilakukan oleh seorang
pengusaha di tempat ibadah.
Mungkin
ada yang berpikir bahwa yang namanya bisnis atau usaha dimanapun memang harus
hitung-hitungan. Tapi salah jika hitung-hitungan itu dilakukan dengan cara yang
tidak benar.
Di
kisahkan, ada seorang pengusaha yang menjual jasa pengecatan untuk berbagai
jenis bangunan. Suatu ketika, sebuah masjid yang sangat besar akan melakukan
renofasi dan mengecat ulang genteng dan bagian atas masjid.
Pihak
pengurus menghubungi beberapa pemborong yang biasa mengerjakan pekerjaan
seperti itu. Di luar harapan, semua pemborong memberikan harga yang cukup mahal
dan tidak sesuai dengan anggaran.
Hanya
ada satu orang yang menawarkan harga murah, itupun dengan kualitas yang
“katanya” tidak maksimal. Pihak masjid akhirnya memutuskan untuk menyewa
pemborong tersebut. Meski begitu pihak masjid berharap pemborong itu bisa
memberikan kualitas terbaik meski dengan harga yang murah, untuk amal.
Pemborong
menyanggupi, tapi ia melupakan permintaan pengurus masjid. Demi untuk
mendapatkan untung yang banyak, ia mencampur cat yang digunakan agar lebih
encer dan lebih irit digunakan.
Para
hari itu, pemborong di bantu pekerjanya mulai melaksanakan pekerjaan. “Cuacanya
bagus, tidak panas tidak hujan, mudah-mudahan bisa selesai lebih cepat”, gumam
sang pemborong sambil menghitung pengeluarannya untuk para pekerja.
Beberapa
waktu berlalu, ketika semua cat sudah di halaman, ketika genteng mulai digarap,
mendung hitam tiba-tiba mengumpul di atas masjid. Beberapa detik kemudian
sangat hujan deras mengguyur daerah masjid tersebut di sertai petir.
Entah
kenapa, tiba-tiba perasaan sang pemborong itu mengatakan bahwa semua itu
kehendak Alloh. “Ya Alloh, kenapa hujan, apa yang harus aku lakukan ini?”,
teriaknya di tengah hujan sambil menyaksikan semua cat tercampur dengan air.
Cat
yang ada di genteng pun hilang, dan tiba-tiba terdengar suara bergema, “cat
lagi, tapi jangan terlalu encer”.
Akhirnya,
pemborong itu menghabiskan dana dua kali lipat dari yang dibayangkan.
Pengecatan kedua pun harus ia lakukan dengan kualitas cat yang paling baik,
“agar tak kena bencana”, pikirnya.