Kelepasan kentut bau, akhirnya
aku harus dihukum lari 3 putaran mengelilingi lapangan basket, memalukan tidak?
Kok bisa ya? Ceritanya begini, awalnya dari rumah, perutku memang terasa tidak
enak, entah karena makan sambal atau apa aku kurang tahu pasti.
Singkat cerita, karena sudah
siang aku terburu-buru pergi ke sekolah tanpa persiapan yang sempurna. Ya,
tanpa persiapan sempurna karena aku melewatkan satu kebiasaan baikku yaitu
buang air besar sebelum berangkat sekolah.
Namanya juga kesiangan, jadi ya
buru-buru yang penting tidak sampai telat dan diusir. Sesampainya di sekolah
aku langsung sibuk dengan agenda lain.
Maklum, bukan sok sibuk tapi aku adalah
ketua osis yang jadwalnya padat. Kebetulan, jam istirahat pertama akan ada
rapat osis untuk acara pentas seni sekolah, jadi banyak hal yang mesti
disiapkan lebih dulu.
Setelah selesai dengan kegiatan
osis, aku segera menuju ke kelas. Sudah sepi ternyata, belum sampai ke kelas
aku berpapasan dengan pak Tarno, yang jadwalnya kebetulan akan masuk ke
kelasku.
“Pak…”, aku menyapa beliau dan
mendahuluinya ke kelas. Sialnya, sekitar jarak 1 meter di depannya aku tidak
sengaja kelepasan, kentut. “Ah sial, mudah-mudahan enggak bau”, pikirku saat
itu.
Aku berniat mempercepat langkahku
karena khawatir. Eh, belum juga lebih jauh, pak Tarno berteriak, “hei, Sigit…
sini kamu!”
“Kamu ini tidak sopan ya, lari
tiga kali putaran lapangan basket…!” bentak pak Tarno. “La, tapi pak, memang
kenapa, apa salah saya?”, tanyaku sambil menebak-nebak.
“Kamu itu barusan kentu di depan
bapak, iya toh, wes mambu meneh, mangan
kodok koe mau yo!”, ucapnya marah. “Sial…” pikirku. “Enggak sopan, sudah
sana lari putar lapangan!”, perintah pak Tarno lagi.
Tak mau panjang urusan, aku
langsung lari menuju lapangan basket. Sambil lari, aku sebenarnya ingin tertawa
tapi juga agak kesal dengan pak Tarno, “mosok
bocah se ganteng aku makan kodok?”.