Lapang Dada, Ketika Angan Tak Sesuai Harapan Akhirnya Menyerah Pada Takdir

Sejak kepulangan Airin dari luar negeri, kehidupan Jalal menjadi berwarna kembali. Ada semangat yang terpancar, ada keceriaan dalam hatinya, meski sebenarnya tak ada apapun yang terjadi antara Airin dan Jalal saat itu.


Jalal kini bisa selalu melihat wajah kekasihnya dulu, meski hanya di televisi. Sebulan berlalu, Airin masih menjadi primadona pemberitaan dengan posisinya saat itu. Karir dan nama Jalal pun semakin bersinar semenjak kepergiannya dengan pak presiden.

Kini, Jalal bukan hanya dipandang sebagai pengusaha muda yang berbakat tetapi sebagai figur yang sangat diperhitungkan. Apalagi saat namanya masuk dalam bursa pencalonan kepala daerah yang sedang berlangsung.

Melalui beberapa kesempatan yang ia miliki, Jalal mencoba membangun kembali memori indah kedekatannya dengan Airin.

Namun begitu, Airin seolah sudah berubah. Meski masih tetap hangat, ia tampak sedikit menghindar ketika Jalal mencoba mengarahkan pembicaraan pada masa lalu mereka.

“Kamu masih ingat bagaimana terakhir perpisahan kita bukan?”, begitulah kalimat yang keluar dari mulut Airin ketika Jalal mencoba mencari tahu apakah Airin masih sayang padanya atau tidak.

Sungguh diluar dugaan Jalal. Ternyata, 10 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mempertahankan rasa di dada. Mungkin, Airin telah menambatkan hati pada yang lain.

Jalal pun mulai stres. Ia mulai menyelusuri sosok Airin dalam sepuluh tahun terakhir. Ia melakukan self googling, mencari informasi tentang Airin di internet.

Ia pun tertegun dengan satu artikel yang berjudul “Di Tinggal Kembali ke Negaranya, Albert Siap Beralih Kewarganegaraan Demi Terus Mendampingi Airin”.

Dari artikel tersebut, Jalal mengetahui bahwa sudah ada cinta lain di hati Airin kekasihnya yang dulu. “Ketika angan tak sesuai harapan maka akhirnya aku harus menyerah pada takdir cintaku”, ucap Jalal lirih.

Tag : Cerpen, Cinta, Remaja
Back To Top