Hitungan Cinta, Kisah Tragis Asmara dengan Logika Matematika

Hitungan cinta, semusim berlalu tak akan ada hasilnya. Cinta dan kasih sayang adalah menyatukan, bukan menduakan, maka jangan pernah hitung-hitungan. Hal seperti itu sebenarnya telah disadari oleh Toni dan Nurul. Mereka sebenarnya sadar bahwa cinta tidak memerlukan logika matematika.


“Itulah kenapa dikatakan bahwa cinta itu buta”, ucap Toni, “dalam cinta seseorang tidak perlu pusing memikirkan apa yang ia dapat”, lanjutnya.

“Kamu sok puitis, sok romantis Ton,” jawab Nurul, “memang manusia kenyang makan cinta?”, lanjutnya.

Mendengar jawaban tegas dari kekasihnya, Toni pun terdiam. Terlihat ia dengan hati-hati memilah dan memilih kata yang akan diucapkan. “Kalau logika matematika yang kamu gunakan dalam cinta, maka kamu tidak akan pernah mendapatkan apapun, termasuk aku”, ucap Toni lagi dengan nada serius.

Percakapan Toni dan Nurul menggantung begitu saja, tidak ada lanjutannya. Seolah, dalam hati mereka masing-masing sudah jelas apa yang menjadi pandangan dan prinsip hidup mereka.

Sejak saat itu, Toni menganggap bahwa Nurul bukanlah sosok yang cocok dan pantas untuk mendapatkan cinta terbaiknya, untuk mendaampingi hidupnya.

Mereka pun berpisah, Toni akhirnya meninggalkan Nurul yang cantik untuk menikah dengan Ratna yang biasa saja dan dari keluarga miskin. Di sisi lain, Nurul dengan logika matematikanya memilih menikah dengan pengusaha muda yang cukup harta.

Dalam logika Nurul kehidupannya akan lebih baik. Benar memang, Nurul serba kecukupan tetapi tidak merasakan kebahagiaan. Sebaliknya, Toni dengan istrinya yang apa adanya mampu meniti hidup yang lebih bermakna.

Kehidupan Toni penuh dengan canda tawa dan bahagia. Toni yang ikhlas menerima istrinya apa adanya membuat ia bisa bekerja maksimal. Ratna sang istri yang bersahaja dan tidak banyak menuntut bisa selalu memacu semangat Toni untuk lebih sukses.

Sepuluh tahun berlalu, saat Nurul menghadapi prahara yang pelik dalam keluarganya, Toni justru telah menjelma menjadi sosok pengusaha yang mandiri.

Nurul yang hanya mengandalkan kecantikan saja tidak mampu bersaing dengan wanita lain yang lebih cantik, lebih muda dan lebih kaya hingga akhirnya suaminya pun mengkhianati cintanya.

Tag : Cerpen, Cinta, Remaja
Back To Top