Anak yang kurus bukan berarti dia adalah anak yang mempunyai gizi yang buruk. Ada begitu banyak faktor mengapa tubuh anak kurus dan tidak berkembang secara baik. Anak yang mempunyai gizi buruk pada dasarnya mudah untuk dikenali.
Seperti kurang aktif dalam tindakannya, kurang konsentrasi dalam menanggapi apa yang diberikan rangsangan oleh orang tua, sampai kepada ia malas untuk bergerak aktif.
Gizi buruk memang sudah menjadi permasalahan bagi sebagian masyarakat kita. Kurangnya asupan gizi yang seimbang menjadi penyebab utama anak memiliki gizi buruk.
Kemiskinan yang dialami oleh banyak masyarakat kita juga menjadi penyebab menurunnya angka peningkatan gizi anak di Negara kita.
Banyak orang beranggapan bahwa gizi buruk dapat disembuhkan dengan cara hanya memberikan asupan gizi yang cukup secara mendadak jika kasus gizi buruk itu terjadi.
Namun kenyataanya tak seperti semudah yang kita bayangkan. Kasus gizi buruk diakibatkan oleh banyak sekali faktor.
Seorang pakar gizi yaitu laila hanyati mangatakan ada begitu banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami gizi buruk.
Dia mengungkapkan untuk menangani gizi buruk pun seseorang tidak bisa menanganinya dengan sembarangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui keadaan seseorang mengalami gizi buruk atau tidak.
Pertama harus dilihat, asupan makanan atau pola makannya. Seorang anak yang jarang makan atau asupan makananya kurang tentu dapat diperkirakan dia mempunyai penyakit gizi buruk atau tidak.
Selain karna asupan makanan yang kurang, seorang anak yang mempunyai penyakit gizi buruk juga terkadang penyakitnya itu diakibatkan karna ia sudah memiliki penyakit lain. Seperti penyakit kuning atau sejenisnya.
Sehingga ketika ia memiliki penyakit lain didalam tubuhnya itu dapat mengurangi gizi yang diberikan oleh orang tuanya, akibatnya ia terkena gizi buruk.
Ibu laila juga menjelaskan tentang cirri cirri anak yang terkena gizi buruk, seperti perut yang buncit dan menggelembung. Terkadang juga disertai kepala yang kecil.
Penyakit cacingan yang akut juga terkadang menyebabkan anak kehilangan nutrisi dan gizi yang ia terima dari asupan makanan yang diberikan.
Dari berbagai hal yang sudah dijelaskan tadi, kita sebagai orang yang perhatian terhadap anak seharusnya mampu mengetahui penyebab penyebab timbulnya penyakit gizi buruk. Pengetahuan tentang pemberian gizi yang baik harus terus kita tingkatkan. (Gunarto)