Puisi Romantis tentang Ayah, Tanda Luka Lama Bung

Romantis, bukan hanya melulu tentang cinta antara dua kekasih. Romantisme juga bisa lahir dan terlihat dalam sebuah hubungan antar anggota keluarga. Puisi yang satu ini akan mengangkat keindahan susunan kalimat yang cukup menyentuh.


Susunan kalimat larik demi larik mengetengahkan pesan yang dalam bagi pembaca. Ayah, ya, puisi ini adalah salah satu puisi yang mengangkat tentang ayah. Mudah-mudahan puisi ini akan menjadi tambahan koleksi yang banyak disukai.

Tidak panjang, hanya terdiri dari empat bait dengan masing-masing empat larik di dalamnya. Cukup bagus dan menarik untuk dijadikan bahan bacaan saat santai.

Puisi ini juga karya Gunarto, seorang yang sering menelurkan ide-ide dan gagasan melalui guratan kalimat menarik. Ingin tahu seperti apa, silahkan langsung baca puisi tersebut. Jangan lupa dibagian bawah juga sudah disiapkan koleksi yang lain.

Tanda Luka Lama Bung
Puisi Oleh Gunarto

Bapak
Aku disini selalu berdoa.
Selalu bersyukur atas perjuanganmu dulu
Berdarah, berseteru dan berunding.

Bapak
Anakmu mulai bertingkah pak.
Matanya memerah tapi ia tak mengerti belanya
Tangannya mengepal menjebol tembok Tembok Berlin.

Setiap waktu aku takut sendiri pak
Aku ingin menangis….
Namun aku tersipu melihat ibu pak…
Aku ingin merintih, namun dadaku telah tertembus pelor pelor nan tajam.

Aku pernah mengepal dan melawan pak
Aku tak diam…
Kau melihatku pak…
Tapi mengapa kau tertawa dan pergi jauh.

Back To Top