Ada
banyak pesan moral yang bisa dipelajari dari sebuah cerita, apalagi cerita
rakyat atau dongeng. Nah, kali ini kita akan membahas sebuah cerita rakyat dari
luar negeri. Kita akan membaca ceritanya dan juga akan kita kupas lebih rinci
mengenai pesan moral cerita rakyat
atau nilai-nilai luhur yang diajarkan dalam cerita tersebut.
Cerita
kali ini menggambarkan tentang orang yang tidak pernah puas dan kurang
bersyukur. Apa jadinya bila manusia hidup dihantui rasa tidak
bersyukur
coba? Tentulah manusia itu akan menjadi serakah
dan tidak akan pernah merasa puas meskipun harta yang telah diperolehnya sudah
begitu banyak.
Tetapi karena keserakahannya dia tidak bisa menikmati apa
yang telah di dapatnya dan apa yang telah tuhan berikan kepadannya tersebut.
Selalu berseru kekurangan di dalam hatinya dan membuatnya selalu dihantui
dengan rasa gelisah.
Kisah ini akan mengajarkan kepada kita tentang arti dari
pada perbuatan bersyukur kepada tuhan. Bersyukur mudah untuk dilakukan tetapi
muda juga untuk dilupakan sehingga untuk bisa terus bersyukur haruslah dulu
didahulukan dengan niat. Sehingga rasa syukur terus terucapkan dalam lisan dan
hati kita ketika kita mendapatkan kebahagiaan.
Judul dari cerita ini berjudul,” Kisah Tukang Batu dan Roh Gunung”, kisah yang juga akan
mengajarkan kepada para pembaca sekalian tentang indahnya kesederhanaan bila
memang disyukuri. Kesederhanaan bisa berubah menjadi momok kehidupan menakutkan
bila memang tidak disyukuri, untuk itu kunci dari pada kebahagiaan adalah
bersyukur.
Cerita ini menceritakan tentang tukang batu yang
senantiasa mengambil batu di pegunungan yang hidup dengan bahagia dengan
kesederhanaan. Dia tidak menginginkan kehidupan yang lebih bahagia dari pada
yang telah dia dapat saat ini. Karena hidupnya sudah begitu bahagia meskipun
hanya dengan kesederhanaan.
Hingga pada suatu ketika permintaan barang hasil karyanya
semakin banyak karena hasil karyanya yang bagus, dan ini mendatangkan hasil
keuntungan yang besar. Hal ini membuatnya semakin yakin bahwa hidupnya sudah
sangat bahagia dibandingkan dengan orang lain.
Namun pikirannya sudah berubah ketika pada suatu hari dia
mengantar hasil karyanya kepada konsumen yang memiliki rumah begitu besar dan
mempunyai kasur yang empuk. Ketika
bekerja dia terus teringat tentang rumah yang mewah yang pernah ditemuinya.
Dia terus
saja membayangkan andai saja dia punya rumah seperti itu pasti
dia tidak akan capek-capek bekerja lagi. Tiba-tiba ada suara yang menjawab
bahwa permintaannya tersebut sudah dikabulkan. Tukang batu tersebut terkejut
namun hanya dianggap sebagai halusinasi oleh tukang batu tersebut.
Sesampainya di rumah dia begitu terkjut karena melihat
rumahnya yang berubah menjadi istana sebagaimana yang telah dia inginkan. Kini
dia hidup bahagia di dalam rumah yang begitu mewah tersebut. Tetapi rasa bosan
itu timbul dan akhirnya bekas tukang batu tersebut berjalan keluar rumah untuk
bejalan-jalan. Kebetulan ini musim panas yang membuat bekas tukang batu
tersebut kepanasan.
Ketika di perjalanan dia melihat seorang pangeran yang
menaiki kereta dorong didampingi dengan pengawal yang memayunginya. Terbersit pikiran bekas tukang kayu tersebut ingin menjadi
seorang pangeran yang selalu ada yang memayunginya. Dan permintaan tersebut
dikabulkan kini bekas tukang batu tersebut telah menjadi pangeran.
Namun payung yang mencegah terik matahari tidak membuat
kulitnya terjaga dari panas matahari. Dengan ini pangeran meminta untuk
dijadikan matahari karena menurunya dialah yang paling kuat. Dan dikabulkan
permintaan tersebut. Kini dia menjadi matahari dan membakar tanaman apapun yang
ada di bumi dengan teriknya yang begitu menyengat.
Namun kadang kala timbul kebosanan karena awan senantiasa
menghalanginya mukanya. Dengan demikian awanlah yang lebih kuat dari pada
matahari, dia membuat permintaan untuk dijadikan awan.
Setelah dikabulkan permintaan untuk menjadi awan kini
bumi semakin hijau dan dia terus menyirami bumi dengan hujannya hingga membuat
banjir sawah-sawah dan permukiman. Namun di sisi lain dia melihat bahwa batu
tak sedikitpun bergoyang dengan hujan yang telah diturunkannya itu. Dia
kemudian memutuskan untuk membuat permintaan untuk dijadikan batu, karena
menurut mereka batuah yang paling kuat.
Roh gunung mendengarnya dan kemudian mengabulkannya,
dijatuhkan awan tersebut dan kemudian menjadi batu. Hingga setelah dia jadi
batu dia mendengar suara pahat dan palu yang sedang berusaha memecahkan batu.
Batu tersebut merasa takut dan meminta permohonan agar dikembalikan menjadi
manusia tukang batu kembali.
Roh gunung mengabulkannya dan dirubahnya menjadi keadaan
sedia kala dan batu itu menjadi seorang manusia pengrajin batu. Kini tukang
batu terebut bisa benar-benar mensyukuri tentang kehidupannya sebagai tukang
batu. Menurutnya tukang batu adalah jati diri dan profesi yang membuatnya bisa
hidup sejahtera dan bahagia.
Pesan moral yang terkandung di dalam cerita ini adalah
tentang pentingnya mensyukuri hidup berapapun jumlah harta yang diperoleh baik sedikit ataupun banyak.
Karena kucni dari pada kebahagiaan adalah bersyukur, dan kemewahaan tidaklah
bisa dinikmati dan tidaklah bisa mendatangkan kebahagiaan bila tidak dilandasi
rasa syukur.
Benar
bukan? Cerita rakyat dan nilai
moralnya
ini begitu menarik menjadi pelajaran kita bersama karena
mengajarkan kepada kita semua tentang pentingnya bersyukur dalam kehidupan
sehari-hari kita. Bersyukur adalah perbuatan mudah tetapi sangat sulit untuk
dilakukan. Untuk itu mulailah dari sekarang bersyukur dari hal yang terkecil
dan hingga akhirnya bersyukur untuk hal yang besar.
Kisah yang menarik dan mendidik akan selalu berkesan bagi
pembacannya, untuk itu kami selalu mengupayakan sajian kisah yang menarik
dengan pesan moral yang mendidik agar bisa berkesan bagi pembaca sekalian. Dan
masih banyak konten-konten kami yang mempunyai kisah menarik dan pesan moral
yang mendidik yang termuat dalam situs ini. Anda bisa menikmatinya dan
mudah-mudahan bisa berkesan di hati anda.