Naskah
Drama tentang Keluarga Broken Home – masalah
dalam kehidupan keluarga memang menjadi salah satu yang cukup menarik juga
untuk dipentaskan. Kalau adik-adik rekan pelajar semua ingin suatu tema yang
sedikit lebih dalam, lebih serius dan bermakna maka kisah berikut ini cukup pas
dan cocok untuk rekan semua.
Bagus kok, meski seperti terdengar terlalu serius tetapi didalamnya banyak yang asyik. Siapa tahu cerita ini bisa menjadi tambahan
bahan belajar. Drama keluarga sedih ini memiliki akhir atau ending bahagia.
Itu berarti dibagian – bagian awal cerita anda akan mendapatkan suasana yang kurang menyenangkan atau mungkin sedih hingga bisa membuat menangis.
Lebih jauh, kisah dalam ceritanya juga mengharukan, apalagi jika dihayati dengan baik. Teks naskah drama ini merupakan salah satu koleksi untuk naskah drama untuk 3 orang pemain.
Namun demikian, meski berjumlah tiga tokoh, naskah atau teks ini juga bisa dikembangkan lebih jauh sesuai dengan jumlah peserta yang akan terlibat dalam penggarapan pementasan drama sekolah. Nah, sebelum rekan semua melihatnya, silahkan lihat juga beberapa koleksi lain berikut.
Itu berarti dibagian – bagian awal cerita anda akan mendapatkan suasana yang kurang menyenangkan atau mungkin sedih hingga bisa membuat menangis.
Lebih jauh, kisah dalam ceritanya juga mengharukan, apalagi jika dihayati dengan baik. Teks naskah drama ini merupakan salah satu koleksi untuk naskah drama untuk 3 orang pemain.
Namun demikian, meski berjumlah tiga tokoh, naskah atau teks ini juga bisa dikembangkan lebih jauh sesuai dengan jumlah peserta yang akan terlibat dalam penggarapan pementasan drama sekolah. Nah, sebelum rekan semua melihatnya, silahkan lihat juga beberapa koleksi lain berikut.
2) Naskah drama keluarga 8 orang
3) Naskah drama keluarga 5 orang
4) Drama tentang keluarga 4 orang
5) Naskah drama keluarga berantakan
6) Naskah drama tentang keluarga untuk 6 orang
7) Naskah drama tentang keluarga untuk 10
orang
Untuk tema keluarga, ada banyak jenis drama
yang bisa dikembangkan sesuai dengan jumlah pemain yang akan terlibat. Demikian
juga dengan teks naskah yang akan anda baca berikut.
Anda bisa mengembangkan teks yang dimaksud sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Lebih banyak atau lebih sedikit yang terpenting ceritanya bagus dan mengandung pesan moral yang baik. Sekarang, silahkan baca langsung berikut!
Anda bisa mengembangkan teks yang dimaksud sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Lebih banyak atau lebih sedikit yang terpenting ceritanya bagus dan mengandung pesan moral yang baik. Sekarang, silahkan baca langsung berikut!
Perjuangan Menyatukan Kembali Ayah dan Ibu
Drama 3 Orang tentang
Keluarga
Para
Tokoh Pemain Drama
1) Kepar
2) Ayah Kepar
3) Ibu Kepar
Cerita
Si Kepar
Alkisah,
di sebuah daerah di Kapupaten Aceh Tenggara, hiduplah seorang janda bersama
dengan seorang anak laki-lakinya yang bernama Si Kepar. Ayah dan ibu si Kepar
bercerai sejak si Kepar masih berusia satu tahun, sehingga ia tidak mengenal
sosok ayahnya. Sebagai anak yatim, Si Kepar sering diejek oleh teman-teman
sepermainannya sebagai jazah (anak tak berayah). Oleh karena itu, Si Kepar
ingin mengetahui siapa sebenarnya ayahnya.
Kepar:”Ibu (Menyapa
ibunya yang sedang duduk santai dan sambil melipat buku)”.
Ibu:”Iya Nak, ada
apa..?”.
Kepar:”Aku ingin bertanya
sesuatu kepada ibu”.
Ibu:”Tanya apa nak”.
Kepar:”Kepar ingin sekali
bertemu dengan ayah bu, dimana sekarang ayah bu”.
Ibu:”Sudahlah nak jangan
bahas tentang ayahmu(Berdiri dan langsung masuk kamar meninggalkan kepar”.
Pada
suatu hari, Si Kepar pun menanyakan hal itu kepada ibunya. Pada awalnya, ibunya
enggan menceritakan siapa dan di mana ayah Si Kepar. Namun, akhirnya
diceritakan juga setelah Si Kepar mengancam akan bunuh diri jika tidak diceritakan.
Si kepar :”Ibu”.
Ibu : “Iya ada apa Par”.
Si kepar : “Dimana
ayah sekarang bu, aku ingin mengetahui ayahku bu, Aku
sangat malu karena teman – teman mengejekku sebagai anak tak berayah”.
Ibu : “Ibu kan sudah bilang jangan bahas lagi tentang ayahmu,
soal temanmu biarkan saja mereka jangan
dengarkan perkataan mereka”.
Si kepar : “Tapi bu
aku ingin mengetehui siapa ayahku sebenarnya bu?”.
Ibu : “Ibu tidak tahu dimana ayahmu”.
Si kepar : “Tidak,
ibu pasti berbohong!, aku mohon bu katakan kepadaku siapa ayahku dan dimana dia (Sambil
menggenggam tangan ibunya)”.
Ibu :“Aku tidak tahu nak, dimana ayahmu lebih
baik kau jangan menyuruhku untuk berbicara tentang ayahmu”.
Si kepar :”Baik bila begitu lebih baik aku mati bu (Sambil
memegang pisau kecil yang ditempelkan di pergelangan jari), untuk apa aku hidup
bila hanya disebut sebagai anak haram”.
Ibu :”Jangan bodoh kamu, berikan pisau itu kepada ibu..!”.
Si kepar :”Aku serius bu, sekarang katakan dimana ayahku
bila tidak maka pisau ini akan ku goreskan di pergelangan lenganku ini, Satu..!
Dua..! Ti..!”.
Ibu:”Stop-stop, oke ibu
akan cerita tapi jauhkan benda itu dari tanganmu sekarang (Kepar meletakan
pisau itu)”.
Akhirnya
ibu nya menceritakan dimana ayahnya. Setelah jelas siapa dan di mana ayahnya,
Si Kepar pun berniat untuk menemui ayahnya di atas sebuah gunung yang sangat
jauh.
Si kepar : “Bu kepar
ingin mencari ayah, dan Kepar ingin sekali melihat ayah, untuk itu aku pergi bu, dan izinkan
aku untuk menemui ayahku”.
Ibu : “Pergilah Nak, tapi ingat segeralah kembali dan jangan
lupakan ibu”.
Si kepar :”Iya bu”.
Setelah
berpamitan pada ibunya, Si Kepar pun berangkat untuk menemui ayahnya dengan
perbekalan secukupnya.Ia berjalan sendiri melawati hutan belantara,
menyeberangi sungai danmendaki gunung. Akhirnya, sampailah ia pada tempat yang
dimaksud ibunya. Si kepar pun menemukan ayahnya.
Kepar:”Maaf tuan saya
ingin berbicara sebentar”.
Ayah:”Kalau begitu kita
masuk ke rumahku di dalam kita lebih leluasa utuk berbicara’.
(Di dalam rumah kepar
bertanya dan bercerita tentang ibunya serta tentang dirinya, dari pembicaraan
itu kini ayahnya mengetahui bahwa anak yang sedang mengobrol dengannya adalah
anaknya sendiri)
Ayah:”Jadi aku anakku
(Memperlihatkan mata yang berkaca-kaca dan langsung memeluknya)”.
Kepar:”Iya ayah(Begitu
bahagia mendapatkan pelukan dari ayah yang sudah sejak lama tidak dia
rasakan)”.
Dan
Sejak itu, Si Kepar mulai silih berganti tinggal bersama ayah atau ibunya.
Dalam seminggu, terkadang Si Kepar tidur tiga malam di tempat ayahnya, baru
kembali ke tempat ibunya. Si Kepar tidak pernah menceritakan kepada ibunya
kalau ia tidur di tempat ayahnya. Bahkan, ia mengatakan kepada ibunya, bahwa
ayahnya telah meninggal dunia. Semua hal ini dilakukan oleh Si Kepar, karena ia
ingin kedua orang tuanya menyatu kembali agar tidak lagi diejek oleh teman-temannya
sebagai jazah.
Ibu:”Bagaimana nak,
apakah kau telah menemukan ayahmu..?”.
Kepar:”Ayah telah
meninggal bunda”.
Ibu:”Yah setidaknya
sekarang kau sudah tahu kan siapa ayahmu”.
Kepar:”Iya bunda”.
Segala
daya dan upaya dilakukannya agar keinginannya dapat tercapai, walaupun ia harus
berbohong kepada kedua orang tuanya. Setelah berdoa sehari-semalam, Si Kepar
mendapat petunjuk dari Yang Mahakuasa. Petunjuk itu adalah menyatakan
kehendaknya kepada ibunya untuk memiliki ayah tiri. Harapan ini juga disampaikan
kepada ayahnya untuk memiliki ibu tiri.
Kepar:”Tuhan berikanlah
petunjuk untuk mempersatukan ayah dan ibuku (Sambil mengangkat kedua tangannya
ke depan dada)”.
(Usai berdoa Kepar tidur
dan mendapatkan mimpi berupa petunjuk dari tuhan)
Tuhan:”Beri tahu ibumu
dan ayahmu dan bujuk mereka untuk menikah, tetapi untuk sementara waktu jangan
dulu mengatakan kau akan mengetemukan mereka berdua”.
Pada
suatu malam, Si Kepar menyampaikan harapannya itu kepada ibunya agar ibunya
menikah lagi. Keinginan si kepar di sambut bahagia ibunya. Keesokan harinya,
Kepar kemudian pergi ke gunung menemui ayahnya untuk menyampaikan harapan yang
sama.
Kepar”:Bu, ibu kan sudah
cukup lama menjanda apakah ibu tidak ingin untuk mencari pendamping hidup lagi
untuk menemani ibu ke masa tua yaitu masa yang akan datang”.
Ibu:”Sebetulnya ibupun
menginginkan hal itu, tetapi ibu masih trauma untuk membina rumah tangga”.
Kepar:”Masa lalu
biarkanlah menjadi masa lalu bu, sekarang bukan waktunya untuk mengingat-ingat
kembali masa lalu, menikahlah lagi bu, aku tidak apa-apa memiliki ayah tiri”.
Ibu:”Sungguh kau adalah
anak yang paling baik dan paling mengerti ibu (Memeluk kepar)”.
(Dan setelah itu kepar
pergi ke tempat ayahnya)
Kepar:”Yah, aku sebagai
anakmu merasa tidak tega melihat kau hidup sendirian dan tidak ada yang
mengurus serta tidak ada yang menemani”.
Ayah:”Terkadang akupun
merasa demikian nak, untuk sekarang ada kau sehingga rasa kesepianku sedikit
terobati”.
Kepar:”Bagaimana kiranya
ayah menikah lagi, dengan begitu ada teman yang selalu mengurusi ayah, sehingga
ayah tidak kesepian lagi”.
Ayah:”Hah (Terkejut
dengan ucapan anaknnya)”.
Kepar:”Iya yah, menikah”.
Ayah:”(Mengkrutkan wajah
dan sedikit mengedipkan mata dengan cepat tanda otak sedang berfikir keras),
Siapa kirannya yang mau jadi istriku..?”.
Kepar:”Tenang ayah aku
sudah siapkan calon, dan kini ayah hanya perlu siapkan saja semuanya untuk
pernihakan nanti”.
Ayah:”Baik kalau begitu”.
Akhirnya,
kedua orang tuanya menyetujui harapan Si Kepar. Namun, mereka belum mengetahui
siapa jodohnya yang oleh mereka sama-sama telah menyerahkan masalah itu kepada
Si Kepar.
Setelah
itu, Kepar pun mulai mengatur taktik dan strategi untuk mempertemukan kedua
orang tuanya. Si Kepar mempertemukan mereka di sebuah dusun yang berada di
lereng gunung, tidak jauh dari tempat tinggal ayahnya. Pertemuan ini tidak
dilakukan di Tanah Alas.
Kepar:”Bu, calon ayah
tiri kepar mengajak ibu untuk bertemu sore ini di sebuah dusun di dekat lereng
gunung sana, apakah bunda bersedia untuk menemuinya”.
Ibu:”(Dengan wajah
berseri-seri menjawab), tentu ibu akan datang ke dusun dekat lereng tersebut
untuk menemui calon ayah tirimu”.
Kepar:”Terimasih ibu, aku
hendak pergi dahulu bu”.
Ibu:”Iya nak”.
(Berlari ke tempat tinggal ayahnya, hingga tak lama
sampailah dia di tempat ayahnya)
Kepar:”Ayah persiapkan
dirimu ayah, calon ibu tiriku hendak bertemu denganmu sore ini di dusun dekat
lereng”.
Ayah:”Baik Kepar, aku
akan bersiap-siap menemui calon ibu tirimu”.
Sorepun menjelang, dan
ayah juga ibu kepar saling bertemu, Naskah Drama tentang Keluarga Broken Home. Tidak dengan raut muka yang sinis dan tidak
dengan raut muka yang memancarkan kebencian, tetapi keduannya bertemu dengan
raut muka yang saling tersenyum dan fikiran yang sadar bahwa karena mereka
mengaui bahwa sifat egohnyalah yang membuat Kepar kurang mendapatkan kasih
sayang dari kedua orang tuannya. Akhirnya, berkat
usaha Kepar, kedua orang tuanya bersatu kembali.
Mereka berdua hidup harmonis seperti sedia kala. Akhirnya, mereka bertiga hidup dalam sebuah keluarga yang rukun, damai dan penuh kebahagiaan. Sejak itu pula, Si Kepar tidak pernah lagi diejek oleh teman-temannya sebagai jazah.
Mereka berdua hidup harmonis seperti sedia kala. Akhirnya, mereka bertiga hidup dalam sebuah keluarga yang rukun, damai dan penuh kebahagiaan. Sejak itu pula, Si Kepar tidak pernah lagi diejek oleh teman-temannya sebagai jazah.
Tamat