Kisah Seorang Pengacara dan Keinginannya untuk Donor Ginjal

Ceritanya, di sebuah negeri antah berantah, ada seorang pengacara yang sangat terkenal pelit dan kikir. Ia tidak pernah mau berbagi dengan orang lain bahkan hal kecil sekalipun. Orang di sekitar tempat tinggalnya pun sudah tahu benar perangai pengacara tersebut.


Bahkan pernah ada satu kejadian di tempat itu dimana pengacara ribut gara-gara kentut. Sang pengacara kentut di ruang publik yang membuat orang marah. Bukannya minta maaf, ia dengan bangga mengakuinya dan lebih marah lagi.

Ia pun berteriak agar orang yang mencium kentut-nya itu mengembalikan kentutnya jika tak suka. Super parah memang, tapi sebagian orang sudah tidak menganggap pengacara itu dan tak peduli dengan apa yang dilakukannya.

Suatu ketika, pengacara tersebut jalan-jalan di sekeliling komplek. Ketika sedang jalan-jalan, ia sampai di tepi sebuah sungai kecil. Tiba-tiba ia melihat sebuah lampu yang terlihat cukup tua. Ia pun mengambil lampu usang tersebut, mengusapkan tangannya agar lampu terlihat lebih bersih, dan…

Tiba-tiba keluarlah seekor jin cantik tanpa ekor, “terima kasih, aku akan mengabulkan 3 permintaanmu”, ucap sang jin.

“Wow, benarkah?”, ucap pengacara itu
“Tapi, ada imbalannya…”, ucap jin itu lagi
“Enggak masalah, apa?”, tanya sang pengacara

“Setiap pengacara di dunia ini akan mendapatkan dua kali lipat dari apa yang kamu minta”, ucap sang jin. “Tidak masalah…”, jawab pengacara singkat.

“Sekarang, apa permintaan pertamamu?”
“Aku ingin mobil lamborjini mewah…”

Boom, mobil lamborjini baru pun muncul di hadapan sang pengacara. “Sekarang, semua pengacara di dunia ini mendapatkan dua lamborjini”, ucap jin, “apa permintaan keduanya?”

“Aku ingin 100 milyar untuk hidup”. Boom, uang 100 milyar pun muncul di dekat pengacara itu. “Kini, semua pengacara dua kali lebih kaya dari kamu”, ucap jin mengingatkan.

“Enggak apa-apa”, jawab pengacara itu singkat. “Lantas, apa permintaan terakhirmu?”, tanya sang jin cantik itu.

Pengacara itu diam sejenak, seperinya permintaan terakhir ini benar-benar ia pertimbangkan. “Aku dari dulu ingin mendonorkan satu ginjalku…”, ucap pengacara itu kemudian. Jadi, dengan permintaan pengacara tersebut maka seluruh pengacara lain di dunia ini harus mendonorkan dua ginjalnya, lalu bagaimana nasib mereka?

Back To Top