Catatan Kelam Semester Pertama di Bangku Kuliah

Catatan Kelam Semester Pertama di Bangku Kuliah - Hari ini hujan turun cukup deras. Membuatku merasa sangat malas untuk beranjak dari tempat tidurku. Tapi, aku ingat hari ini akan ada quis. Dan jika aku tidak datang hari ini, sudahlah pasti dosen gila itu akan kembali memberi ku nilai E.


Beruntung beberapa waktu yang lalu aku bisa mengajukan permohonan untuk melakukan ujian ulang, sehingga nilai ku bisa sedikit di perbaiki. Yah, walaupun pada akhirnya aku hanya mendapat nilai C, aku tetap bersyukur. Setidaknya aku sudah bisa lulus.

Ku ambil jas hujan ku dan aku bersiap berangkat menuju kampus. Hujan masih turun begitu deras, tapi aku tetap saja berusaha memaksakan diriku. Aku tidak mau kejadian itu terulang lagi. Kejadian yang dulu pernah ku alami saat semester satu.

Sesampainya di kampus, aku tidak melihat banyak orang. Hanya ada beberapa orang saja yang juga sepertinya sedang terjebak hujan. Beberapa dari mereka ada yang aku kenal. Sedangkan beberapa nya lagi, hah aku kenal mereka tapi pasti mereka tidak mengenalku.

Aku duduk di depan kelas perkuliahan. Sendiri aku menatap kearah hujan. Menikmatinya dan membuatnya terdengar nyaman di telingaku. Hujan oh hujan.

Hujan telah mengingatkanku pada seseorang. Seseorang yang sangat aku benci, juga sangat aku cintai. Dia dulu adalah kekasihku, tapi kini, dia lebih mirip seperti musuhku, atau mungkin bisa dibilang dia adalah orang yang paling aku benci di dunia ini.

Kejadian itu terjadi saat aku masih duduk di bangku semester satu perkuliahanku. Saat itu aku masih sangat polos. Sama sekali tidak tau dunia luar itu seperti apa. Rasa keingintahuan dan rasa penasaranku meluap-luap. Seperti air yang mendidih di dalam panik kecil.

Dan di saat aku sanagt penasaran dengan dunia luar itu, tiba-tiba dia datang dan masuk ke dalam hidupku. Perlahan tapi pasti, dia telah membuatku merasa sangat nyaman dengannya. Dia tidak hanya memberiku sebuah kesengan semata.

Tapi dia juga telah memberiku sebuah kebahagiaan yang tak terkira.  Dia selalu ada dalam setiap hari-hariku. Tawanya selalu mengambang untukku setiap hari, dan senyumnya, adalah hal termanis yang selalu ku inginkan saat aku bangun di pagi hari.

Semakin hari hubungan kami semakin membaik. Dan akhirnya kami memutuskan untuk berpacaran. Kami sering pergi jalan-jalan berdua. Dan jika sudah terlalu malam, kadang dia menginap di kosanku atau sebaliknya.

Sampai pada suatu hari, kejadian terkelam dalam hidupku pun terjadi. Kejadian yang sama sekali tak pernah ku inginkan. Kejadian yang sampai kapanpun tak akan pernah ku lupakan. Dan kejadian itu lah yang membuatku akan selalu membenci nya.

Sampai kapan pun dan dimana pun. Aku akan terus membencinya. Meski jauh di lubuk hatiku yang terdalam, hanya namanya lah yang terukir jelas di sana. Konyol memang, aku membenci sekaligus mencintai pria bajingan seperti dia. Dan bahkan sampai sekarang, perasaan cinta itu masih ada. Bersemi di dalam relung jiwaku, dan mungkin suatu saat rasa cinta ini akan kembali mekar, tapi semoga saja rasa ini bukan mekar untuk pria bajingan seperti dia.

Tapi, itu hanya lah sebuah kisah kelamku di semester satu masa perkuliahanku. Sekarang aku sudah berada di semester akhir. Dan mungkin, sebentar lagi aku akan lulus dan resmi menjadi seorang sarjanah. Mungkin.

Tapi yang jelas, berkat catatan kelam di semester satu ku itu, kini aku sudah bisa lebih dewasa. Bahkan sangat jauh lebih dewasa. Berkat kejadian itu kini mataku telah terbuka lebar. Dan aku kini bisa melihat segala sesuatunya dengan jelas.

Tidak semu seperti saat aku baru saja lolos dari masa abu-abu. Sekarang aku telah dewasa. Siap meninggalkan masa kelam yang menyeramkan. Dan beranjak menuju masa indah yang membahagiakan. Semoga saja, yang disemogakan cepat tersemogakan.

---oOo---

Back To Top