Kisah Sedih Seorang Sutan yang Hidup Sangat Miskin

Kisah ini diambil dari sebuah situs Viva.co.id, yang mengisahkan tentang seorang pria berusia 45 tahun bernama sutan yang hidup dengan berbagai problem hidup. Masalah hidup begitu besar oleh pria tersebut mengingat dia hidup di kota besar sedang dia hanya hidup mengontrak dan hanya bekerja sebagai guru ngaji yang mempunyai penghasilan Rp.100.000 setiap bulannya.


Gaji sekecil itu hanya cukup untuk membayar biaya kontrakan yang seharga Rp. 100.000, sedang untuk makan dan mengurusi ibunya yang sudah sakit-sakitan dan telah berusia 100 tahun lebih, dia mengutang sesana kemari.

Bahkan karena gajinya yang sangat kecil tersebut, Sutan sendiri sering menunggak membayar kontrakan karena gajinya digunakan untuk membeli obat ibunya.

Hingga pada ketika dia melihat sepandung rumah yatim dan kemudian mengirimkan sebuah pesna singkat kepada nomer yang tertera dalam sepanduk tersebut.

Dia berharap banyak bantuan dari rumah yatim tersebut mengingat sebelumnya dia telah banyak meminta bantuan kepada banyak lembaga-lembaga besar tetapi tidak mendapat respon.

Nasib berkata baik, dan pihak rumah yatim segelra melakukan survei melalui cabangnya. Dan setelah dilakukan survei santunan beruapa uang sebesar Rp 200.000 dan bahan-bahan makanan diberikan kepada Sutan dan ibunya tersebut.

Sutan sangat bersyukur mendapat bantuan dari rumah zakat, setidaknya dengan bantuan ini dia bisa sedikit tentang untuk beberapa minggu.

Masalah kemiskinan nampaknya masih menjadi masalah yang besar bagi negeri ini, di sinilah peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk menentaskan kemiskinan, dan juga lembaga-lembaga rumah yatim mestinya harus diperbanyak.

Dengan demikian kesejahteraan para rakyat bisa lebih terjamin dan tidak ada lagi kemiskinan seperti yang dialami oleh Sutan yang mengalami kemiskinan hingga dia selalu berharap keajaiban.

Bukan hanya pemerintah kita masyarakat yang mampu juga sudah seharusnya membantu sesama kita yang membutuhkan pertolongan dari kita.

Bukankah hidup lebih indah bila kita mau berbagi kepada orang-orang yang lebih membutuhkan. Kekayaan kita tentu tidak bermanfaat bila tidak digunakan untuk menolong orang lain, karena untuk apa kita kaya kalau di samping kita masih ada orang yang miskin..! (Arif Purwanto)

Back To Top