Cerpen tentang rindu, jelas berkaitan dengan cinta. Kalau dilihat dari judulnya sangat menarik. Benar-benar membuat penasaran bagi yang belum membacanya. Untuk rekan remaja yang ingin punya teman santai, bisa membaca cerpen ini saja ya.
Entah seperti apa, menarik atau tidak nanti bisa disimpulkan sendiri. Yang pasti ini adalah karya sederhana yang bisa dijadikan bahan belajar sekaligus hiburan.
Segudang Rindu yang Membusuk
Cerpen Cinta Sedih tentang Rindu
Ku balikkan lagi tubuh ku kearah samping. Entah sudah berapa kali ku bolak balik bantal ini. Entah sudah berapa kali aku membalikkan badan. Aku sudah mengulang doa tidur sebanyak sepuluh kali. Tapi, aku tak kunjung terlelap.
Mataku ini tak kunjung terpejam. Mimpi indah tak kunjung
menjemputku masuk kedalam dunianya. Entah kenapa malam ini aku merasa aneh. Aku
benar-benar ingin bertemu dengannya. Eh sebentar, jangan lupa baca ini juga ya!
1) Kisah secuil cupcake
2) Cinta diantara dua sahabat
3) Pahitnya menyatakan cinta
4) 100 sms cinta dari kekasih
5) Cinta sebatas tatapan mata
1) Kisah secuil cupcake
2) Cinta diantara dua sahabat
3) Pahitnya menyatakan cinta
4) 100 sms cinta dari kekasih
5) Cinta sebatas tatapan mata
Bayangannya terus terngiang-ngiang dalam benakku. Wajahnya
melekat kuat di benakku. Dan senyumnya terus mengawang di dalam anganku.
Mungkin ini yang sering disebut oleh orang-orang dengan kata “rindu”.
Perasaan gelisah yang sangat kuat dan keinginan yang begitu
dalam untuk bertemu. Tapi kenapa aku merindukannya. Dia bukan lah siapa-siapa
ku. Aku hany berteman dengannya, tidak lebih. Bahkan kami tidak bisa disebut
sebagai sahabat.
Selama ini aku selalu cuek dan acuh padanya, tapi kenapa
sekarang aku ingin sekali bertemu dengannya. Oh Tuhan.. aku benar-benar
tersiksa dengan perasaan ini.
Seandainya saja dia tinggal di sebelah rumahku, sudah pasti
aku akan segera menuju rumahnya dan menggedor rumahnya. Seandainya saja dia
sekarang berada di sisiku.
Pasti akan ku peluk erat dirinya, dan sampai kapanpun tak
akan pernah ku lepaskan.
Ku lirik jam beker diatas meja. Jarumnya sudah menunjukan
pukul 00:30 . Sudah lewat tengah malam.
Tanpa terasa sudah lebih dari 3 jam aku hanya berlarut-larut
memikirkan dirinya. Tapi sampai kapan aku akan terus seperti ini. Apa hal ini
akan terjadi di setiap malamku.
Kenapa perasaanku jadi seperti ini. Ada rasa bersalah dalam
diriku. Ada rasa menyesal di jiwa ku. Dan juga da perasaan ingin bertemu. Yah,
aku sangat ingin bertemu dengannya.
Ku raih handphone ku. Aku mencoba mencari namanya dalam list
kontak handphoneku. Dan aku menemukannya. Tertulis jelas dilayar handphone ku
kontak dengan nama Andre.
Seorang pria jail yang menyenangkan. Seorang pria yang dulu
selalu ku cueki dan tak pernah ku pedulikan. Dan sekarang menjadi seorang pria
yang amat sangat aku rindukan. Batinku benar-benar terasa tersiksa malm ini.
Ku tekan tombol hijau di handphoneku. Belum sempat
panggilanku itu terhubung, sudah ku tekan lagi tombol merah untuk
mengakhirinya. Aku benar-benar gugup. Apa yang harus aku katakana jika dia
mengangkat telponnya nanti.
Aku tidak punya alasan yang cukup kuat untuk menghubunginya.
Haruskah aku berkata jujur kalau aku sangat merindukannya. Tapi, bagaimana
jadinya jika teman-temanku tau.
Selama ini yang mereka tau aku tidak peduli dan sangat acuh
pada Andre. Saat dia menggoda dan meledeki ku, aku selalu tidak
mempedulikannya. Tapi kini, dia sudah pergi jauh.
Aku benar-benar merindukannya. Tawanya, senyumnya,
tingkahnya, aku merindukan semuanya dari dirinya. Oh Tuhan…. Tolong bantu lah
aku untuk bertemu dengannya.
Jika ada kesempatan kedua untuk bertemu dengannya aku tidak
akan menyia-nyiakan kesempatan itu. Akan ku pedulikan dia. Akan ku berikan
perhatianku untuknya. Dan aku akan berusaha untuk menanggapi segala ucapannya.
Ketika gugup bukannya menelpon Andre, justru aku palah
menelpon Risa sahabatku. Yah, aku bingung sekali kepada siapa aku harus
bercerita.
Aku tidak punya banyak teman. Terlebih tidak banyak orang
yang bisa aku percaya, hanya ada beberapa saja orang-orang yang bisa ku percaya
dan mereka adalah orang-orang yang benar-benar dekat denganku.
“Halo… ada apa si mel malem-malem gini nelpon. Ganggu orang
tidur aja.” Suara Risa terdengar dari ujung sana. Dari suaranya aku tau kalau
dia masih mengantuk.
“Hehe… aku kangen ris.” Ucapku cengengesan.
“Kangen siapa? Kangen gue? Ya besok kan kita mu geh mel.”
Ucapnya lagi.
“Bukan ris.”
“Terus?”
“Gue kangen… gue kangen Andre ris.” Ucap ku sedikit gugup.
“What?! Andre?” Ucap Risa kaget. Sepertinya dia sudah
menghilangkan kantuknya gara-gara mendengar kata Andre.
“Lo serius mel?! Bukannya lo selama ini ngga peduli sama
dia? Kenapa lo tiba-tiba kangen sama dia?” Tanya nya lagi.
“Ngga tau ris. Gue juga bingung. Malem ini gue ngga bisa
tidur Cuma gara-gara mikirin dia. Duh gimana dong ris.” Rengekku pada Risa.
“Tunggu…tunggu… Lo ngerasa kehilangan?” ucap Risa
menebak-nebak.
“Kehilangan? Kenapa? Kenapa gue harus ngerasa kehilangan?”
ucapku membantah tebakannya. “Lo cinta sama dia?” ucap Risa berusaha menebak
lagi.
Jantung ku langsung tersentak mendengar ucapannya. Cinta…
apa benar aku jatuh cinta dengan Andre. Tapi kenapa baru sekarang perasaan itu
terasa. Kenapa perasaan ini terasa saat
Andre sudah tidak ada disini. Apa ini hukuman? Apa ini karma? Andre.. maafkan
aku.
“Kok lo diem si mel?” ucap Risa mengagetkan ku.
“Ah..eh…eng..engga kok engga papa.” Ucapku gugup.
“Lo beneran cinta sama Andre?” ucap Risa lagi.
“Aduuuh ngga tau deh Ris, pusing gue.”
“Hiiis dasar. Yaudah deh besok dikampus aja lo cerita lagi.
Gue mau tidur dulu ngantuk. Tut… tut… tut…” ucap Risa langsung mematikan
telponnya. Sialan umpatku dalam hati. Risa benar-benar menelfon tutupnya
tanpa basa-basi.
Tapi setidaknya aku merasa sedikit lega setelah bercerita
kepada Risa. Setidaknya sekarang aku bisa lebih tenang untuk tidur. Meskipun
gelisah kerinduan ini masih sangat terasa.
Meskipun besok aku tidak mungkin bisa bertemu dengannya. Aku
akan terus menyimpan kerinduan ini. Bahkan sampai kerinduan ini membusuk, aku
akan tetap memeluknya. Karena aku mencintainya.. ups.
---oOo---