Hati Ini Butuh Kepastian Cintamu

Hati Ini Butuh Kepastian Cintamu - Di pagi hari terlihat jalanan ibukota Jakarta masih sangat lenggang. Terlihat hanya beberapa kendaraan saja yang melintas, disinari oleh lampu taman yang terang-temaram.


Udara pagi yang dingin juga terasa begitu segar. Bunga-bunga bermekaran seiring dengan sinar matahari yang mulai menampakkan dirinya.

Sementara itu Anisa, sosok wanita cantik berambut panjang ini tengah berjalan menelusuri koridor sekolahnya. Secercah senyuman kembali muncul di wajah mungil nya. Bagaimana tidak, sudah lebih dari 2 minggu dia tidak merasakan suasana sekolah setelah libur panjang semester.

“Hem... akhirnya bisa masuk sekolah lagi” Bisik Anisa sambil terus berjalan. Anisa makin mempercepat langkahnya, matanya jauh menerawang kedepan. Ia melihat ke sekelilingnya, namun ia masih belum menemukan sosok yang ia cari.

Anisa mulai terlihat cemas, namun kecemasannya ini mulai sirna begitu ia melihat sosok pria berpostur tinggi sedang  berbaring di bawah pohon yang terletak di belakang sekolahnya.

Tangannya terlipat diantara tubuhnya, lengkap dengan earphone yang sedang menempel ditelinga. Anisa pun menghampiri sosok pria ini dengan begitu antusias.

“Hey jelek...!” sapa Anisa. Namun pria itu tetap pada posisinya.
“Hey jelek! Loe denger gue enggak sih?” ujar Anisa kali ini dengan tampang cemberut.

Namun pria itu tetap tidak menghiraukan Anisa.
“Hi… dasar loe ini ya. Yaudah deh dari pada gue diem aja disini nungguin lo sadar, mendingan gue pergi aja deh!” ucap Anisa sambil beranjak dari posisi semulanya.

Namun ketika Anisa beranjak dari posisinya, pria itu langsung memegang tangan Anisa hingga Anisa jatuh tepat disampingnya. Kedua mata mereka pun langsung bertemu.

Suasana seketika menjadi hening dan untuk waktu yang cukup lama mata mereka saling beradu. Saling melihat dan saling mengagumi setiap inci indah pahatan wajah yang Tuhan ciptakan.

Keduanya saling bergumam sembari mengagumi dan memberikan pujian satu sama lain. Hingga akhirnya mereka tersadar .

“Ternyata dugaan gue emang bener ya…” ucap  pria itu.
“Bener apaan?” Tanya Anisa
“Lo emang bener-bener jelek ha…ha…”, ucap pria itu sembari pergi meninggalkan Anisa.

Anisa hanya bisa tersenyum-senyum kecil. Ia tau dibalik buliannya itu, ada cinta di dalamnya. “Ih Andre, lo emang reseh ya” ujar Anisa sembari bangkit dan mengejar Andre. Kembali senyuman hadir diwajah Anisa yang manis.

Beberapa bulan telah berlalu, Anisa dan Andre pun semakin dekat. Namun Andre tak pernah mengutarakan perasaannya pada Anisa. Anisa yang sudah sangat mengagumi andre hanya bisa menunggu dan terus  menunggu.

Sampai akhirnya tibalah waktu ujian sekolah. Anisa yang memang merasa kurang dalam hal mata pelajaran akhirnya meminta Andre untuk mengajarinya. Ia sadar Andre adalah orang yang sangat tepat untuk mengajarinya, terlebih dalam mata pelajaran matematika.

Sepulang sekolah keduanya pun pergi ke taman kota untuk belajar matematika bersama. Mereka duduk di sebuah bangku yang tampak tidak begitu ramai hanya ada beberapa orang saja yang sedang memadu kasih.

“Andre, kalo yang ini jawabannya gimana?”Tanya Anisa dengan wajah polosnya.
“Ya ampun Anisa, lo ini bego atau apa si? belum juga 20 menit yang lalu gue ngajarin lo. Rumusnya yang ini nih!”

“Ih Andre lo jahat banget si. Gue kan lupa, makanya loe yang bener dong ngajarinnya. Nah kalo udah dimasukin rumusnya terus diapain lagi?”

“Hii dasar lo ini ya. Ya sudah tinggal loe tambahin aja. X dikali 4 dulu terus Y-nya di kaliin 5. X sama Y nya kan sudah diketahui.” Ujar Andre menjelaskan. Namun bukannya mendengar penjelasan dari Andre, Anisa malah sibuk memperhatikan wajah andre.


Dia membayangkan bagaimana jadinya kalau Andre menjadi pacarnya. Mungkin dia akan menjadi wanita yang paling bahagia di dunia ini.

“Anisa!!” ucap Andre sedikit berteriak.
“ah...o..a.ii..iya.. apa tadi ndre” ucap Anisa gugup.
“lo ini gimana si? Katanya minta ajarin. Eh palah bengong sendirian. Terpesona sama kegantengan gue lo ya?” ucap Andre sedikit bercanda.

“Hiii Ge-er banget loe ya, enggak lah…!”, ucap Anisa dengan wajah sedikit memerah. Dalam batin Anisa hanya bisa bergumam, “Oh, Andre seandainya kamu tau. Aku itu udah suka banget sama loe ndre. Kapan lo bakal nyatain perasaan loe ke gue? Kapan loe mau ngajakin gue pacaran dan kapan lo bakal bahagiain gue sebagai pacar loe?”

---oOo---

Tag : Cerpen, Cinta, Remaja
Back To Top