Cerpen singkat tentang cinta tidak akan pernah membuat pembaca
bosan, apalagi dengan kisah menarik yang belum pernah dibaca sebelumnya. Contohnya
saja yang berjudul “sajadah panjang milik suci” berikut, cerpen ini cukup unik
dari segi kisah yang diangkat. Tema cinta tetapi dikombinasikan dengan nuansa
religi, mau tahu bagaimana kisahnya?
Sajadah
Panjang Milik Suci menggambarkan kisah pertemuan seorang
pemuda alim dengan seorang gadis. Sejak pertama bertemu, sang pemuda pun
langsung menaruh hati atas kecantikan gadis yang ia temui tersebut. Lalu
bagaimana tanggapan gadis itu sendiri, apakah dia juga memiliki rasa yang sama
atau sebaliknya.
Karya ini disusun dengan begitu sederhana kalau dilihat dari
bahasa yang digunakan. Penuturannya pun begitu terasa santai, mengalir apa
adanya sehingga kalau dicermati dengan dalam akan membuat terlarut. Apalagi di
awal pembuka, anda akan disentuh dengan susunan kata dan kalimat yang penuh
makna.
Kisah seperti ini belum pernah dimuat dalam situs ini. Masih
tergolong baru dan menarik untuk diikuti. Alur ceritanya pun sederhana, tidak
terlalu komplek dan tidak akan membingungkan. Satu konflik utama, satu ide
cerita bisa menghantarkan pada suasana yang benar-benar lain Ingin tahu seperti
apa kisah selengkapnya?
Sajadah Panjang Milik Suci
Cerpen
Singkat tentang Cinta
Menggigil, dingin melanda desa yang berdiri bak taman
syurgawi. Semua penduduk tidak berani keluar rumah pada sore ini, hujan begitu
deras ditumpahkan dari langit. Aku, kedua orang tuaku duduk santai di dalam
rumah menikmati secangkir kopi dan camilan. Kami menonton televisi untuk
mengusir sepi, sunyi dan bosan yang melanda – menunggu langit yang tak kunjung
berhenti menangis.
Suasana sangat mendukung, kami tidak beranjak dari tempat
duduk. Di tempat inilah kami duduk manis, berbalurkan selimut serta jaket. Semuanya
sangat nikmat. Tak lama kemudian hujan berhenti namun udara masih saja dingin,
mencoba menahan kami lebih lama lagi bersantai dalam dekapan dingin.
Saat magrib menjelang, aku pun segera mengambil air wudhu. Berjibaku,
berperang melawan dingin agar suci dan aku
bisa memenuhi syarat sah untuk menunaikan kewajibaku pada-Nya, sholat menghadap
Alloh SWT untuk berkeluh-kesah.
Usai mengambil air wudhu badanku sedikit menggigil karena
memang udara begitu dingin. Aku pun sholat berjamaah dengan ayah dan ibuku. Suasana
berubah menjadi hangat, ini semua tentu karena kebersamaan keluarga dalam ibadah
yang sedang kami jalankan.
Usai sholat aku pun duduk di ruangan tamu untuk membaca ayat
suci Al-Quran. Dengan membacanya pikiranku
menjadi tenang dan pahalaku bertambah. Tak lama kemudian ayahkupun
datang dan duduk di sampingku sambil membaca Al-Quran. Kami membaca Al-Quran
bersama di ruang tamu.
Usai membaca Al-quran aku pun duduk sejenak di ruangan tamu
untuk menenangkan diri sejenak.
“Sudah makan belum”, ungkap ayahku.
“Belum yah”, ungkapku.
“Makan yuk”, ungkap ayahku.
“Ayok”, ungkapku.
Kami pun bergegas menuju ruangan makan dan kemudian makan. Ibu
pun datang ke ruangan makan dan ikut makan bersama kami.
“Udara sangat dingin”, ungkapku. “Tenang ini ada sambal,
rasa pedasnya bisa menghangatkan tubuh”, ungkap ibuku.
Kami pun memakan makanan tersebut dengan lahapnya. Tak lama
kemudian makanan yang kami makan habis sementara itu perut kami cukup kenyang.
kupun duduk di ruangan televisi lagi dan menonton televisi.
Kebetulan acara malam ini adalah acara yang sangat aku sukai yaitu kartun. Aku
pun menontonya dengan posisi duduk dengan pandangan fokus ke layar televisi.
Sementara itu orang tuaku masih asyik mengobrol di ruang makan.
Tak lama kemudian adzan berkumandang, sedikit berat
meninggalkan kartun kesanganku, karena ceritnya sangat menarik. Tetapi akhirnya
aku pun mematikan televisinya dan kemudian bergegas berangkat ke masjid. Aku
bejalan menuju ke masjid, kebetulan jalanan begitu becek sehingga aku perlu
hati-hati agar tidak terpleset.
Sesampainya di masjid aku pun mengambil air wudhu dan
kemudian masuk ke masjid. Tak lama kemudian sholat berjama'ah dimulai. Aku pun
mengikuti imam yang memang memimpin jalannya sholat. Usai solat aku pun berdoa
untuk meminta sesuatu kepada Tuhan, sementara itu semua jamaah bubar dan tak
lama kemudian Imam pun keluar dari masjid. aku pun sendirian di masjid dengan
ditemani kekushuanku mengharap rahmat Tuhan.
Usai berdoa aku pun duduk sejenak untuk menikmati suasana
tenang di masjid ini. Semua masalah bisa hilang ketika kita berserah diri
kepada Tuhan.
Usai menikmati ketenangan di dalam masjid aku pun keluar
dari masjid tersebut. Setelah aku berjalan sampai di luar aku melihat sebuah
sajadah panjang. Aku tidak tahu itu
milik siapa, yang pasti aku harus mengamankannya.
Aku pun mengambilnya dan membawanya pulang. Dengan demikian
keberadaannya bisa aman. Sajadah ini akan aku kembalikan bila datangnya waktu
subuh. Aku akan mencari pemilik sajadah
ini sembari melaksanankan sholat subuh.
Aku pun pulang dan sesampainya di rumah aku langsung tidur.
Nyaman sekaliketika tertidur usai melakukan ibadah sholat isya. Tak perlu waktu
lama untuk memejamkan mata, karena aku langsung bisa tertidur dengan pulasnya.
Aku pun terbangun usai melewati mimpi yang begitu indah.
Waktu pun sudah subuh dan sebentar lagi adzan dikumandangkan. Aku pun bergegas
mengganti pakaianku dan kemudian bergegas pergi ke masjid dengan membawa
sajadah yang aku temukan tadi malam.
Aku berangkat dengan membawa sajadah yang tadi aku temukan di masjid. Sesampainya aku di masjid
ada seorang gadis yang memang sedang mencari sajadah di tempat aku menemukan
sajadah tadi malam.
“Apakah ini sajadahmu”, ungkapku kepada gadis tersebut.
“Iya mas, kok bisa ada di mas”, ungkap gadis tersebut.
“Iya tadi malam saya menemukan sajadah ini di sini, karena
takut hilang makanya aku bawa
pulang”, ungkapku kepada gadis tersebut. “Terimakasih mas
ya”, ungkap gadis tersebut. “Aku belum pernah melihatmu, kamu orang baru di
sini..?”, ungkapku kepada gadis tersebut.
“Iya, aku saudara pak Rusman yang rumahnya dekat masjid
sini”, ungkap gadis tersebut.
“Siapa namamu”, ungkapku.
“Namaku Suci, la mas namanya siapa.?”, ungkap sang gadis.
“Aku Rijal”, ungkapku.
“Senang berkenalan sama mas Rijal, aku masuk dulu ya”,
ungkap gadis tersebut.
“Iya silahkan”, ungkapku.
Aku pun masuk ke masjid juga untuk sholat bersama. Usai
sholat aku teringat kembali dengan gadis cantik yang kehilangan sajadahnya
tadi, aku merasa dia adalah gadis yang baik dan sholehah. Tentu aku akan
menjadi lelaki yang beruntung ketika dia menjadi pendampingku kelak.
Tetapi untuk saat ini aku jalani dengan semestinya dahulu,
hingga bila aku sudah menemukan waktu yang tepat aku bisa mencurahkan
perasaanku ini, baru saat itulah ku ungkapkan semuanya. semoga aku memang tidak
salah menduga dan tidak salah mengagumi seorang wanita yang ku temui tadi.
Semoga ini bukan nafsu semata dan semoga dia memang jodohku amin.
Aku pun keluar dari masjid ini dan aku lihat lagi Suci yang
hendak memakai sendalnya. “Mari Suci”, ungkapku menyapanya. “Iya mas Rijal”,
ungkap Suci.
Aku pun pulang dengan sedikit gembira, tetapi aku tetap
menjaga kegembiraanku ini, aku hanya tidak mau kegembiraanku berkenalan dengan
Suci bisa melebihi kegembiraanku ketika aku beribadah. Yang penting bagiku
adalah menjalankan keduanya tanpa melupan garis merah antara keduanya, sehingga
taa’ruf dan ibadah sehari-hari bisa jalan dengan lancar.
Usai pulang aku duduk sejenak di ruangan tamu. Tak lama
kemudian bayangan Suci datang lagi dalam benakku. Tetapi apa mau dikata dia
memang cantik, baik, dan sholehah, sehingga wajar saja bila aku selalu
membayangkannya.
Semoga ini memang
pertanda baik yang Tuhan akan
berikan kepadaku. Dan semoga aku memang dia adalah gadis yang diturunkan Tuhan
kepadaku
Tak lama kemudian ketika aku sedang asyik membayangkan suci,
sunrise mulai menampakan wajahnya dan aku pun keluar dari rumah untuk sekedar
berlari-lari untuk melemaskan otot-ototku.
Aku marathon mengintari jalan yang lurus ini, tak lama
kemudian aku melihat Suci sedang menyapu di depan halaman. Aku menyapanya,”Pagi
Suci”, ungkapku sambil marathon. “Pagi mas Rijal”, ungkap Suci.
Aku bahagia sekali bisa bertemu lagi dengan Suci, ini semua
tentu akibat sajadah yang memang sudah di takdirkan oleh Tuhan tadi malam.
Sehingga aku bisa berkenalan dengannya.
---
oOo ---