“Kau Adalah”, sebuah
cerpen pengalaman pribadi tentang cinta
yang cukup bisa membuat tersenyum. Kebahagiaan yang digambarkan dalam cerpen
ini bisa ikut meresap dan seperti bisa dirasakan langsung oleh pembaca.
Sederhana, dengan bahasa sehari-hari yang tak banyak bermakna ambigu, karya ini
mampu melarutkan anda dalam asmara.
Kadang memang begitu, membaca cerpen sedih kita bisa ikut
menangis, membaca cerpen bahagia kita juga bisa ikut tersenyum, bahagia karene
larut dalam alur cerita yang diberikan. Karya-karya seperti ini memang bisa
menjadi hiburan kala senggang. Kadang, karya seperti ini juga bisa memberikan
inspirasi dan motivasi.
Hidup bisa terasa sangat sempurna jika memiliki seorang
kekasih hati yang seperti harapan. Hal-hal sederhana bahkan bisa menjadi sangat
berwarna, jiwa menjadi lebih bersemangat dalam menghadapi rutinitas yang
membosankan sekalipun. Cinta bisa menjadi nafas bagi hidup seseorang, mungkin
itu juga bisa dirasakan dalam cerpen pengalaman cinta berikut.
Seperti juga karya lain, “kau adalah, kekasih bahagia”, juga
dikemas dalam bentuk cerpen pendek, tak lebih dari dua halaman folio. Karena
itu, anda yang ingin membaca tentu tidak akan bosan dan letih hanya untuk
menghabiskan satu kisah saja. Apalagi jika ceritanya sesuai dengan yang
diharapkan, benar tidak?
Kau Adalah, Kekasih Bahagia
Cerpen
pengalaman pribadi tentang cinta
Malam dingin menerpa, memeluk tubuh kami. Aku dan kekasihku
berteduh di sebuah rumah milik warga untuk berlindung dari hujan hingga datang
waktunya hujan reda. Sementara itu aku melihat kekasihku yang menggigil menahan
dingin udara malam. Aku pun memberikan jaketku kepadanya,”Ini pakai saja”,
ungkapku sambil memakaikan jaketku ke tubuhnya.
“Hujannya kok enggak reda-reda ya”, ungkap kekasihku.
“Enggak tau ini, sudah malam lagi”, ungkapku.
“Apa kita hujan-hujan saja ya.?”, ungkap kekasihku.
“Emangnya kamu kuat”, ungkapku.
“Tapi dingin sekali”, ungkap kekasihku.
“Ya aku si ayo saja kalau hujan-hujanan”, ungkapku.
Kekasihku pun lama berpikir mengingat hujan ini sedikit
lebat. Setelah lama berpikir kekasihku akhirnya mau untuk berhujan-hujanan
menuju pulang.
Aku dan kekasihku pun berlari membelah rintikan hujan, kini
tidak terasa dingin dari pada ketika aku menunggu di rumah tadi. Aku dan
kekasihku terus berlari dengn cepatnya. Tak lama kemudian aku dan kekasihku
sampai di rumah kekasihku.
“Akhirnya sampai juga”, ungkap kekasihku.
“Iya, asyik kan hujan-hujanan”, ungkapku.
“Iya asyik sekali, mau mampir enggak.?”, ungkap kekasihku.
“Enggaklah, hari sudah sore dan aku harus segera pulang,
mungkin lain waktu”, ungkapku.
“Ya sudah hati-hati di jalan ungkap kekasihku.
“Iya”.
Aku pun terus berjalan menuju pulang tanpa sebuah penghalang
yang bisa menghalang air menjatuhi tubuhku. Tak lama kemudian aku sampai di
rumah, aku pun langsuk ke kamar mandi dan melepas pakaianku. Setelah itu aku
pun mandi.
Usai mandi aku keluar dari kamar mandi, sementara itu ibuku
menegurku,”Sudah pulang kamu Rangga”, ungkap ibuku. “Iya sudah buk”, ungkapku
sambil kedinginan lalu masuk ke kamar untuk memakai baju.
Usai memakai baju, aku pun memakai pakaian tebal dan duduk
di kamar sambil mendengarkan musik. Sementara itu ibuku datang ke karamku
membawakan sebuah teh panas. “Ini di minum, untuk menghangatkan badanmu”,
ungkap ibuku.
Aku pun meminumnya dan tubuh ini begitu hangat ketika cairan
teh ini masuk lewat tenggorokan. Aku pun terus meminumnya hingga habis,
sementara itu ibuku keluar dari kamarku.
Aku menghubungi kekasihku lewat sms. “Bagaimana..?, apakah
masih dingin”, ungkapku kepada kekasihku. “Tidak sekarang sudah hangat, karena
badanku terbungkus dengan selimut tebal, sembari menikmati teh panas”, ungkap
kekasihku.
“Sama, aku juga sedang menikmati teh panas”, ungkapku.
“Kenapa bisa sama ya”, ungkap kekasihku.
“Ya kita kan jodoh hehe”, ungkapku.
“Hahaha bisa saja kamu”, ungkap kekasihku.
Sementara itu malam menjelang dan aku pun teringat dengan
keksihku, bagiku kekasihku itu begitu erat dalam pikiranku, hingga kemanapun
aku berada aku selalu memikirkannya. Aku memang mecintainya maka dari itulah
aku selalu memikirakannya. Semoga dia juga memikirkanku saat ini.
Aku tertidur usai membayangkan kekasihku, perasaan begitu
nyaman tidur berbalutkan bayangan kekasihku. Sementara itu mimpi yang datangpun
begitu indah menambah hangat suasana.
Sebuah karpet yang dilentangkan dan kemudian kami duduk
bersama di atas sambil meikmati hidangan buah di hadapan kami. Bagai raja dan
permaisurinya, aku dan kekasihku pun saling suap- menyuapi dengan penuh kegembira.
Aku pun memeluk kekasihku dengan eratnya, terasa nyaman ketika kuletakan
kepalanya di dadaku.
Tetapi entah apa yang terjadi tanganku seperti memegang
sebuah sarung bantal, ketika memegang kepala kekasihku. aku pun mengelusnya
lagi dan tidak lembut seperti rambut aslinya. Sadarku datang ternyata aku
meengelus-elus sebuah bantal bukan rambut kekasihku.
Kecewa berat karena itu semua hanya sebuah mimpi, mungkin
ini mimpi tetapi aku hanya bisa berharap semua yang ada di mimpiku bisa menjadi
kenyataan.
Aku pun bangun karena hari sudah mulai siang, kini aku
beranjak dari kamar tidurku dan pergi ke kamar mandi. Aku memulai menyirami
tubuhku dengan air yang begitu sejuk ini. Tubuh begitu segar, kini aku
bersemangat lagi untuk melakukan aktivitasku.
Aku pun berangkat kerja dengan perasaan yang begitu gembira,
sementara itu aku juga mengucapkan selamat pagi kepada kekasihku lewat sms.
Dia pun membalas pesan singkatku itu, dengan ucapan,”Selamat
pagi juga”.
Sesampainya aku di tempat kerja aku mulai mempersiapkan
semuanya. Usai mempersiapakan peralatan kerja, aku mulai bekerja.
Tak lama kemudian ada atasan yang datang menemuiku, kami
mengobrol sebentar dan setelah itu atasanku pergi lagi.
Waktu sudah sore dan semua pekerjaanku sudah selesai, kini
aku bisa pulang. Usai pulang aku pun berkunjung ke tempat kekasihku. Aku rindu
sekali dengannya walaupun hari kemarin aku baru bertemu dengannya.
Dengan menaiki motor kelasikku, aku berangkat ke tempat
kekasihku. Jalan demi jalan aku lewati dan tak lama sampailah aku di tempat
kekasihku. Sesampainya aku di tempat kekasihku aku turun dari motorku dan
kemudian mengetuk pintunya.
Tak lama kemudian kekasihku membukakan pintu dan
berkata,”Hay”.
“Iya”, ungkapku.
“Sudah pulang.?”, ungkap kekasihku.
“Iya sudah, lagi apa kamu”, ungkapku.
“Lagi duduk saja si tadi di ruang tengah, mari masuk”,
ungkap kekasihku.
Aku pun masuk dan duduk di rungan tamu. “Ini aku mau ngajak
kamu makan malam entar malam, bagaimana bisa tidak”, ungkapku. “Makan di mana”,
ungkap kekasihku. “Di rumah makan dekat tempat kerjaaku saja”, ungkapku.
“Iya boleh”, ungkap kekasihku.
“Oke aku jemput entar malam ya”, ungkapku.
“Iya”.
“Ya sudah aku mau langsung pamit saja, sampai bertemu nanti
malam”, ungkapku.
“Iya”.
Aku pun keluar dari rumah kekasihku dan berjalan untuk
pulang. Di perjalanan aku tidak sabar menunggu datangnya malam tiba dan aku
sangat tidak sabar bisa menyuapinya seperti di mimpiku tadi malam. Sesampainya
aku di rumah, aku duduk sejenak sambil melepas lelah setelah melakukan
perjalanan. Usai dirasa capekku sudah hilang aku pun meletakan tasku ke kamar
dan kemudian mandi.
Aku pun mandi dan kemudian memakai baju. Setelah badan
terasa segara usai mandi aku pun duduk di depan televisi untuk menonton acara
kesayanganku. Waktu sangat terasa cepat hingga sudah menginjak pukul 7 malam. Aku
pun bersiap-siap untuk kemudian aku mejemput kekasihku.
Usai berganti pakaian rapi, wewangian yang sudah melekat di
badan, dan rambut yang klimis, aku pun berangkat menuju rumah kekasihku. Di
perjalanan aku terus merasa tidak sabar dan ingin sekali cepat-cepat sampai.
Sesudah melewati 2 tikungan tajam, sampailah aku di rumah
kekasihku. Ternyata kekasihku sudah menungguku di depan rumah. “Ayo langsung
saja”, ungkapku. “Oke”.
Aku pun pergi ke rumah makan dengan kekasihku, kini mimpiku
bisa menjadi kenyataan. Aku bisa menyuapinya di rumah makan tersebut.
Malam berubah menjadi hangat karena kekasihku di sampingku.
Dan jalanan yang macet berubah menjadi tempat yang menyenangkan karena ada
sosok kekasihku di sampingku. Sesampainya aku di tempat makan aku mulai turun dari motor
dan kemudian masuk ke dalam rumah makan tersebut.
Kami pun memesan makanan dan kemudian duduk di bangku paling
belakang. “Aku senang sekali bisa bawa kamu ke sini, itu artinya mimpiku
menjadi nyata”, ungkapku kepada kekasihku.
“Emang kamu mimpi apa.?”.
“Aku mimpi di suapin sama kamu hehe”, ungkapku
“Hehe bisa saja kamu”.
Tak lama kemudian makanan datang, aku pun menikmati suapan
demi suapan. Makanan lezat menjadi lebih lezat karena di makan bersama
kekasihku.
---
oOo ---