Jaga Selalu Hatimu demi Mahar Cinta

Contoh Cerpen tentang Kesetiaan Cinta - Cita-cita dan harapan yang dimiliki oleh seseorang kadang begitu besar, se-besar rasa cinta yang ada dalam hati. Meski ada keraguan dan rasa takut namun tekad dan kepercayaan pasti akan menuntun mereka. Harapan akan disandarkan kepada Tuhan dan juga kepada orang yang dikasihinya, “jaga selalu hatimu”, demi sebuah mahar cinta yang akan aku usahakan.


Ditinggal pergi jauh, memiliki resiko yang sama beratnya baik untuk sang pria maupun sang wanita. Keduanya, sepasang kekasih itu, akan diuji apakah mereka layak untuk masuk ke jenjang hubungan yang lebih serius, sebuah ikatan suci dalam pernikahan.

Jika mereka lulus, maka pelaminan menanti, sang kekasih pria akan mambawakan secuil hati-nya dalam bentuk mahar pernikahan. Sang wanita akan menerima simbol cinta tersebut dengan perasaan sangat bahagia, menyimpan dan menjaga kepercayaan itu dengan segenap jiwa dan raga, betapa bahagia.

Cerpen terbaru kali ini memang dikemas dengan sangat sederhana namun kurang lebih isi ceritanya se-romantis seperti apa yang disinggung di atas. Penasaran pasti jika anda tidak menikmati akhir kisah ini, sekarang silahkan anda baca saja cerpen kesetiaan tersebut. Jangan lupa siapkan juga makanan kecil sebagai teman santai.

Jaga Selalu Hatimu demi Mahar Cinta Ini
Cerpen tentang Kesetiaan Cinta

Sunyi, hampa pagi aku rasakan. Yang ada hanyalah suara kicau burung yang menyambutku dari tidur. Langit yang mulai melahirkan sebuah cahaya penghidupan bagi bumi. Sementara itu senyum kecil dariku yang megagumi fenomen yang begitu indah ini. Maha suci tuhan yang sudah menciptakan alam ini yang begitu indah ini.

Aku duduk di depan teras sambil ditemani kopi hasil tani bapak saya sendiri. Dan sebuah buku yang akan membawa otaku berwisata ke seluruh dunia. Dengan fokus mataku tertuju dengan lembaran yang tertuliskan kata-kata dari seorang profesor. Aku begitu menghayati benar apa yang terkandung dan di ucapkan profesor tersebut.

Tak lama kemudian sebuah pesan masuk dan membunyikan nada dering di ponselku. Ternyata kekasihku yang hendak mengajaku menikmati hari minggu pagi ini. dengan hati yang gembira aku menuruti pintanya, karena bisa dikatakan ini hari minggu terakhir aku bisa bersamanya di sini. Karena hari senin aku sudah harus berangkat ke kota untuk bekerja.

Aku masuk ke dalam untuk menyiapkan diri terlebih dahulu. Ku awali dengan mandi pagi yang akan membuat tubuhku segar. Setelah itu aku sarapan untuk membuat perutku diam. Usai makan aku memakai jaket kulitku dan tidak lupa helm untuk melindungi kepalaku.

Aku berangkat menuju tempat kekasihku dengan menggunakan motor klasik. Dengan santai aku melaju di pinggir dan membiarkan kendaraan lain menyalipku. Tidak lama kemudian aku sampai di tempat kekasihku.

Sesampainya aku di tempat kekasihku aku menghentikan laju santai motor kelasikku. Aku turun dari motor dan kemudian mengetuk pintu  rumah kekasihku.

“Asalamulaikum”, pintaku sambil mengetuk pintu.
“Walaikum salam”, ungkap kekasihku di dalam rumah hendak membukan pintu.
“Ayo masuk dulu”, ungkap kekasihku dengan tersenyum.

Aku masuk ke rumah kekasihku dan duduk di ruangan tamu. Semetara itu kekasihku masuk ke dalam untuk mengganti bajunya. Dengan sabar aku menunggu kekasihku hingga selesai mengganti bajunya di kamar. Setelah selesai diapun keluar dari kamrnya dan duduk bersamaku di ruangan tamu.

“Minum dulu ya”, ungka kekasihku.
“Haduh jangan repot-repot deh”, ungkapku dengan menunjukan gigi.
“Gak ko”, berdiri dan langsung masuk ke dapur.

Sementara itu aku duduk dengan manisnya di ruangan tamu dan menunggu kekasihku kembali lagi. Aku melihat lukisan yang terpasang rapi didinding rumah kekasihku. lukisan tersebut begitu indah dan sangat menakjubkan. Aku tidak bosan meski berulang kali memandangnya.

Tak lama kemudian kekasihku datang kembali sambil membawakan minuman hangat. Dengan sabarnya dia membawa minuman di atas nampan dengan berjalan begitu sangat hati-hati. Aku berdiri untuk memudian membantu kekasihku menurunkan minuman tersebut dari nampannya.

Dengan begitu lembunya dia berkata,”Terimakasih”, sambil sedikit membungkukan tubuhnya kedepan. “Ayo silahkan diminum”, ungkap kekasihku dan duduk. Aku duduk kembali dan berkata,”Iya”. “Kita mau berangkat jam berapa.?”, ungkap kekasihku.

“Habis ini kita langsung berangkat”, ungkapku sambil menyeruput minuman hangat yang di berikan kekasihku kepadaku.

“Oke, di habiskan dulu dong minumannya”, ungkap kekasihku. “O iya aku juga mau sekalian pamita sama kamu”, ungkapku sambil memegang gelas berisikan minuman hangat.

“Emang pamitan mau kemana..?”, ungkap kekaihku dengan begitu penasarannya.
“Aku besok senin mau ke kota, kerja”. Uangkapku.
“Berati kamu mau ninggalin aku dong”, ungkap kekasihku.
“Iya sementara”, ungkapku.
“Yah sendirian dong”, ungkap kekasihku.
“Tenang aku akan kembali”.

“Ya sudah lah aku injinkan kau pergi, tapi jaga selalu hatimu ya, jangan di berikan kepada ornag lain”, ungkap kekasihku sambil melihatku dengan tatapan berkaca-kaca. Aku membalas tatapan matanya dan berkata,”Iya aku akan selalu jaga hatiku untukmu”.

Tak lama kemudian minuman yang kekasihku buat akhirnya sudah habis. Kami pun berdiri dan keluar dari rumah. Selanjutnya aku mulai menghidupkan motor kelasikku lagi untuk ku pacu membawa orang yang aku sayangi.

Dengan perlahan aku menginjak engkol dan keluar suara tanda mesin sudah hidup. Sementara itu kekasihku pun duduk di belakangku dan berpegangan begitu erat. Aku memasukan gigi dan kemudian berangkat. Dengan santai diringi canda tawa motor kelasiku berjalan di atas hitam aspal. Tanpa sebuah ambisi mendahului dan menambah gas, yang ada hanya perjalan santai yang begitu menggembirakan.

Sepanjang jalan aku melihat pemandangan pinggir jalan yang indah. Banyak pepohonan yang menjulang ke atas dan begitu indah. Selain itu aliansi burung berterbangan menuju ke barat, menambah hangatnya suasana di daerah pegunungan ini.

Cukup lama kami berjalan dan hampir 4 jam. Setelah 4 jam kami pun sampai di sebuah danau biru yang begitu indah. Aku tidak berkedip melihat luasnya danau berwarna biru ini. Aku turun dari motorku dan melihat lebih dekat lagi. Sementara itu kekasihku pun ikut denganku, dia juga terkesima ketika  melihat keindahan danau ini.

Setelah puas mengunjungi danau, kami pun berjalan lagi dan meikmati pemandangan jalan sambil menuju arah pulang. Begitu indah alam raya ini, dipenuhi pohon yang tersusun rapi ibarat sudah didesign sebelumnya. Tidak terasa ini semua akan aku tinggalkan ke kota, tetapi aku harap di masa yang akan datang aku masih bisa melihat pemandangan ini lagi.

Karena begitu indahnya pemandangan yang hari ini aku lihat. Dan pemandangan ini belum tentu aku lihat di kota nanti. Sesampainya di kota pastilah yang kulihat hanyalah sebuah gedung-gedung yang mencakar langit, bukan pohon yang tertata rapi seperti yang aku lihat ini.

Kami pun berhenti sejenak untuk beristirahat sejenak dan untuk sekedar memakan- makanan ringan yang kami bawa. Kami menggelar dedaunan untuk kami duduk dan makan-makanan ringan. Kekasihku mengeluarkan makanan ringan dari tasnya dan meletakannya di depanku.

Dengan tersenyum dia mengatakan,”Ayo dimakan”. Aku langsung mengambil makanan tersebut dan memakannya. Kekasihku pun demikian menikmati cemilan yang dia bawa dari rumah. Dengan mesranya kami saling suap-menyuapi, di pinggir jalan di bawah pohon yang sangat rapih tertata.

Biarkan pohon ini menjadi saksi cinta antara aku dan kekasihku. dan biarkan pula pohon tersebut menjadi penonton setia kemesraan kami berdua. Sekembalinya aku pulang nanti dari kota aku harap pohon-pohon ini masih ada dan tetap menjadi saksi bisu cinta kita berdua.

Usai puas beristirahat, kami pun melanjutkan perjalanan untuk pulang. Aku tidak sabar sampai rumah dan menyiapkan untuk pergi ke kota besok. Aku akan bekerja giat di sana dan akan pulang membawa mahar cinta. Aku akan melamar kekasihku hingga sah untuk kumiliki. Sehingga kekasihku bisa menjadi miliku seutuhnya dan untuk selamanya.

Tuhan kabulkanlah jeritan hati ini Tuhan, biarkan aku mencintai kekasihku selamanya. Dan mudahkan jalanku untuk bisa menjadikannya halal untukku. Karena dengan menjadikan halal maka aku bisa mendapat ridho darimu. Dengar pintaku, setelah menjaga hatiku tuhan.  

--- oOo ---

Tag : Cerpen, Cinta
Back To Top