Cerpen Bertema Natal, Semarak Natal Tahun Ini - Natal dan tahun baru juga menjadi
momen yang ditunggu. Seperti juga hari besar lain, hari besar ini akan menyita
begitu banyak persiapan dan membuat banyak kesibukan mulai dari anak, remaja
sampai orang tua.
Karena kita bicara mengenai contoh cerita maka kita akan memberikan satu kado spesial untuk acara natal tahun ini. Kado tersebut adalah sebuah
cerpen singkat yang mengambil tema tentang perayaan natal dan juga tahun baru.
Ceritanya menarik dan hanya bertujuan untuk menghibur pembaca semua. Tidak panjang, dan mudah-mudahan tidak membosankan. Ingin tahu seperti apa alur ceritanya?
Ceritanya menarik dan hanya bertujuan untuk menghibur pembaca semua. Tidak panjang, dan mudah-mudahan tidak membosankan. Ingin tahu seperti apa alur ceritanya?
Cerpen terbaru kali ini akan
fokus pada cerita seputar persiapan natal. Kurang lebih menceritakan bagaimana
sebuah keluarga mempersiapkan diri untuk pesta dan acara natal.
Pokoknya seru, lucu dan gokil, pasti anda bisa tersenyum sendiri setelah membaca kisah selengkapnya. Tapi sebelum itu, silahkan baca juga beberapa cerita berikut!
Pokoknya seru, lucu dan gokil, pasti anda bisa tersenyum sendiri setelah membaca kisah selengkapnya. Tapi sebelum itu, silahkan baca juga beberapa cerita berikut!
1) Puisi natal
2) Cerita natal
3) Cerpen kado natal
4) Cerpen natal singkat
5) Cerpen natal terbaru
6) Cerita pendek tentang natal
Maksudnya supaya lebih lengkap
jadi disiapkan juga beberapa pilihan yang bisa dicari mana yang paling disuka. Sekarang,
yang sudah dari tadi penasaran ingin membaca bagaimana kisah cerpen natal
tersebut bisa langsung ke bawah. Berikut cerpen selengkapnya untuk anda.
Semarak Natal Tahun Ini
Cerpen
Singkat Bertema Natal
Ruminah menatap jauh ke depan,
ditemani secangkir teh ia duduk di beranda rumah, menanti kedatangan mataharinya
yang meski sudah mulai gelap tapi tak tampak batang hidungnya. Sesekali ia
berdiri, melihat ke arah gerbang rumah dan kembali duduk. “Kenapa ayah jam
segini belum pulang”, ia mulai cemas menantikan suami tercinta.
Teh sudah mulai dingin ketika
sebuah mobil sedan berwarna putih masuk ke pekarangan rumah. Ia berdiri, hampir
saja berteriak girang seolah setahun tak jumpa dengan Marco.
“Ayah pulang….”, ucap Marco
kepada istrinya, Ruminah.
“Ayah kok larut begini baru
pulang sih, bikin Mama khawatir aja!”, balas Ruminah sambil mengambil koper
yang dibawa suaminya.
“Iya Ma, kebetulan tadi di kantor
ada rapat dengan klien baru”, jawab Marco.
Ruminah kemudian mengiringi
suaminya masuk ke dalam rumah, melupakan secangkir teh yang dari tadi setia
menemaninya. Suasana rumah begitu hening, maklum mereka hanya tinggal berdua
sedangkan kedua anaknya sedang belajar di luar negeri.
“Yah, apakah tahun ini kita akan
merayakan natal hanya berdua lagi?”, tanya Ruminah pada suaminya ketika berada
di meja makan.
“Mungkin Ma, kenapa gak kamu
tanya sama anak-anak langsung?”, ucap Marco
“Gak enak Pa, takut ganggu
kegiatan anak-anak…”, ucapnya lagi.
Meski sangat rindu kehadiran
anak-anaknya, Ruminah kerap menahan diri karena tidak ingin mengganggu
anak-anaknya yang sedang belajar di luar negeri. “Biarlah Pa, kalau mereka
sempat kan nanti pulang…”, ucapnya lagi lirih.
Marco sebenarnya tak tega melihat
istrinya yang kangen anak-anak, tapi demi untuk hadiah natal tahun ini ia
sengaja tidak memberitahu bahwa anak-anak akan pulang. Hari yang dinanti
semakin dekat, di rumah, Ruminah mulai sibuk menyiapkan berbagai hal untuk
natal nanti. Sampai suatu sore…
“Mama…..”, teriak seseorang dari
luar. Ruminah yang sedang sibuk memang sama sekali tak mendengar ada mobil
masuk. Ia pun sangat terkejut ketika tiba-tiba melihat kedua anaknya sudah
berhamburan masuk rumah.
“Surpise….!”
“Lo…ka…kalian kok….?”
“Iya Ma, kami pulang, kami kangen
sama Mama dan Ayah…”
“Iya Ma, kami sengaja meminta
ayah merahasiakan kepulangan kami, untuk kejutan!”
“Kalian ini, jahat ya sama Mama…”
Suasana sontak begitu ramai,
meski hanya tiga orang tapi suasana itu benar-benar hangat. Ruminah dan kedua
anaknya Rachel dan Maryam bercanda dan saling bercerita satu sama lain.
Beberapa jam kemudian, Marco yang
baru pulang kerja pun tidak mau ketinggalan. Ia langsung saja bergulat dengan
anak laki-lakinya Rachel dengan berbagai kegiatan sementara Maryam membantu
sang ibu di dapur menyiapkan makan malam.
“Terus, bagaimana acara natal
nanti Yah?” tanya Rachel
“Iya Yah?” lanjut Maryam
“Terserah kalian, ayah dan ibu
ikut saja, kami sudah sangat bahagia kalian bisa pulang tahun ini”, ucap Marco
“Iya nak, kami sangat senang bisa
merayakan natal bersama seperti ini?”, lanjut Ruminah.
Yang namanya anak, meski sudah
dewasa tetap saja bisa manja kepada orang tuanya. Buktinya saja Rachel,
tiba-tiba ia memaksa ayahnya untuk menyiapkan sesuatu sebagai kado kepulangannya.
“Ayah aku minta hadiah…?”
“Loh, kok pakai hadiah segala?”
“Pokoknya harus….!”
“Kamu mau hadiah apa memang Nak?”
“Pohon natal, yang besar, tapi
sekarang!”
“Tapi Nak, ayah kan capek…”
“Pokoknya sekarang…. Ayo lah
Yah…”
Luluh dengan rengekan anaknya
Marco pun akhirnya mengambil kapak dan keluar rumah. Melihat ayahnya yang
keluar membawa kapak, Rachel pun merasa heran, “kenapa ayah pakai membawa kapak
segala?”, ucapnya dalam hati, “Oh, mungkin ayah akan menebang pohon natal
sendiri”, lanjutnya.
Setengah jam berlalu, Marco pun
kembali dengan membawa sebuah pohon natal yang amat besar. Ia pun langsung
disambut dengan suka cita oleh Rachel dan Maryam.
“Ayah kok cepat sekali, memang menebang
pohon natal dimana Yah?” tanya Rachel heran.
“Siapa bilang Ayah menebang pohon
natal, tidak menebang,, Ayah membelinya di toko”
“Lho.. tadi kan Ayah membawa
kapak, kenapa Ayah membawa kapak segala?”, ucap Maryam heran.
“Karena Ayah tidak ingin mengeluarkan
uang untuk beli pohon natal”, ucap Marco sambil masuk ke dalam rumah.
Ruminah, Rachel dan Maryam pun
langsung tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan sang Ayah. Ternyata, niatnya
Rachel yang ingin jahil pada Ayahnya tapi justru dia yang kena batunya.
Esok harinya, kegiatan di rumah
itu semakin sibuk. Masing-masing dari mereka mulai mempersiapkan berbagai hal,
kebutuhan di rumah sekaligus kebutuhan mereka sendiri.
Hari itu Marco pun ingat bahwa ia
belum menyiapkan kado untuk sang istri. Setelah menyelesaikan pekerjaan di
rumah, ia pun sembunyi-sembunyi keluar rumah untuk mencari hadiah. Ia
mendatangi salah satu adiknya yang bekerja satu kantor dengannya.
Ia pun memutuskan untuk
membelikan cincin permata yang sangat indah untuk sang istri Ruminah. Sang adik
yang mengetahui hal itu pun sangat kagum dan juga bingung karena ia tahu bahwa
kakak iparnya ingin sesuatu yang lain.
“Lho, kak Ruminah kan katanya
sangat ingin fefari terbaru itu kak, kenapa kaka membelikannya cincin
berlian?”, ucapnya heran.
“Iya, memang,” jawab Marco. “Tapi,
coba kamu pikir, di mana aku bisa membeli ferari imitasi?”, ucap Marco lagi.
Konyol, mengetahui sang kakak
sedang bercanda ia langsung pergi meninggalkannya. Marco pulang dengan hadiah
yang sudah siap untuk diberikan pada sang istri.
Setelah beberapa hari sibuk, hari
yang ditunggu pun tiba. Sebenarnya tidak ada yang istimewa kecuali kebersamaan
yang mereka rasakan. Waktu berlalu begitu cepat dengan penuh canda dan
kegembiraan.
Keesokan harinya, sesuai dengan
rencana mereka pun pergi melihat pertunjukan drama natal. Drama tersebut
mengisahkan bagaimana kelahiran Yesus.
Saat kelahiran Yesus diperagakan,
di palungan ditidurkan seorang bayi, bukan sebuah boneka seperti yang biasa
digunakan dalam pementasan seperti itu. Rachel yang dari tadi serius mengikuti
jalan cerita pun terbawa suasana.
Tiba-tiba ia berteriak, “Yah…
Ayah… coba lihat, Yesusnya sungguhan!”, ucapnya dengan suara keras. Sontak,
penonton lain pun langsung kaget dan menoleh kepadanya. Ia pun tertunduk malu
menjadi perhatian banyak orang.
Setelah melihat pertunjukan itu,
Marco, Ruminah dan kedua anaknya Rachel dan Maryam bersantai di sebuah Mall.
Sambil jalan-jalan mereka pun berbelanja beberapa barang. Sampai pada satu
tempat tiba-tiba Maryam melihat Pemeran Sinterklas yang sedang bertugas di
sebuah mall.
Ia pun langsung berjalan dan
duduk di pangkuannya. Sinterklas biasanya tentu tidak mengabulkan permintaan
orang dewasa, tapi dia tersenyum ramah pada Maryam.
“Apa yang kamu inginkan untuk
Natal?”, ucapnya
“Sesuatu untuk ayah dan ibuku.”,
jawab Maryam
“Untuk ibumu? Wah, kamu
benar-benar sangat bijaksana, Kamu ingin aku memberikan hadiah apa?”, jawab
sang Sinterklas.
“Menantu laki-laki!”, jawab
Maryam sambil tersenyum.
Mengetahui ia berhasil jahil
dengan pemeran sinterklas itu, ia langsung bangkit dan meninggalkan sang
sinterklas begitu saja. Rachel yang melihat tingkah kakanya yang aneh pun
penasaran. Ia mencoba bertanya kepada Maryam…
“Kakak minta hadiah dari
sinterklas mall ya?”
“Iya dong…mumpung dia lagi sepi…”
“Eh… tapi tadi kakak minta hadiah
apa?”
“Menantu laki-laki… untuk ayah dan ibu tercinta!”
“Uh…dasar kakak!”
Mendengar perkataan putrinya,
Marco dan Ruminah pun hanya tersenyum sementara Rachel langsung berjalan
mendahului kakaknya. Hari itu, suasana kebahagiaan tampak begitu lengkap di
keluarga Marco. Semarak natal terasa begitu sempurna bagi mereka.
Puas dengan kebersamaan natal
yang selama ini dirindukan, satu keluarga memutuskan untuk menghabiskan libur
tahun baru di salah satu tempat wisata menarik di Bali. Mereka akan mengakhiri
libur tahun ini dengan bersantai, menghabiskan waktu bersama keluarga tercinta.
---
oOo ---
Ayolah, tak usah bersedih. Masih banyak cerpen tema natal lain yang bisa dibaca kok. Yang di atas hanya salah satu dari sekian cerpen yang sudah ada dan dibagikan dari dulu - dulu di situs ini. Masih banyak yang lain.
Supaya tidak bingung silahkan cari saja melalui kategori natal dan tahun baru yang ada di sisi kanan situs. Kalau mau yang cepat bisa cek juga dibagian akhir tulisan ini. Ada juga beberapa judul yang sudah disiapkan.