Detergen, Cerita Nasehat Pendek dan Analisis

Beberapa hari ke depan kita akan memperbanyak cerita nasehat yang pendek. Hal ini karena jenis cerpen tentang nasehat jelas lebih memberikan pelajaran berharga bagi pembaca. Membaca berbagai karya seperti ini jelas bukan hanya untuk hiburan saja melainkan sebagai bahan belajar dan ilmu lain yang bermanfaat dalam kehidupan kita.

Kali ini masih mengangkat tema kehidupan sehari-hari, cerpen berjudul “detergen” berikut ini akan menghadirkan cerita yang cukup sederhana. Dalam kisahnya akan diceritakan bagaimana sebuah proses belajar terjadi di dalam rumah. 

Kita tentu tahu bahwa rumah adalah tempat pertama dan utama bagi anak untuk memperoleh pendidikan. Di dalam rumah, orang tua menjadi sumber ilmu dan pengalaman berharga bagi berbagai hal yang dibutuhkan oleh seorang anak. 

Maka pendidikan di dalam rumah merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh orang tua. Anak akan mulai belajar dari rumah, maka harus ada contoh dan ilmu yang senantiasa diberikan. Lalu, apakah cerita ini cukup menarik? 

Berbeda dengan cerpen lain, karya berikut menghadirkan cerita yang tidak terlalu menegangkan. Namun begitu cerita ini memiliki sisi unik dan menghibur. Tidak usah diceritakan bagaimana kisah selengkapnya, lebih baik kita baca saja cerita tersebut di bawah ini, mudah-mudahan berkenan bagi anda.

5 Tutup Botol Detergen

Sebut saja namaku Lutfi, aku adalah siswi SMA kelas 12 yang ada di Bandung. Aku adalah anak pertama dari ayah dan ibuku. Sementara itu aku mempunyai 2 saudara yang mereka masih duduk di bangku sekolah dasar. Hal tersebut membuat orang tuaku selalu mengandalkan aku dalam mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mencuci, mengepel, dll.

Setiap minggu, aku selalu mencuci semua pakaian kotor milik keluargaku. Dari mulai pakaian ibu, ayah, adik, semua pakaian kotornya selalu ku cuci tanpa tertinggal satu pun. Itu semua ku lakukan semata-mata untuk meringankan beban ibu, yang sudah letih karena berdagang. Semua peran dalam rumah aku yang mengerjakan, hitung-hitung belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik.

Aku selalu ingat ketika ibu pertama mengajariku mencuci baju dengan benar tanpa menghabiskan banyak detergen. Ibu mengajariku memberi takaran yang pas dalam memberi detergen dalam cucian.  Ketika itu ibuku berkata,”takaran yang pas untuk satu bak itu 5 tutup botol. Dengan 5 botol takaran detergen, cucian bersih dan lebih hemat dan ekonomis”, ucapnya.

Aku pun menjawab,”cuma 5 botol emang tidak kurang bu..?”.
ibuku,”Tidak kok coba aja, kamu coba langsung apa yang ibu ajarkan”.

Sedikit ragu dan hampir tidak percaya, karena aku berpikir mana mungkin dengan hanya memberikan takaran 5 tutup botol detergen, pakaian sebanyak ini bisa bersih semua. Namun aku tetap mencobanya karena memang aku sangat penasaran dengan apa yang diajarkan oleh ibuku. Dengan gesitnya aku melakukan apa yang sudah di ajarkan oleh ibuku. Setelah selesai aku pun menjemur nya dan menunggunya hingga kering.

Setelah sore menjelang dan pakaian yang ku cuci pun kering, aku memeriksa semua pakaian yang aku cuci tadi. Setelah kucuci ternyata benar, pakaian yang hanya diberi detergen 5 tutup botol ini bersih dan harum. Aku pun menanyakan hal ini kepada ibuku,”Bu, kok harum si?”.

Ibu,”Di bilangin tidak percaya, detergen ini detergen bagus, nyuci lebih bersih dan hemat”.
Aku,”Oooo gitu ya..??”.
Ibu,”Iya, ibu juga sudah pakai detergen ini sejak kamu masih kecil”.

Ekonomi keluarga memang harus dibangun dengan baik, salah satunya adalah dengan membeli barang yang diperlukan saja dan ekonomis serta berkualitas. Seperti yang selalu ibu ajarkan kepadaku yaitu memakai detergen ini. Dengan detergen ini cucian lebih bersih dan lebih ekonomis, sehingga bisa menghemat pengeluaran keluarga.

Pemakaian detergen ini juga akan ku teruskan sampai aku berumah tangga nanti. Dan seperti nasehat ibuku bahwa dengan detergen ini kita dapat menghemat namun tetap mendapatkan hasil yang memuaskan. Kini di usia ku yang sudah duduk dibangku SMA, aku selalu memegang nasehat ibuku agar aku menjadi ibu yang baik kelak.

--- oOo ---

Tentu yang kita harapkan adalah nasehat dan anjuran yang membangun bagi diri kita setelah membaca kisah di atas. Unsur hiburan yang bagus hanya sebagai media agar kita lebih mudah mencerna apa yang menjadi inti tema cerpen tersebut. Setelah menikmati karya cerita pendek tersebut pembaca tentu bisa memberikan penilaian dan apresiasi terhadap karya tersebut.

Lebih jauh, bagi anda yang masih ingin menikmati cerita-cerita menarik lainnya bisa memilih dari beberapa yang sudah ada dibagian bawah. Sudah disiapkan beberapa tema khusus yang mungkin cocok dan sesuai keinginan anda. Jangan lupa untuk mencatat alamat situs ini untuk mendapatkan pembaruan cerita selanjutnya.

Analisis Cerpen berjudul Detergen
Cerita Tema Nasehat

Setelah membaca sendiri kisah dalam cerpen di atas mari kita analisa sedikit mengenai unsur instrinsik dari cerpen tersebut. Pertama masalah tema, tema bisa diibaratkan sebagai nyawa dalam cerpen. Tema yang ada dalam karya tersebut bersifat umum. Nah, pada cerpen ini tema yang angkat adalah tema pendidikan.

Dapat dilihat dari cerita di atas bahwa ceritaya berkisah seputar seorang anak yang diajari bagaimana mencuci pakaian dengan cara yang efektif yaitu dalam hal ini cara menggunakan ditergen. Sang “aku” dalam cerpen di atas diberikan pengetahuan oleh sang ibu mengenai takaran detergen yang digunakan untuk mencuci.

Selanjutnya, jika berbicara mengenai tokoh dan penokohan, dalam cerpen ini ada dua tokoh yang terlibat yaitu “aku dan sang ibu. Tokoh “aku” digambarkan sebagai seorang anak yang rajin dan penurut atas nasehat orang tua.

Selain itu, sang “aku” juga digambarkan sebagai pribadi yang tidak mudah percaya. Ketika ia diberitahu tentang takaran penggunaan detergen oleh ibunya ia tidak langsung percaya tetapi mempraktikan terlebih dahulu. Selanjutnya, tokoh kedua adalah ibu.

Tokoh Ibu digambarkan sebagai orang yang bertanggung jawab, khususnya pada pendidikan anak di rumah. Ia dengan sabar dan penuh kasih sayang mengajari anak perempuannya mencuci dengan cara yang baik dan tidak boros. Bisa dilihat bahwa sang ibu begitu penyayang kepada anaknya.

Tokoh dan penokohan adalah 2 hal yang berbeda di dalam cerpen. Tokoh merupakan orang-orang yang terlibat di dalam cerpen tersebut. Sedangkan penokohan adalah penentuan sifat atau watak tokoh di dalam sebuah cerpen. Di dalam cerpen ada 3 jenis tokoh yang ditampilkan, yaitu:

Penokohan sifat atau watak tokoh di atas disampaikan oleh penulis dengan cara diantaranya dramatik yaitu penokohan yang disampaikan dengan tersirat melalui kehidupan atau tingkah laku si tokoh dalam cerita.

Selanjutnya, alur yang digunakan dalam cerpen di atas adalah alur mundur. Penulis menceritakan jalan cerita secara kilas balik yaitu diceritakan kembali kejadian yang sebelumnya pernah dialami.

Lalu bagaimana dengan setting atau latar cerpen di atas? Kita tentu ingat bahwa setting mengacu pada tempat terjadinya, suasana, dan waktu di dalam cerita tersebut. Setting memberikan kesan konkret pada suatu cerpen. Dalam cerpen ini setting atau latarnya adalah di rumah, sore hari dengan suasana ceria.

Untuk sudut pandang pengarang (Point of view), dalam karya di atas, penulis menempatkan dirinya sebagai orang pertama tunggal yang menjelma sebagai sang “aku”. Penulis menggunakan gaya bahasa sederhana yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Terakhir mengenai amanat (moral value) yang ada dalam cerpen. Dari cerpen tema nasehat tersebut kita bisa mengambil pelajaran berharga bahwa nasehat orang tua memang sebaiknya dipertimbangkan. Orang tua memberikan nasehat bukan karena ingin menjerumuskan anaknya tetapi ingin membantu.

Orang tua memberikan saran atau ilmu pengetahuan kepada anak dari sesuatu yang sudah dibuktikan dan bukan sesuatu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Jadi pesan moralnya adalah sebagai anak sebaiknya kita memperhatikan dan menuruti nasehat orang tua. Itulah sedikit analisis untuk cerpen kita di atas, semoga bermanfaat.

Back To Top