Sedang mencari cerpen tentang pengkhianatan cinta seorang kekasih, tenang, berikut satu buah cerpen terbaru dengan tema tersebut. Tas pria, karya yang satu ini sangat berbeda dengan cerpen lain yang membahas mengenai retaknya hubungan asmara. Berbeda, dan pastinya ceritanya cukup menarik dan menghibur.
Cerpen yang berjudul "tas pria" ini mengisahkan bagaimana awal dari hancurnya hubungan cinta dua umat manusia. Bisa ditebak, tas pria menjadi sumber dari perpisahan tersebut. Lalu bagaimana mungkin sebuah tas bisa menjadi penyebab pengkhianatan?
Ya, dalam cerpen ini ceritanya tas tersebut menjadi awal pertemuan seorang wanita - yang sudah memiliki pasangan - dengan pria lain yang cukup menarik. Dibumbui dengan rasa cemburu buta, akhirnya timbul masalah.
Karya tersebut menggambarkan kepada kita bahwa kadang hal kecil pun bisa menjadi masalah besar jika tidak ditangani dengan baik, apa lagi masalah hati. Agar lebih jelas, mari baca lebih dulu bagaimana kisah selengkapnya.
Ya, dalam cerpen ini ceritanya tas tersebut menjadi awal pertemuan seorang wanita - yang sudah memiliki pasangan - dengan pria lain yang cukup menarik. Dibumbui dengan rasa cemburu buta, akhirnya timbul masalah.
Karya tersebut menggambarkan kepada kita bahwa kadang hal kecil pun bisa menjadi masalah besar jika tidak ditangani dengan baik, apa lagi masalah hati. Agar lebih jelas, mari baca lebih dulu bagaimana kisah selengkapnya.
Tas Pria
Cerpen oleh Irma
“Aduh, siapa yang meninggalkan tas pria disini?”, Manda kebingungan sembari menghampiri tas kecil yang ditemukannya. Dia baru saja sampai di depan gerbang rumah ketika melihat sesuatu tergeletak di tengah jalan.
Tas coklat tua dengan inisial “My” menempel dibagian depan. “Ah, biar saja!”, Manda batal melengkahkan kaki ketika terdengar suara dering dari tas tersebut.
Buru-buru ia mengambil tas tersebut dan membukanya, belum
selesai namun bunyi dering tersebut telah berhenti. Dengan sedikit ragu-ragu
Manda membuka tas tersebut, ada beberapa barang berharga disana, ada
smartphone, beberapa buku cek dan sebuah dompet.
Setelah melihat sekilas isi tas tersebut Manda pun tidak
berani membukanya. Ia langsung masuk ke rumah dan meletakkan tas tersebut di
meja kamar. “Kira-kira itu tas siapa ya?” pertanyaan tersebut muncul
dibenaknya.
Manda tahu benar bahwa itu bukan miliknya, “kasihan yang
punya tas ini, pasti dia bingung mencarinya”, gumamnya dalam hati.
Setelah beberapa menit berfikir akhirnya ia memutuskan membuka tas itu. Ia mencari smartphone yang tadi terlihat, kemudian dicarinya nomor yang kira-kira merupakan keluarga atau orang yang kenal dengan pemilik tas pria branded tersebut.
Setelah beberapa menit berfikir akhirnya ia memutuskan membuka tas itu. Ia mencari smartphone yang tadi terlihat, kemudian dicarinya nomor yang kira-kira merupakan keluarga atau orang yang kenal dengan pemilik tas pria branded tersebut.
Ada dua nama yang menyita perhatiannya, “mama” dan “My
Honey”, kemudian ia memutuskan mengirimkan pesan ke nomor “mama” yang ada di
smartphone tersebut.
“Saya menemukan tas yang berisikan smartphone yang saya
gunakan untuk mengirimkan pesan ini. Jika anda ibu atau keluarga dari pemilik
smarphone yang saya gunakan ini tolong katakan pada pemilik smartphone ini
untuk segera mengambil barangnya di rumah saya”, Manda menulis pesan lengkap
dengan menyertakan alamat rumah miliknya.
Karena kebetulan orang tuanya di rumah Manda tak lupa
menceritakan hal tersebut dan meminta ayahnya untuk mengembalkan tas yang ia
temukan kepada pemiliknya jika pemiliknya datang. Benar saja, dua jam kemudian,
ketika Manda sedang bersantai ada seorang tamu yang datang.
“Selamat siang, ada yang bisa saya bantu”, ucap ayah Manda
“Begini Om, saya kesini untuk menanyakan apakah ada salah
seorang dari keluarga ini yang menemukan tas milik saya. Tadi saya kehilangan
tas dan saya menerima pesan ini”, pemuda itu menunjukkan pesan yang Manda kirim
tadi.
“Iya benar, yang tertulis di pesan itu adalah alamat ini.”
Ucap ayah Manda setelah itu.
“Jadi benar Om, tas kesayangan saya Om yang menemukan?”,
tanya pemuda itu.
“Bukan saya yang menemukan tapi putri saya, apakah benar ini
tasnya?” tanya ayah Manda
“Iya benar Om” jawab pemuda itu sambil hendak mengambil tas
yang sedang dipegang ayah Manda.
“Tapi tunggu sebentar Nak, Boleh lihat identitas kamu
dulu?”, pinta ayah Manda
“Aduh, kalau KTP di dompet Om, tapi sebentar Om di mobil
sepertinya ada beberapa kartu yang bisa menunjukkan identitas saya”, ucap
pemuda tersebut.
Beberapa saat kemudian pemuda itu kembali dengan membawa
beberapa kartu, ada sekitar lima kartu entah apa saja dan ia langsung
menyerahkannya kepada ayah Manda.
“Ini Om, silahkan dicek”, ucap pemuda tadi.
Ayah Manda pun langsung melihat identitas kartu tersebut. Setelah
yakin ia pun memberikan tas kulit pria tersebut, “ini tasnya, silahkan dicek
dulu”, ucapnya.
Pemuda itu kemudian melihat sebentar kedalam tas miliknya,
“tidak ada yang hilang Om, terima kasih. Oh ya, kalau boleh saya ingin bertemu
dengan putri Om, saya ingin mengucapkan terima kasih karena telah berbaik hati
menolong saya”, ucap pemuda itu.
Ayah Manda pun memanggil Manda, beberapa saat kemudian Manda
turun menemui pemuda tersebut. “Ganteng juga nih cowok”, pikirnya sembari
melangkah menemui pemuda tersebut.
“Kamu yang menemukan tas saya, terima kasih banyak ya…”,
ucap pemuda itu.
“Iya, sama-sama”, jawab Manda singkat
“Nama saya Wendi, sekali lagi terima kasih banyak…” lanjut
pemuda tersebut. “Tas ini sangat berarti bagi saya, karena didalamnya ada ada
beberapa nota pesanan pelanggan yang harus segera saya kirim” lanjutnya.
“Ow, iya, untung ketemu, tapi kok bisa sih, tas sebesar itu
jatuh?”, tanya Manda
“Entahlah, tadi pagi aku buru-buru bawa motor dan tidak
sadar kalau tas ini terjatuh, Oh iya, kalau ada waktu silahkan main ke lapak
kecil saja di pusat kota, ini alamatnya”, lanjut pria itu.
Wajah Manda tampak berseri sambil menerima kartu nama yang
diberikan. Akhirnya, setelah dirasa cukup, pemuda itu pun berpamitan. Selang
beberapa saat ketika pemuda itu telah pergi datangnya Riski, tunangan Manda
yang baru saja pulang.
“Itu tadi siapa?”, tanya Riski penuh curiga
“Wendi, ceritanya panjang, yuk kita masuk”, ajak Manda
Manda dan Riski pun meghabiskan sore seperti biasa,
bersantai dan jalan-jalan. Satu bulan berlalu ternyata kejadian tas pria yang
dialami Manda menjadi petaka bagi hubungan Manda dengan Riski.
Beberapa kali Wendi berkunjung ke tumah Manda di waktu yang
tak tepat dan akhirnya membuat Riski merasa cemburu. Rasa cemburu yang ada
kemudian berubah menjadi curiga, saat itulah hubungan Manda dan Riski menjadi
tidak harmonis, padahal satu bulan lagi mereka akan menikah.
Disaat krisis seperti itulah kisah pengkhianatan kekasih
dimulai, Manda mulai memberi hati kepada Wendi dan Riski semakin menjauh. Berbekal
jiwa muda yang kurang sabar dan komitmen, kisah percintaan berubah menjadi penghianatan, Manda dan Riski pun
berakhir hanya karena masalah tas pria.
--- Tamat ---