Contoh Cerpen Penyesalan - Cerpen berjudul "berujung perpisahan" adalah sebuah contoh
cerpen penyesalan yang menggambarkan kisah cinta yang sedih. Dalam ceritanya,
cerpen ini mengisahkan kesedihan dan rasa sesal yang dialami oleh Marcel.
Apakah yang sebenarnya terjadi pada Marcel? Ya, dalam cerpen
tentang penyesalan ini ceritanya Marcel memiliki pacar yang super perhatian.
Perhatian pacar Marcel tersebut bukan membuat Marcel semakin cinta tapi justru
sebaliknya membuat terkekang.
Semakin hari Marcel semakin tidak nyaman dengan perhatian
yang diberikan sang kekasih sampai akhirnya ia pun mengabaikan kebaikan,
perhatian dan cinta dari pacar tersebut. Karena kuatnya cinta, tentu saja Fero
pacar Marcel tetap sabar dengan semua penolakan Marcel.
Lalu, bagaimana akhirnya Marcel bisa menyesal, bagaimanakah
kejadian sebenarnya sehingga kisah cinta mereka berdua berujung pada sebuah
perpisahan? Dari pada penasaran lebih baik kita baca langsung cerpen tenang
penyesalan tersebut.
Berujung
Perpisahan
Cerpen oleh Irma
Waktu masih menunjukkan pukul 5 pagi ketika ponsel Marcel
berdering, “Hai sayang, nanti jangan lupa ya jemput aku”, ucap seseorang di
seberang telepon. “Iya bawel”, jawab Marcel sedikit kesal.
Fero yang tadinya sangat ceria dan gembira pun merasa tidak
enak hati mendengar perkataan sang kekasih. “Kok begitu sih, ya sudah lah”,
jawab Fero langsung menutup teleponnya. Marcel yang masih sangat lelah pun
melanjutkan tidur, ia tak kuasa untuk beranjak meski sang kekasih sudah
membangunkannya.
Fero dan Marcel adalah sepasang kekasih yang tak pernah
damai, tetapi mereka tak pernah berpisah. Sesungguhnya, dalam hati mereka
terpendam cinta yang begitu besar namun masing-masing memiliki ego yang tinggi
hingga sering terjadi pertengkaran yang tidak semestinya.
Seperti masalah antar jemput, Fero yang kadang tak sabar
ingin bertemu dengan kekasihnya pasti lebih dulu menghubungi dan memastikan
pertemuan mereka tak terlewatkan. Marcel yang juga memiliki aktivitas lain
kadang merasa terganggu dengan kelakuan kekasihnya itu.
“Iya, iya, enggal lupa enggak!”, kelimat itu sering sekali
terucap dari mulut Marcel apalagi ketika ia merasa kesal.
“Kini sudah 3 tahun kita menjadi kekasih, kapan kita
menikah?” tanya Fero suatu hari.
“Bagaimana mungkin mau menikah, kamu saja masih sering tidak
percaya sama aku!”, jawab Marcel
“Tidak percaya apa si sayang”, jawab Fero
“Ah, sudahlah, kalau bicara masalah ini pasti nanti ribut!”,
jawab Marcel tak berselera
“Kamu ini kenapa sih sayang, ya aku seperti itu kan karena
aku sayang sama kamu!”, ucap Fero lagi.
Mungkin wajar, sebagai seorang wanita Fero selalu memberikan
perhatian istimewa pada sang kekasih Marcel. Ia selalu tidak lupa untuk
mengingatkan makan, tak lupa memasak masakan kesukaan Marcel ketika hari libur.
Ia juga tak segan membantu pekerjaan kantor Marcel yang tertunda.
Tapi, perhatian dan kasih sayang itu justru membuat Marcel
merasa tertekan, seolah sangat terikat dan tidak bebas menjalankan aktivitasnya
sendiri. Marcel justru merasa seperti dipenjara dalam kungkungan cinta.
“Aku juga sayang kamu, aku juga cinta dan tak ingin berpisah
dengan mu tapi aku juga butuh ruang untuk sendiri!”, ucapnya suatu kali.
Sebenarnya jauh dari kenyataan, Fero sebenarnya sama sekali
tak mengekang Marcel, apalagi membatasi kehidupan pribadinya. Meski sayang dan
sangat takut akan kehilangan Marcel namun Fero sadar diri bahwa mereka belum
benar-benar terikat satu sama lain.
Melihat kelakuan Marcel yang demikian, Fero hanya bisa
terdiam dan merenung murung. Ia tak tahu harus bagaimana, harus berbuat apa. “Mungkinkah
dia bosan denganku Tuhan?”, pikirnya dalam hati.
Satu dua hari ia pun
tak menghubungi Marcel, tidak lewat pesan singkat, bbm, whatsup ataupun
menelpon. Ia habiskan waktu untuk merenungi perasaan di hati yang semakin
kalut. Rasa takut kehilangan kekasih yang sangat ia cintai pun semakin besar.
“Aku takut kehilanganmu Marcel, aku takut”, ia mendekap
boneka beruang yang pernah Marcel berikan padanya. Boneka itu memang menjadi
teman setia kala Fero sedang merindukan kekasihnya.
“Marcel, kalau ada waktu aku tunggu kamu di rumah hari ini”,
sebuah pesan singkat ia kirimkan kepada Marcel. Satu hari berlalu, tak satu pun
manusia mengetuk pintu rumah, tak juga sang kekasih.
Kebahagiaan cinta yang Fero rasakan bersama Marcel pun
semakin terkubur dalam. Di kamar tidurnya ia menangis, meratapi kasih yang tak
kunjung datang. “Mungkin memang benar, kini kau sudah tak cinta lagi padaku”,
ucapnya lirih sambil menangis.
Marcel yang seolah benar-benar jenuh dengan Fero pun
mengabaikan perasaannya. Meski dalam hati ia ingin menemui kekasihnya itu namun
Marcel sudah terbelenggu dengan rasa jenuh dan bosan.
Sampai suatu sore ia melihat dua orang remaja yang bercanda ria di taman kota…
Sampai suatu sore ia melihat dua orang remaja yang bercanda ria di taman kota…
“Bahagia benar mereka, sepasang kekasih saling canda…” gumam
Marcel
Selang beberapa saat ia pun tiba-tiba teringat dengan Fero. Darahnya
berdesir, tiba-tiba ada ada rindu yang menyeruak di hati, Contoh Cerpen Penyesalan, Berujung Perpisahan. Dicarinya ponsel
miliknya, ditekan nomor Fero tetapi tidak ada jawaban.
Benang sudah terlanjur putus, kesalahan Marcel mengabaikan
sang kekasih harus berbuah penyesalan. “Maaf Marcel, hatiku telah beku, aku tak
sanggup lagi sabar menunggumu”, sebuah pesan singkat sampai di ponsel Marcel.
--- Tamat ---