Contohcerita.com, cerita pendek sederhana. Kisah yang berikut ini merupakan sebuah kisah yang sangat sederhana mengenai kejadian yang juga sering terjadi dalam kehidupan kita. Ceritanya, dalam cerpen pendek berikut dikisahkan ada seorang anak remaja yang diminta membelikan satu setel pakaian pria oleh sang saudara.
Ia seorang lelaki, dan saudaranya juga lelaki namun saudara tersebut meminta dia membelikan pakaian hanya untuk sebuah kado karena saudaranya tersebut sedang ulang tahun.
Secara garis besar cerita ini memang cukup sederhana tetapi jangan salah, di dalamnya ada saat-saat yang menegangkan dan mengharukan.
Cerpen ini diharapkan bisa menjadi pelengkap karya-karya cerpen yang sudah ada di situs ini. Dengan begitu siapapun yang mencari cerita-cerita menarik bisa mendapatkan tambahan referensi. Lumayan, satu judul ini tentu bisa dibaca juga.
Untuk bahan hiburan dan bahan bacaan di kala senggang, kisah ini cukup menarik juga. Selain itu jika ada rekan pelajar atau lainnya yang melakukan analisis bisa juga menggunakan cerpen ini sebagai analisis. Jadi tidak susah dan repot mencari karya lain.
Seperti apa sebenarnya kisah selengkapnya tentang tema ini? Dari pada lama-lama menunggu lebih baik kita baca saja cerpen berjudul "pakaian pria" tersebut di bawah ini.
Secara garis besar cerita ini memang cukup sederhana tetapi jangan salah, di dalamnya ada saat-saat yang menegangkan dan mengharukan.
Cerpen ini diharapkan bisa menjadi pelengkap karya-karya cerpen yang sudah ada di situs ini. Dengan begitu siapapun yang mencari cerita-cerita menarik bisa mendapatkan tambahan referensi. Lumayan, satu judul ini tentu bisa dibaca juga.
Untuk bahan hiburan dan bahan bacaan di kala senggang, kisah ini cukup menarik juga. Selain itu jika ada rekan pelajar atau lainnya yang melakukan analisis bisa juga menggunakan cerpen ini sebagai analisis. Jadi tidak susah dan repot mencari karya lain.
Seperti apa sebenarnya kisah selengkapnya tentang tema ini? Dari pada lama-lama menunggu lebih baik kita baca saja cerpen berjudul "pakaian pria" tersebut di bawah ini.
Pakaian Pria
Cerpen Oleh Irma
Masih jam sembilan pagi, suasana pasar terasa begitu panas,
lalu lalang orang dari berbagai penjuru memadati pasar tradisional itu. Aku
yang sebenarnya sangat anti dengan keramaian seperti itu tidak bisa berbuat
banyak.
Ku langkahkan kaki meski aroma parfum dan keringat dari
orang di sekelilingku ditambah bau keringatku sendiri sudah membuatku pusing. “Permisi,
permisi, maaf, permisi”, aku terus saja mencoba menerobos kerumunan ibu-ibu
yang memadati banyak gerai pakaian di pasar itu.
Sambil terus berjalan, aku terus mengawasi sekeliling
jikalau aku menemukan pakaian pria yang bagus yang sesuai dengan permintaan
saudaraku. Aku sendiri tidak pernah masuk ke pasar di saat seperti ini.
Biasanya aku memilih membeli pakaian di toko ketika pasar sedang tutup di hari
biasa.
Namun kali ini hari yang istimewa, bagaimana tidak, dengan
datangnya saudaraku dari kota maka aku mendapatkan berkah bisa merasakan
sesak-nya pasar ketika mendekati lebaran. “Duh, mana pakaian yang bagus”, sudah
dari tadi aku berputar dan berkeliling tetap saja tidak menemukan pakaian yang
sesuai.
“Kalau begini caranya aku pasti tidak akan dapat apapun”,
ucap ku dalam hati. Aku lalu memutuskan untuk mencari sebuah lapak yang paling
besar untuk memilih pakaian pria yang sedang aku cari.
Di kanan kiri hanya ku lihat berbagai macam pakaian wanita,
“mana yang banyak koleksi pakaian pria”, pikir ku. Karena sudah mulai lelah aku
pun berhenti di salah satu kios yang tidak begitu ramai.
“Bisa dibantu Dik, cari apa, kemeja atau celana”, aku
langsung disambut dengan beberapa pertanyaan oleh si pelayan toko. “Pakaian
pria, lengkap” , jawabku singkat. Tak lupa, aku juga minta melihat-lihat
seluruh koleksi pakaian khusus pria yang ada di toko tersebut.
Dari sekian banyak jenis pakaian disana tak satupun yang
pas, “waduh, dari sekian banyak ini tidak ada yang cocok”, pikirku.
“Mbak, ada tidak yang model lain lagi, semua ini sudah
pasaran”
“Model yang apa Mas, baju atau celana?”
“Dua-duanya Mbak”
Wanita setengah baya tersebut kemudian mengeluarkan beberapa
setel pakaian lagi, “tapi yang ini agak mahal harganya”, ucapnya sambil
meletakkan pakaian tersebut.
“Saya cari yang bagus Mbak, mahal murah nomor sekian”,
ucapku sambil melihat-lihat model pakaian tersebut.
“Yang ini lumayan, ada warna lainnya tidak?”
“Oh, itu ada beberapa warna mas, mau warna apa?”
“Warna yang tidak terlalu cerah Mbah, yang kalem aja, tolong
lihat dulu”
Dia pun akhirnya mencarikan dua jenis warna, satu warna
coklat kalem dan lainnya warna krem, ku timang-timang dua warna tersebut
sebelum menjatuhkan pilihan.
Ya, karena tidak memiliki banyak pilihan akhirnya aku pun
mengambil salah satu baju tadi. Untuk celananya aku tidak membelinya karena tidak ada yang cocok dengan
pakaian pria yang ada.
“Pasti dia tidak suka”, ucapku dalam hati seraya memberikan
uang untuk baju tersebut. Akhirnya aku pun langsung pulang karena sudah tidak
tahan berada di kerumunan orang seperti itu. Sesampainya di rumah, terang saja
saudaraku itu tidak suka sama sekali dengan baju yang aku beli.
“Yah, tidak punya selera, baju seperti ini kok di beli sih”,
tapi ya sudah, terima kasih banyak ya”, ucapnya seraya mengambil baju yang tadi
aku belikan. Rupanya, ia benar-benar tidak suka dengan baju tersebut. Aku pun
minta maaf karena tidak bisa mencarikan baju yang sesuai keinginannya.
Saat itu aku benar-benar tidak enak dan merasa bersalah
kepada saudaraku itu. Soalnya, hari itu adalah hari ulang tahun dia, dia
sengaja meminta baju dariku hanya sebagai kado untuk dia.
Ya, kami memang tinggal jauh satu sama lain tetapi sejak
kecil kami memang sudah dekat. Biasanya dulu kami selalu menghabiskan masa
libur kami di rumah kakek. Disana kami bermain berdua, begitu seterusnya sampai
kami besar.
Saat ini, kami sudah cukup dewasa, kami saling menyayangi
sebagai seorang sahabat apalagi memang kami bersaudara. Setiap kali ada sesuatu
kami pasti saling bantu. Tapi, permintaan dia kali ini benar-benar menguji
kesabaran dan keikhlasanku.
Bagaimana tidak, Cerita Pendek Sederhana, Pakaian Pria, baju yang tadi aku beli untuknya hanya
diletakkan begitu saja di kasur. Ia sama sekali tidak menggunakannya. Justru,
sore harinya ia mengajakku belanja di salah satu mall di kota ku.
Dia membelikan aku baju, bahkan dia juga membelikan aku jam tangan. “Ini ucapan terima kasih aku karena tadi pagi kamu sudah mau susah payah mencarikan kado untukku”, katanya padaku.
Dia membelikan aku baju, bahkan dia juga membelikan aku jam tangan. “Ini ucapan terima kasih aku karena tadi pagi kamu sudah mau susah payah mencarikan kado untukku”, katanya padaku.
--- Tamat ---