Baca cerpen pengalaman pribadi liburan, "Air Terjun Asmara". Musim libur semester sebentar lagi tiba, aku Riyan dan Madi sudah sibuk mengatur rencana untuk menghabiskan masa libur semester untuk jalan-jalan liburan.
Seperti layaknya remaja lain kami juga tak mau ketinggalan menghabiskan waktu untuk bersantai dan mengisi semangat setelah satu semester penuh belajar dan dijejali dengan berbagai ilmu yang bahkan tak pernah kami ketahui manfaatnya.
Di hari terakhir semesteran ini ternyata bukan hanya aku yang sudah tidak konsentrasi mengerjakan soal, Riyan dan Madi pun ternyata mengalami hal yang sama.
Kami bertiga seolah berlomba adu cepat mengerjakan sisa soal yang belum selesai.
Waktu masih tersisa sekitar 15 menit dan hampir bersamaan aku, Madi dan Riyan mengumpul kertas ulangan kami. Setelah itu dengan bergegas kami pun berlari ke luar kelas.
“Gimana kalau kita ke pantai?”
“Oh…. Aku tahu, bagaimana kalau ke gunung??”
“Ya enggaklah, maksudnya di sana nginap semalam saja, jadi hari kedua sore kita pulang, bagaimana?”
“Ternyata Marsa cantik juga ya….”
Kami bertiga seolah berlomba adu cepat mengerjakan sisa soal yang belum selesai.
Waktu masih tersisa sekitar 15 menit dan hampir bersamaan aku, Madi dan Riyan mengumpul kertas ulangan kami. Setelah itu dengan bergegas kami pun berlari ke luar kelas.
“Gimana tadi Yan, bisa semua kamu?”
“Bisa dong, Riyan gitu looh…”
“Alah soknya kamu ini, paling salah semua….”
“Eh…. Enak aja….”
Setelah menyelesaikan mata pelajaran terakhir kami tidak langsung pulang melainkan nongkrong dan duduk-duduk di kantin sekolah sambil sarapan.
Riyan dan Madi hanya memesan es campur sementara aku yang tadi pagi tak sempat sarapan langsung saja memesan mie rebus dan menghabiskannya sendiri.
Sembari bersantai kami membicarakan rencana liburan pekan depan.
Riyan dan Madi hanya memesan es campur sementara aku yang tadi pagi tak sempat sarapan langsung saja memesan mie rebus dan menghabiskannya sendiri.
Sembari bersantai kami membicarakan rencana liburan pekan depan.
“Gimana nih, liburan rencananya pada mau kemana?”
“Gimana kalau kita ke pantai?”
“Ah…. Kepantai sudah bosan, yang lain aja….”
“Oh…. Aku tahu, bagaimana kalau ke gunung??”
“Banyak nyamuk Di, lagian ini kan sudah mulai banyak hujan…”
“Trus gimana dong asyiknya… panggang ayam di rumah juga sudah bosan…”
“Aku tahu…. Kayaknya asyik kalau kita ke air terjun Pokopopo aja…. Gimana?”
“Benar juga tuh, kan kita belum pernah ke sana….”
“Iya, setuju, kata anak-anak disana lumayan bagus loh…”
Siang itu akhirnya kami sepakat untuk mengisi liburan ke air terjun Pokopopo yang berada di desa sebelah.
Sementara kesepakatan baru hanya sampai pada tujuan lokasi liburan saja dan belum membahas hal lain karena kita masih harus menunggu hasil semester yang masih akhir minggu depan.
Sementara kesepakatan baru hanya sampai pada tujuan lokasi liburan saja dan belum membahas hal lain karena kita masih harus menunggu hasil semester yang masih akhir minggu depan.
Setelah agak siang kami pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Keesokan harinya kami bertiga berkumpul lagi di kantin, pagi itu sudah tidak ada kegiatan belajar mengajar tetapi hanya kegiatan classmeeting saja.
“Hei…gimana dengan persiapan tim basket kita?”
“Sudah beres, tim basket latihan rutin jadi untuk even classmeeting tidak perlu latihan ekstra…”
“Iya…benar itu, lagian ini kan hanya tanding antar kelas saja untuk mengisi kekosongan…”
“Ya sudah, bagaimana kalau kita lihat-lihat persiapan lainnya…”
“Iya yuk, kita liat anak catur dan tenis meja bagaimana persiapannya…”
Hari itu kami habiskan untuk melakukan persiapan menghadapi classmeeting esok hari. Setelah semua persiapan di rasa cukup akhirnya kami nongkrong sambil menghabiskan waktu untuk bercanda bersama rekan lain.
Satu, dua, tiga hari berlalu dan akhirnya waktunya pembagian nilai semester pun tiba. Setelah antri beberapa waktu akhirnya kami semua mengetahui hasil belajar kami selama satu semester ini.
Aku, Madi dan Riyan sangat bersyukur karena meski kami merasa belajar kami tidak maksimal namun hasilnya sudah cukup bagus dengan rata-rata nilai mencapai 7 lebih.
Yang lebih membanggakan adalah hasil itu kami dapat tanpa mencontek jadi murni hasil belajar kami sendiri.
Aku, Madi dan Riyan sangat bersyukur karena meski kami merasa belajar kami tidak maksimal namun hasilnya sudah cukup bagus dengan rata-rata nilai mencapai 7 lebih.
Yang lebih membanggakan adalah hasil itu kami dapat tanpa mencontek jadi murni hasil belajar kami sendiri.
“Alhamdulillah nilai ku bagus, bagaimana dengan kamu Di?”
“Sama, rata-rata 7 lebih…”
“Iya, nilaiku juga sudah lumayan bagus meski target peringkat 1 tidak ku dapat…”
“Ya sudah, sekarang bagaimana dengan rencana liburan kita?”
“Kita berangkat lusa, kita kemah disana dua hari, bagaimana?”
“Lama amat 2 hari…. Makan apa kita disana?”
“Ya enggaklah, maksudnya di sana nginap semalam saja, jadi hari kedua sore kita pulang, bagaimana?”
“Ya sudah, kita siapkan bekal sendiri-sendiri, selain itu Madi jangan lupa bawa pancing…”
“Oke…. Riyan bawa jarring kecil untuk cari ikan di sungai…”
“Sip…. Nanti kalau kurang aku pakai tangan terampilku, he e e e….”
“Bagus, udah ada yang jago nangkep ikan dengan tangan, kita tidak akan kelaparan pokoknya…”
“Ya sudah, sekarang kita tinggal siap-siap dan tunggu besok…”
Akhirnya kami bertiga bubar, pulang ke rumah masing-masing. Akhirnya hari yang ditunggu telah tiba, kami berangkat pagi dan sampai di sana agak siang, maklum kami menggunakan kendaraan umum untuk sampai ke sana.
Ternyata kami tidak sendirian, ada beberapa pengunjung lain yang sudah lebih dulu sampai di sana, ku lihat di sebelah pojok lokasi sudah berdiri beberapa tenda.
Ternyata kami tidak sendirian, ada beberapa pengunjung lain yang sudah lebih dulu sampai di sana, ku lihat di sebelah pojok lokasi sudah berdiri beberapa tenda.
Di sana semua langsung kita siapkan, kita pilih tempat bagus untuk mendirikan tenda, setelah selesai kami pun langsung bermain di air terjun tersebut, cerpen air terjun asmara.
Semua peralatan kami siapkan, kamera siap di tangan, masing-masing kami pun sibuk berpose dengan berbagai gaya.
Saking asyiknya kami sampai tidak sadar kalau dari tadi ada beberapa pengunjung yang memperhatikan tingkat kami.
Semua peralatan kami siapkan, kamera siap di tangan, masing-masing kami pun sibuk berpose dengan berbagai gaya.
Saking asyiknya kami sampai tidak sadar kalau dari tadi ada beberapa pengunjung yang memperhatikan tingkat kami.
“Hei Di, sadar gak kalau dari tadi kita diperhatikan….”
“Ya tah, cuek aja lagi….”
“Iya, bener lagian kan kita tidak mengganggu mereka….”
“Yakin loe pada mau cuek, ada cewek-cewek cantiknya loh….”
“Eits, kenapa tidak bilang dari tadi, mana-mana…….”
Ternyata ada beberapa mahasiswi semester awal yang liburan juga di sana bersama rekan lain. Mereka mendirikan tenda yang kami lihat di saat baru tiba di sini.
Akhirnya setelah agak lelah menghabiskan waktu bermain air akhirnya kami udahan. Kami memutuskan untuk menyantap bekal makanan ala kadarnya yang kami bawa, setelah itu rencananya kami ingin mencari ikan dengan menelusuri sungai di bawah.
Akhirnya setelah agak lelah menghabiskan waktu bermain air akhirnya kami udahan. Kami memutuskan untuk menyantap bekal makanan ala kadarnya yang kami bawa, setelah itu rencananya kami ingin mencari ikan dengan menelusuri sungai di bawah.
Sedang asyik kami menyantap bekal sambil bercanda ada beberapa orang menghampiri tenda kami…
“Hei, boleh gabung….”
“Oh…iya iya, silahkan, silahkan….”
“Maaf nih, ganggu kalian….”
“Iya gak papa…. Kami sudah selesai kok, oh ya, kalian sudah sarapan, gabung yuk….”
“Iya, terima kasih, kami sudah…..”
Riyan yang dari tadi belum menyelesaikan sarapanpun asyik menyantap makanannya seolah tak peduli dengan tamu yang datang….
“Sori ya, aku lanjutin dulu, yang mau gabung yuk ikutan aja jangan sungkan….”
“Iya, enakin aja ya, kami hanya pengen ngobrol-ngobrol aja…”
“Hem… Oh ya, kalian dari mana…?”
“Eh, iya kenalkan, aku Marsa dan ini teman sekampusku Dandi dan Yoga…”
“Aku Tuah, ini temanku Riyan dan Madi… kami dari SMU sini…”
Akhirnya kami berbincang-bincang sampai menjelang tengah hari, maklum sehabis sarapan kami pun kenyang dan ingin bersantai.
Kami menghabiskan waktu beberapa saat bercanda dengan mereka. Ternyata Marsa dan teman-temannya meski sudah kuliah tetapi tetap asyik sama kami.
Kami pun sempat mengajak mereka untuk ikutan mencari ikan ke bawah namun mereka sudah lebih dulu memiliki agenda lain…
Kami menghabiskan waktu beberapa saat bercanda dengan mereka. Ternyata Marsa dan teman-temannya meski sudah kuliah tetapi tetap asyik sama kami.
Kami pun sempat mengajak mereka untuk ikutan mencari ikan ke bawah namun mereka sudah lebih dulu memiliki agenda lain…
“Ternyata Marsa cantik juga ya….”
“Gak juga…. Biasa aja”
“Eh, dasar loe, cewek secantik itu di bilang biasa aja…”
“Iya nih, seleranya payah…”
“Ya emang gak cantik tapi manis….”
“Waduuuh, ciri-ciri nih…”
“Apaan….?”
“Ada yang cinta pada pandangan pertama kayaknya nih…”
“Dari ucapannya sih gitu, secara tidak biasanya dia bilang cewek manis….”
Memang benar, sejak pertama kali melihat Marsa aku sudah merasa tertarik dengan dia. Entah kenapa, aku tergoda untuk terus melirik dan mencuri pandang.
Wajahnya yang anggun, gerak tubuhnya yang efektif, terlihat kalau dia adalah cewek tegar dan pemberani.
Tapi, dua hari adalah waktu yang sangat singkat untuk menanamkan asa dan rasa. Di perkemahan di areal air terjun itu kami hanya sempat beberapa kali bertemu dan berbincang.
Meski ada satu momen romantis yang kami lewati tapi itu belum cukup untuk mendekatkan hati kami masing-masing.
Di akhir liburan itu kami hanya sempat berfoto selfie bareng dan bertukar pin bb, tapi tak apalah, itu saja sudah cukup membuatku bahagia.
Meski ada satu momen romantis yang kami lewati tapi itu belum cukup untuk mendekatkan hati kami masing-masing.
Di akhir liburan itu kami hanya sempat berfoto selfie bareng dan bertukar pin bb, tapi tak apalah, itu saja sudah cukup membuatku bahagia.
---Tamat---