Ku Ingin, Merpati Terbang Tinggi

Cerpen singkat ini berjudul "Ku Ingin, Merpati Terbang Tinggi". Mengisahkan cerita cinta seseorang yang tidak begitu menyenangkan dan membahagiakan. Cerpen ini menggambarkan permasalahan dalam sebuah hubungan percintaan. 

Ku Ingin, Merpati Terbang Tinggi

Ada perasaan egois, mau menang sendiri, cemburu, amarah dan berbagai hal lain yang membuat cinta tak lagi terasa manis.

Sekedar bocoran saja mengenai cerita dalam cerpen ini. Di dalam ceritanya, ada seorang lelaki yang memiliki masalah dalam hubungan cintanya dengan pasangan. Dia, memiliki pasangan yang cukup egois dan ingin menang sendiri.

Tentu saja hal itu membuat perasaan kasih yang dulu tumbuh subur di hatinya lama-lama terkikis dan mungkin habis. Perubahan dari rasa cinta ke rasa benci dan muak begitu mencolok dan sangat menyita perhatian, begitu mengenaskan!

Bukan saja rasa egois namun lebih dari itu, memiliki pasangan yang super ingin menang sendiri membuat akhirnya dia merasa sangat terkekang, kira-kira apa yang akan terjadi pada akhir kisah cinta pada cerita pendek tersebut? Temukan sendiri jawabannya dengan membaca Cerpen Singkat Ku Ingin, Merpati Terbang Tinggi di bawah ini.

Ku Ingin, Merpati Terbang Tinggi
Cerpen oleh: Irma

Cinta tak selamanya indah, sejak pertama kali bertemu dengan dia kalimat itulah yang selalu terngiang dalam pikiran Joena - lelaki setia yang luluh dengan perasaan suci yang akhirnya harus pergi meninggalkan kekasih pengekang yang dimiliki.

Benar saja, Joena sudah banyak melihat orang menangis dan akhirnya Joena pun berkesempatan menjatuhkan bening air matanya.

Helai daun-daun yang mulai menguning itu menandakan perubahan rasa yang Joena alami. Desir angin yang tadinya segar terasa begitu menusuk sampai tulang. Dia tak mungkin bebas dari jerat rasa perih dan kegelisahan yang dalam.

Merajut mimpi menjadi pejuang cinta yang akhirnya tertunduk, menangis. Indah, seseorang yang berhasil mengisi separuh ruang hampa di hati Joena ternyata tak seindah namanya. Satu persatu tabir terungkap dan misteri terkuak.

Menjadi seorang kekasih tak semestinya memegang kendali apapun, tak seharusnya menempatkan keinginan pribadi di atas perasaan kasih yang dimiliki pasangan. Tapi sangat berbeda dengan kisah asmara yang dialami Joena dengan Indah kekasihnya itu.

Indah adalah wanita yang tulus mencintainya, memberikan kasih sayang yang tak mungkin bisa diukur dalamnya bahkan oleh Joena sendiri sebagai kekasih. Tapi, tak cukup itu saja yang harus ada dalam sebuah hubungan. Ada hal lain yang ternyata sama pentingnya dengan persaan suci yang di sebut "cinta".

Indah menjadi seorang pecinta yang gila, terlalu takut kehilangan, terlalu besar rasa memiliki. Ia tidak sadar, bahwa dengan sangat pelan dia menumbuhkan benih kehancuran pada hati sang kekasih.

Senja kala itu begitu indah, sinar lampu kota gemerlap yang mulai satu persatu menyinari, langit cerah yang mulai ditumbuhi dengan bintang dikejauhan.

Tidak begitu dengan hati Joena, menyambut akhir pekan ini perasaannya terlihat begitu kacau, ada gurat kegelisahan dan kemarahan yang tampak di kerut keningnya. Begitu kalut mungkin, hingga tak seorang pun bisa melukiskan bagaimana berantakan raut wajah itu.

"Entahlah, "Ku Ingin seperti Merpati Terbang Tinggi", aku benar-benar sudah mulai jengah dan tidak tahan dengan semua ini. Benar, aku memang mencintaimu begitu dalam, tetapi engkau memperlakukan ku bukan seperti kekasih", suaranya yang parau itu menyeruak memecah keheningan. 
Bosan juga rasanya
Punya pacar besar kepala
Salah tingkah sedikit saja
Dia cemberut marah padaku
Kalau bicara menang sendiri
Tak mau tau siapa diriku
Bila begini jadinya
Ku akhiri saja cintanya
"Ada apa sayang, kenapa melamun?", tanya Indah membuyarkan semua angan yang sedang berkecamuk di pikiran Joena.
"Tidak...tidak ada apa-apa", jawabnya singkat.
"Hari ini, aku ingin menonton film terbaru "Assalamualaikum Beijing", setelah itu kita ke tempat biasa ya, cari-cari buku bagus, setelah itu kamu temani aku belanja baju untuk acara besok, setelah itu...."

Begitulah, setiap hari Indah menjejalikan semua hal yang diinginkannya sesuka hati, Joena sama sekali tak diberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya, tak pernah dia berhak menentukan apa yang akan mereka lakukan. Layaknya sapi perah, Joena menjadi bulan-bulanan cintanya sendiri.

Jelas sekali itu bukanlah sesuatu yang seharusnya di dapat dari seseorang yang sedang menggenggam cinta. 

Jelas bukan, apalagi tak ada satupun timbal balik, tak pernah ada kata "saling" terlintas dalam hubungan keduanya. Keadaan seperti itu ternyata tidak membuat Joena menyerah, setidaknya sampai pada satu titik dia benar-benar meledak karena menelan berbagai penindasan cinta yang terjadi.

"Aku mencintaimu sayang, seperti bayu terus setia menghidupi nyala lilin", Joena mencoba membesarkan hati dan menguatkan perasaan. "Aku harus menyelamatkan cinta ini", ucapnya dalam hati.

"Indah sayang, hari ini adalah ulang tahun jadian kita yang ke satu, ada sesuatu yang ingin ku sampaikan padamu.." ucap Joena di sela-sela perayaan hari jadi mereka.
"Iya, ada apa, kamu mau minta kado apa dari aku?", jawab Indah
"Em... Iya, aku mengharapkan sesuatu darimu sebagai kado hari jadi kita." jawab Joena
"Minta apa?" sela Indah penasaran

"Aku ingin engkau sedikit berubah untukku, aku merasa terganggu dan kurang nyaman dengan caramu memperlakukan ku. Aku ingin diberi kesempatan untuk menentukan arah hidup kita, menentukan apa yang akan kita lakukan..."

Belum selesai Joena mengutarakan semua perasaan yang ada di hatinya Indah telah memotong ucapannya.
"Iya sayang.... maafkan aku kalau aku terlalu kaku, aku janji akan berubah untukmu", jawab Indah

Mendapatkan jawaban seperti itu dari kekasihnya jelas sekali membuat Joena merasa lega. Terlihat ada rasa bahagia yang besar mengalir dalam nadinya. Dengan mata berkaca-kaca Joena pun memeluk kekasihnya dengan hangat.

Malam diselimuti mendung dengan gemuruh petir yang sesekali menyambar. Itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan apa yang dirasakan Joena hari ini. Dia begitu bahagia, terlelap dalam mimpi indah yang sebenarnya semu dan tak kan pernah bertahan lama.

Kebahagiaan dan kedamaian yang dirasakan ternyata benar-benar tidak bertahan lama bak musim penghujan yang mulai berganti. 

Indah seperti begitu saja melupakan apa yang pernah dia katakan. Dia kembali menjadi seorang kekasih yang begitu menyebalkan di mata Joena. Apa boleh di kata, mungkin memang sudah watak Indah seperti itu.

Cinta Joena yang begitu besarpun tak mampu melewati lebih jauh dari perjalanan musim hujan kali ini. Akhirnya rasa suci yang sedari dulu tertanam pudar sudah, tak lagi tampak perasaan cinta, tak lagi tampak perasaan sayang, semua telah hilang, hilang bersama kabut malam itu.

"Maafkan aku Indah, aku tak lagi bisa bertahan dari semua ini. Rasa ini telah pergi"

Pudar sudah semua harapan, Joena tak lagi menginginkan Indah mendampingi hari-hari yang dia lalui. "Sebelum perasaan ini berubah jadi benci, aku harus meninggalkan mu" ucapnya pelan.

Dari pada hidup susah
Terkekang tali cintanya
Lebih baik ku cuek saja
Bebas sendiri
Bagai merpati terbang tinggi
Sekali lagi maafkan aku Indah, aku tak mampu bertahan dan menjaga cinta yang kau titipkan, aku pergi

Sebaris puisi dan syair kegelisahan itu pun mengakhiri semuanya, Indah tak mampu berbuat apa-apa selain mengalirkan air mata sebanyak mungkin untuk menghapus semua dua yang Joena tinggalkan.

"aku begitu mencinta mu, tapi maafkan aku yang seperti ini.."

Indah berlalu menembus gelap dalam hatinya. Pergi meninggalkan Joena yang meninggalkannya sendiri. Tak kan lagi ada seseorang yang memaksa dan dipaksa, semua usai.

oOo

Tak seindah namanya, ternyata cerpen ingkat berjudul ku ingin, merpati terbang tinggi tersebut menggambarkan kepedihan, kehancuran sebuah rasa. Semoga saja cerita dalam cerpen di atas tidak akan pernah terjadi dalam kehidupan anda semua, mudah-mudahan.

Jika masih ada waktu anda bisa melihat lagi beberapa kisah sedih percintaan lainnya di bagian akhir cerita ini. Anda bisa terus mengunjungi situs ini untuk membaca berbagai cerita terbaru. Ada cerita tentang cinta, tentang pengorbanan, cerita motivasi dan banyak lagi lainnya.

Tag : Cerpen, Cinta, Remaja
Back To Top