Cerpen Kesetiaan, Setia Kita Di ujung Nyawa

Tema kita kali ini adalah Cerpen Singkat tentang Kesetiaan, yaitu sebuah cerita cinta singkat yang berjudul "Setia Kita Di ujung Nyawa". Dari kisah yang ada pada cerita pendek ini anda akan mendapatkan gambaran bagaimana warna-warni sebuah cinta. 

Cerpen Kesetiaan, Setia Kita Di ujung Nyawa

Ada duka, ada nestapa, ada bahagia, ada kegelisahan dan pastinya ada kesetiaan yang dirasakan oleh mereka yang sedang di mabuk cinta. Kita tidak akan membaca cerita dengan alur yang kompleks, cerita ini cukup sederhana dan mudah sekali dicerna.

"Seseorang akan melakukan apa saja yang bisa dilakukan untuk seorang kekasih yang dimiliki", begitulah, sebuah perasaan yang bisa mendasari berbagai perilaku yang mengagumkan. 

"Cinta", akan memberikan kekuatan bagi kita untuk memaafkan, untuk mengalah dan melupakan segala kesalahan.

Pasangan kita melakukan kesalahan, wajar, sebagai kekasih kita sering memaafkan banyak kesalahannya. Melupakan rasa sakit yang pernah dialami, tak apa karena kita pun sering secara tak sadar membuatnya menangis.

Ada banyak petuah yang bisa kita jadikan bahan renungan dari cerita cinta tersebut. Selain itu tentu hiburan akan kita dapatkan dengan membaca cerita dan mengikuti alur cerita yang diberikan. 

Aspek-aspek seperti unsur ekstrinsik dan intrinsik cerpen bisa kita abaikan terlebih dahulu saat sedang membacanya. Kapan lagi coba kita bisa mendapatkan bacaan gratis yang menghibur?

Setia Kita Di ujung Nyawa
Cerpen oleh Irma

Jangan pernah anggap ia gila, tidak, yang ia rasakan adalah perasaan cinta yang begitu besar untuk kekasihnya. Apa yang dibayangkan tidak mungkin dilakukan oleh seseorang bisa dia lakukan, bukan dengan mudah tapi dengan perasaan ikhlas dari hatinya. 

Mendapatkan sebuah cinta menjadi sebuah kekuatan besar yang ia rasakan, kekuatan untuk memberi, kekuatan untuk mengerti dan bahkan kekuatan untuk memaafkan kesalahan yang terjadi. 

Tua dimakan waktu, rasa cinta yang ia rasakan tumbuh bukan tanpa dasar. Semua itu mekar dengan semaian cinta suci yang seseorang tanamkan di hatinya. 

"Aku akan selalu menjadi cinta abadi bagimu", itulah satu dari sekian banyak kalimat indah yang dia ucapkan untuk Eka, seorang wanita yang kini menjadi istrinya yang sah. Perjalanan cinta mereka bukan tanpa aral, kerap kali mereka harus menguras air mata untuk tetap bertahan. 

Joe dengan karakter keras mampu membawa kekasihnya itu ke arah hidup yang lebih jelas. Hidup yang sesuai dengan tuntunan dan norma yang mereka pegang. Pernah, sekali waktu terjadi pertengkaran hebat saat mereka pacaran. 

"Jangan sampai aku menghancurkan perasaan cinta ini hanya karena keegoisan kita, aku tak mau itu terjadi", ucap Joe.

"Tak mungkin aku mengatasnamakan cinta jika memang adanya membuatku perih", teriak Eka

Sebuah pertengkaran hebat yang sebenarnya bukan karena masalah besar atau masalah prinsip. "Rasa memiliki yang begitu dalam ternyata membahayakan, apalagi untuk pasangan yang belum resmi", ucap Joe lirih mencoba meredakan emosi diantara mereka.

Itu merupakan satu babak baru dimana saat itu mereka belajar satu hal yang membuat mereka lebih dewasa, yaitu rasa percaya. Karena perasaan cinta yang tulus atau karena apa tidak begitu jelas, yang pasti mereka melalui hari berat itu dengan berlinang air mata, berpelukan.

Perasaan memiliki ternyata memberikan kekuatan untuk mendobrak apalagi tidak diiringi dengan kesadaran akan status. 

Eka menuntut sesuatu yang diluar batas kewajiban, lelakinya harus menjadi figur suami yang belum menjadi suami. Seperti sadar atas apa yang ditakutkan dan apa yang diharapkan sang kekasih, Joe, dengan perasaan yang tak menentu memberanikan diri merubah komitmen.

"Aku benar-benar mencintaimu, dan aku tak ingin pertengkaran itu membinasakan rasa, maukah engkau menikah denganku?"

Seorang wanita yang bisa dipastikan belum tahu bagaimana beratnya hidup, bagaimana agungnya pernikahan tampak tertegun mendengar perkataan kekasihnya itu. 

Ada sekelebat rasa bahagia yang terlihat saat dia mendengar permintaan Joe padanya. Hari itu dia dilamar, tapi hanya diam, membisu bak batu.

"Aku tak bisa menidakkan rasa cinta. Meski ku tak bisa, melupakan salahmu resah hatiku. Maafkan diriku melukai dirimu. Aku tak ingin terjadi sesuatu yang buruk, jelas aku tak ingin sekalipun kehilanganmu!"

Dengan menatap dua bola mata kekasihnya berkaca, Joe mengucapkan kata-kata itu, lirih tapi sangat terdengar jelas di telinga. 

Seperti tak ingin kehilangan kekasihnya, Eka bangkit dan memeluk kekasihnya yang sebentar lagi akan menangis. "Cinta jangan engkau pergi jauh dari diriku lagi. Sesungguhnya cinta kita, setia kita di ujung nyawa, kita tak kan pernah terpisah".

Damai, damai rasanya mendengar kata-kata manis itu. Mereka terlena, terbuai dengan angan, kasmaran. Begitulah, bila tersadar betapa tulus cintamu, biar apa pun yang menghalanginya, takkan pernah bisa.. lari dari cinta yang tertanam di hati. 

Tuhan tolonglah aku
Satukan aku dan dirinya selamanyaMaafkan diriku melukai dirimu
Cinta ku tetap di sini
Takkkan pernah jauh darimu

Dari bibir mereka yang bergetar terpanjatlah doa, doa dari insan lugu yang sedang dimabuk asmara. Mereka benar-benar tak terpisahkan, dengan apapun, bagaimanapun.

"Aku tak mau ada dosa dengan menyakiti mu, aku tak mau ada luka karena cintaku. Ada yang salah, jujur, tapi aku telah memaafkanmu"

Itu bukan hanya satu-satunya cobaan yang harus dihadapi. Suatu ketika, saat komitmen telah dijatuhkan, kesetiaan pun di uji. Hampir terlena, Eka ternyata mulai menyemai rasa untuk Andi, seorang lelaki yang sebenarnya adalah adik keponakan dari Joe. 

Meski sebenarnya menyadari namun jelas sekali Eka terbuai, terlena dengan manisnya rasa semu. Ia bahkan sudah mulai terlihat tak cinta dengan Joe, atau mungkin dia hanya tersesat. Maklum, semenjak deklarasi pertunangan mereka Joe lebih sibuk bekerja, mungkin untuk persiapan pernikahan atau apalah, tidak begitu jelas.

Suatu malam, saat Andi sedang berada di rumah Joe, Eka menelponnya, saat itu pun sayup-sayup Joe mendengar percakapan mereka. Seperti sudah terikat batin, ia sepertinya mengenal suara wanita di ujung telepon. 

Tak mau gegabah, setelah Andi selesai menelpon Joe meminjam ponsel miliknya, berdalih ingin bermain musik. Tanpa diketahui Andi dia melihat nomor masuk yang baru saja menelpon Andi. "Sweetie", itulah tulisan dinomor kontak HP yang dimiliki Andi. Setelah melihat nomornya Joe memastikan bahwa wanita yang baru saja menelpon Andi tersebut adalah tunangannya.

Jelas saja hal ini begitu memukul perasaannya, yang dia ingat adalah tunangannyalah yang tadi menelepon Andi. 

Gejolak pun muncul, tak ayal, perasaan tenang kini berubah. Tapi memang Joe bukanlah tipe orang yang ceroboh atau bodoh. Dia mencari cara, mencari celah untuk memperjelas masalah tersebut dan mengatasinya.

Dengan perasaan hati yang campur aduk dia tak dapat menunggu lama lagi, saat itu juga dia langsung menuju kediaman tunangannya. Tak butuh waktu lama karena mereka memang tinggal di satu desa, Joe sudah sampai di rumah Eka.

Pintu rumah diketuk, seorang lelaki paruh baya yang membukakan pintu.

"Pak... ", sapa Joe dengan nada sopan
"Iya nak, dari rumah aja?", tanya lelaki tua itu yang tak lain adalah ayah Eka

Tak lama berselang Eka pun keluar, seperti sudah menyadari apa yang akan terjadi Eka duduk disamping Joe dengan malas dan tak bersemangat.

Malam itu, kejadian yang mendebarkan pun terjadi. Dengan desakan akhirnya Eka mengakui bahwa akhir-akhir ini dia memang dekat dengan Andi keponakan Joe. 

Saat itu dia mengatakan bahwa Joe telah berubah, tak lagi peduli dengannya dan hanya mementingkan pekerjaan. Tahu hal itu salah Joe tak bisa mengelak, dia juga mengakui kalau memang akhir-akhir ini dia sedikit melupakan tunangannya tersebut.

"Maafkan aku, terlalu sibuk menyiapkan hari pernikahan kita aku sampai melupakanmu, membiarkanmu sampai seperti ini", ucap Joe sambil memegang erat jermari tangan Eka.

Eka tertunduk, mendapatkan perlakuan yang sangat mengagumkan tersebut dia pun tak berdaya. Seperti tak sadar, ia pun meneteskan air mata sembari bersujud di kaki Joe untuk memohon maaf.

Benar-benar sesuatu yang diluar dugaan. Mereka benar-benar belajar banyak hal, mereka mendewasakan pikiran dan perasaan masing-masing dengan sifat yang bijaksana.

Dari situlah kepercayaan di bangun, kini usia perkawinan mereka sudah 5 tahun dengan dua orang anak. Mereka hidup bahagia, mengikrarkan janji untuk saling setia. "Setia kita sampai ujung nyawa", ucap mereka saat merayakan hari pernikahannya yang ke 5, lima tahun.

oOo

Apa yang bisa kita pelajari dari cerita berjudul "Setia Kita Di ujung Nyawa" tersebut, tentu banyak. Mudah-mudahan selain menjadi bahan hiburan, cerita di atas bisa menjadi inspirasi dan motivasi untuk kita semua dalam melangkah dan berlaku bijak. 

Memaafkan bukanlah perkara yang mudah tapi memaafkan merupakan sifat terpuji yang akan memberikan kedamaian di hati. Ikhlas adalah salah satu cara terbaik untuk bisa memaafkan. Mulai dari kita sendiri.

Back To Top