Cerpen Perpisahan Singkat, Semaumu

Berbicara mengenai perpisahan memang menyakitkan seperti tergambar dalam Cerpen Perpisahan Singkat "Semaumu" ini. Cerpen cinta ini menggambarkan bahwa masalah kecil pun bisa menjadi pemicu hancur nya sebuah rasa cinta. 


Seperti pesan "jangan anggap remeh kesemutan", sebuah masalah sepele yang tidak segera di atasi bahkan mampu menenggelamkan sebuah gunung yang maha tinggi.

Pada edisi cerpen singkat kali ini anda akan mendapatkan sebuah hiburan cerita yang menyedihkan dimana Yani - seorang gadis yang sedang mabuk asmara akhirnya tak mampu menahan diri karena terus di abaikan. 

Sang kekasih bertindak semau hati, datang dan pergi bak "jelangkung", membuat akhirnya dia pergi mendekat lara.

Dedi sang kekasih sama sekali tak mampu berbuat apa-apa, dia tak menyadari bahwa selama ini sang kekasih terabaikan. Kata maaf tak mampu menutup luka yang terlanjur menganga. Diam membisu, dia meratapi kepergian kasihnya seorang diri.

Kisah dalam cerpen perpisahan singkat ini diharapkan dapat memberikan sedikit pelajaran dan bahan renungan bagi kita semua bahwa keterbukaan, komunikasi harus benar-benar dibangun untuk mempertahankan cinta. 

Jangan biasakan memendam perasaan apalagi perasaan kecewa terhadap pasangan. Jika ada masalah ungkapkanlah, jika ada kekecewaan ceritakanlah, mungkin ada jalan untuk membenahi benang cinta yang belum terlanjur kusut.

Semaumu!!!
Cerita oleh Irma

Tak pernah terbayang, sesuatu yang dulunya begitu indah, menenangkan kini berubah menjadi seperti mengerikan. Tak dapat lagi ia melihat dirinya yang dulu mesra - selalu ada. Atau mungkin memang seperti itulah yang sebenarnya, Yani sama sekali tak tahu.

Memiliki hubungan yang tua dimakan waktu ternyata tidak mendewasakan mereka. Bukan kedamaian yang terbangun namun kebosanan yang ternyata hadir menghiasi. 

Yani benar-benar tak dapat lagi menemukan cinta yang selalu memberi semua yang ia butuhkan - sang kekasih yang dulu selalu ada kini senantiasa menghilang, bagai ditelan bumi.

Pernah suatu kali ia harus kehilangan momen dan kesempatan membanggakan saat ia seharusnya dijadwalkan bertemu dengan seorang petinggi negara tetapi harus gagal karena kekasih yang seharusnya mengantarkannya ketiduran karena habis begadang semalaman bermain game online. 

Sungguh sesuatu yang sangat memukul hatinya. Bukan cuma itu, banyak hal-hal kecil yang sekarang dia lalui sendiri tanpa sang kekasih.

Suatu sore, hujan begitu deras membasahi bumi, mobil yang dikendarai mogok ditengah jalan, tak ada taksi yang melintas, tak ada orang yang bisa dimintai bantuan, satu-satunya harapannya saat itu ada Dedi sang kekasih yang dapat menyelamatkannya dari situasi menjengkelkan tersebut. 

Sayang, bahkan sampai baterai handphone miliknya habis sang kekasih masih tetap tak kelihatan batang hidungnya. Perasaan kesal dan kecewa sudah mulai ada di hatinya, namun karena cinta dia berusaha menyembunyikan hal itu.

Entahlah, sulit untuk menggambarkan kondisi sebenarnya, dalam se-kedip mata sang kekasih sudah ada di sisinya dan menjadi penenang gundah namun satu kedipan mata berikutnya kehampaanlah yang akan menemaninya.

Saat ku tertawa kau ada di sana
Saat ku menangis kau ada di mana
Kau datang datang dan pergi
Sesuka hatimu aku menunggumu

Bait demi bait kegundahan dan ketidaknyamanan akhirnya terbangun kokoh di hati yang mulai menggumpal. Tanpa sadar amarah pun semakin memuncak.

"Sadarkah dirimu aku menunggu, kau datang datang dan pergi! Sesuka hatimu aku menunggumu, sadarkah dirimu aku menunggu!!"

Amarah yang begitu besar tak lagi dapat dibendung oleh gadis dengan lesung pipi sebelah tersebut. Yani akhirnya meluapkan semua kegetiran yang dirasakan. 

Dia mengumpat, mencaci seorang orang yang dihadapannya saat itu bukanlah seseorang yang pernah meluluhkan hatinya. 

Wajar saja, Dedi sang kekasih telah mengingkari janji untuk bertandang, membuat Yani menghabiskan waktu satu hari penuh untuk menunggu. Tak ada satu alasanpun yang bisa diterima oleh hati Yani yang sedang terbakar.

Dedi hanya bisa tertunduk, menyadari tak ada satupun yang bisa ia lakukan kecuali menerima semua kemarahan Yani.

"Maafkan aku sayang", hanya itu yang bisa keluar dari mulut Dedi. 

Kau datang datang dan pergi
Sesuka hatimu
Ku tak pernah tau apa yang kau mau
Di mana hatimu saat kau berlalu

Untuk kali ini, tak ada lagi yang cukup untuk menampung letupan emosi itu. Yani benar-benar kalap atas apa yang sudah diperbuat oleh kekasihnya itu. Kemarahan yang begitu besar telah membutakan mata hatinya. Kekecewaan yang begitu dalam telah menekan rasa cinta sedalam mungkin.

Dengan air mata bercucuran bak bah akhirnya Yani meninggalkan Deni yang sedari tadi hanya tertunduk dia. Gadis berambut pirang itu mendekap erat hatinya yang hancur menyusuri setapak yang kini begitu tandus dan gersang.

oOo

Akhir sebuah cinta yang tragis hanya karena masalah kecil yang dipendam. Seharusnya, mungkin, jika Yani selalu mengutarakan perasaannya tidak akan separah itu. Bisa saja, Dedi yang dianggap semaunya sendiri bisa merubah kelakuannya tersebut. 

Mungkin, itu mungkin jika masih ada waktu untuk saling membenahi. Semoga cerita pada Cerpen Perpisahan Singkat "Semaumu" tersebut tidak akan pernah terjadi dalam kehidupan kita semua. Mudah-mudahan perjalanan cinta kita berakhir bahagia.

Back To Top