Pandangan Pertama Jatuh Cinta

Cerpen tentang jatuh cinta pada pandangan pertama berikut ini merupakan sebuah kisah cinta remaja sekolah yang mungkin semua orang pernah mengalaminya. Bukan kisah cintanya yang penting tetapi teksnya. 


Disini kita hendak memberikan sebuah bahan referensi untuk rekan yang sedang belajar menulis cerpen. Siapa tahu ada yang sedang mengalami kesulitan mencari contoh - contoh cerpen sederhana untuk pemula. 

Dari karya ini diharapkan rekan semua tahu bahwa menulis bisa dari yang paling sederhana. Bisa dari bahan yang paling ringan sekalipun. Makanya, kita tidak boleh malas belajar, khususnya belajar menulis atau mengarang. 

Pandangan Pertama, Jatuh Cinta
Cerpen Sederhana Karangan Sendiri

Pandangan pertama, jatuh cinta aku pada seseorang yang bernama Anis. Aku mencintainya karena menurutku dia gadis yang sempurna. Ia memiliki rambut lurus dan panjang, hidung enggak terlalu mancung tapi bagus.

Ia juga mempunyai alis yang tebal dan bulu mata lentik. Terutama yang bikin aku terpesona ketika pas dia senyum, seperti ada manis-manisnya gitu. Ketika dia senyum langsung kelihatan lesung pipinya. 

Namun waktu itu aku enggak berani untuk mengungkapkan cintaku padanya. Aku takut ditolak dan yang terpenting aku kurang percaya diri. Aku cuma curhat - curhat sama temanku kalau aku suka sama Anis. 

Karena sering curhat aku malah sering diejek setiap hari kalau simpangan sama anis, “cie cie cie yang sedang jatuh cinta…”. Waktu itu aku malunya enggak karuan pokoknya. 

Apa lagi kalau pas aku di panggil guru suruh maju mengerjakan tugas di papan tulis aku yang maju tapi teman teman aku memangilnya “Anis Anis Anis….” Wah wah wah… dalam hati aku bicara marah dan mangkel.

Meski begitu tapi aku seneng juga dengan diejek begitu, siapa tahu orang yang aku taksir itu merespon bahwa aku suka sama dia. Namun cinta tak kunjung datang, sudah beberapa minggu pun enggak ada respon atau tanda tanda dari orang yang aku taksir.

Aku sih hampir saja mau buntung di jalan perjuanganku, tapi ada gosip ku dari teman teman ceweknya sih kalau dia juga suka sama aku.

“Ahhhhh….”, dalam hati aku senang sekali. Siapa tahu dengan menunggu tiga hari pasti dia merespon juga. 

Namun ternyata sudah 1 minggu enggak ada respon kalau dia juga suka sama aku. Akhirnya, aku beranikan diri walau agak ragu untuk mengatakan cinta. Pas waktu istirahat olahraga aku dengan malu malu menghampirinya.

Aku ungkapkan semua isi hati aku, aku katakan kalau aku sudah suka sama dia sejak lama. Dia hanya diam saja, enggak mengeluarkan sepatah dua patah kata pun kepada aku. ”Mungkin karena malu atau gerogi dan aku pun bilang, “gimana responmu cuntaku di terima enggak”, ucapku pakai bahasa jawa. 

Dia tetap saja masih diam saja. Pas aku kesal, aku mau ninggalin dia, eh dia malah mau ngomong dan dia bilang kasih waktu 2 atau 3 hari untuk menjawab. Dengan jawaban itu aku sebenarnya sebel karena enggak dijawab langsung.

Tapi sejak dulu begitulah cinta, aku berpikir mungkin ini adalah perjuangan cintaku. Sudah menunggu sampai 4 hari baru lah dia menjawab cintaku di ruang perpustakaan. Saat itu bertepatan pada tanggal 21 Febuari 2016, hari senin. “Alhamdulillah…!”, aku di terima coy.

Aku diterima dengan syarat enggak boleh kegenitan sama cewek lain. Aku tentu saja menyanggupi semua itu. Aku disuruh merahasiakan kalau kami itu sudah jadian. Namun semuanya berjalan sebentar dan status kita ketahuan kalau kita udah jadian. 

Semua guru pun tahu kalau kita jadian. Aku jadi malu - malu kucing jadinya. Setiap kali ketemu pasti aku selalu diejek sama kawan kawanku. Untungnya pas aku udah jadian aku ketemuan atau jalan hanya berapa kali saja, dapat di hitung.

Hal itu karena setiap kali kita ketemu kita selalu membisukan diri, jarang omongnya. Tapi sudah berjalan sampai dua bulanan kami saling percaya diri dan biasa saling berbagi rasa, berbagi cerita dan enggak diam lagi seperti ketika waktu pertama kita ketemuan. 

Kita sudah enggak ada rasa minder dan grogi lagi. Teman - teman kita pun sudah tidak ada yang mengejek lagi, mungkin sudah bosen ngejek kami terus ya? 

Aku pacaran sama dia hampir 1 tahunan lebih. Di situ walau sebentar kami mempunyai banyak kenang - kenangan indah bersama yang mungkin tak akan pernah kita lupakan selamanya. 

Dari yang senang, sedih, gembira pun aku mempunyai kenangan itu semua.

Aku pernah membuat pacar ku itu menangis waktu marah - marah sama dia kalau dia katanya selingkuh dan aku mau mutusin dia. Dia nangis tak karuan sampai-sampai temannya ngelabrak aku dengan membela pacar aku.

Namun pikiran aku sudah bulat untuk meninggalkannya (mutusin) dia. Dan sejak itu kami malah jadi musuhan dan kayak gk pernah saking kenal dan saling mencintai dulunya.

---oOo---

Tag : Cerpen, Cinta, Remaja
Back To Top