Puisi Cinta Tanah Air Pendek, Demi Mu Indonesia Tercinta

Puisi cinta tanah air pendek, “Demi Mu Indonesia Tercinta” berikut ini diminta oleh seorang sahabat pelajar yang suka berkunjung ke situs kita ini. Sahabat kita tersebut bernama Rizka, cantik dan pintar.


Sahabat kita Rizka hobi membaca puisi sudah sejak ia duduk di bangku SD. Bahkan sampai ke jenjang Sekolah Menengah Atas ia masih senang meluangkan waktu untuk membaca puisi. 

Banyak puisi yang sudah ia nikmati, tak terhitung jumlahnya. Katanya, ia iseng request satu judul puisi ke kami. Kalau dibuatkan maka ia akan selalu berkunjung ke situs ini. 

Kebetulan juga, kami masih ada waktu luang sehingga kita bisa membuatkan sebuah karya sederhana untuk Rizka. Tidak sempurna, mungkin jelek, tapi tak apa. 

Yang penting kan kita berusaha saling berbagi. Rekan semua pun bisa saling berbagi dengan pembaca lain. Kalau bisa, rekan juga bisa mengirimkan puisi ke situs ini. Untuk menambah koleksi. 

Lalu, seperti apakah puisi cinta tanah air yang sudah disiapkan, apakah cukup bagus? Belum bisa mengatakan apa-apa kalau belum membacanya. Maka dari itu mari kita nikmati dulu karya tersebut. 

Demi Mu Indonesia Tercinta
Puisi Cinta Tanah Air Pendek oleh Irma 

Jauh, tinggal di negeri orang 
Bukan tak senang 
Bukan tak sayang 
Aku berjuang 

Sudah, jangan ragukan 
Cinta tak kan hilang 
Sayang tak kan hilang 
Untukmu tanah kelahiran 

Rindu ku pendam 
Ingin ku tahan 
Ku tunggu saat pulang 
Luapkan kerinduan sayang 

Indonesia, tanah tumpah darah 
Bumi aku dilahirkan 
Padamu ku kan berpulang 
Setelah letih berjuang 

Memang untuk kali ini kita sengaja menyiapkan sesuatu yang lebih singkat dari baisanya. Untuk kombinasi. Jadi kan kalau ada yang butuh puisi singkat tidak perlu repot pindah situs. Benar tidak? 

Puisi tentang rasa cinta terhadap tanah air di atas mengisahkan sebuah perasaan yang dimiliki oleh seseorang yang jauh di negeri orang. 

Kalau dilihat dari keseluruhan, ada seseorang yang hidup, bekerja di luar negeri, bukan di tanah kelahirannya. Meski jauh bukan di negara sendiri tetapi hal itu tidak membuatnya lupa akan tanah kelahiran. 

Dari nadanya, dengan lantang sang tokoh dalam puisi tersebut mengatakan bahwa ia punya rasa nasionalisme yang tinggi. Tidak secara langsung, tapi bila dipahami secara keseluruhan hal itu jelas terlihat. 

Sebagai contoh, bait kedua menegaskan kecintaan tersebut. Sebut saja misalnya larik yang berbunyi “Sudah, jangan ragukan”. 

Larik tersebut berturut-turut diikuti dengan larik yang berbunyi “Cinta tak kan hilang”, “Sayang tak kan hilang” dan “Untukmu tanah kelahiran”. 

Bagaimana menurut rekan semua, cukup menyentuh juga bukan? Yang jelas, dengan contoh karya di atas kita bisa mendapatkan pelajaran sekaligus bahan untuk belajar membuat puisi. 

Kalau ada contohnya, meski tidak sempurna, tentu akan lebih mudah dalam mempraktekkan pelajaran yang kita dapat. 

Ya sudah, mudah-mudahan karya yang tidak sempurna di atas bisa bermanfaat bagi rekan semua yang membutuhkan. Jangan lupa untuk membaca dan menikmati karya-karya lain yang sudah disiapkan. Terima kasih.

Back To Top