Contohcerita.com - terlarut kalau membaca syair-syair tentang indahnya persahabatan. Ikatan persahabatan memang sangat indah. Tapi, dalam persahabatan juga ada hal yang tidak selalu menarik dan baik. Ada juga kerikil yang bisa menguji atau bahkan menghancurkan ikatan dua orang sahabat.
Puisi 6 bait berikut ini berisi tentang perubahan sifat seorang sahabat dan perbandingan antara takdir dan nasibnya. Bagus atau tidaknya puisi ini tergantung nanti bagaimana pembaca menafsirkannya. Akan lebih baik sebelum kita berbicara lebih jauh kita baca dulu karya tersebut.
Takdir dan Nasib Pikiran
Puisi oleh Gunarto
Ketika mata hati tak lagi melihat sebuah kebenaran
Masih pantaskah ia disebut sebuah kebijaksanaan.
Terucap dalam benak insan madani, cerita Ramayana antara drona
Hai, cangkulku berdirlah.
Seok seok perabadan dalam tutur rencana tuhan
Kawanku lupa bagaimana ia harus berupaya dengan tuhanya.
Takdir telah berupaya kawanku
Nasip telah menyentuh kawanku.
Engkau tak tau dimana, congkaknya engkau kala menjongkok
Tiranimu merendahkanku kawan.
Sayup terdengar dari sana aku menjauhimu
Berharapnya sebuh harapan kesadaranmu kawan
Harus kemana…..
Goresan sikapmu telah melunturkan jatidirimu
Cepat bergegas, jangan mau kau takdir dan nasip sinisku.
Lalu untuk apa singgahmu digubuku disini
Kalau matamu memandang jauh pergi..
Sudahku dengar tentang malas saat tidur
Itu buat ku yakin dan berarti akan dirimu.
Nyawa dan harta bagimu tak bermakna
Namun bagiku itu asa.
Jangan kau lupakan kawan
Singgah, pergi, disana dan tersungkur.
Dipangkuanku, ingatkah
Darah itu masih tercecer.
Ya, ada hitam ada juga putih, ada kebahagiaan ada juga kesedihan. Persahabatan juga memiliki warna-warna yang tak hanya satu. Indahnya persahabatan tak selalu berakhir sama dan kekal. Perjalanan hidup akan menempa setiap ikatan. Bisa menjadi lebih kuat, atau sebaliknya.