Contohcerita.com - cerpen cinta remaja berikut ini bisa dikatakan merupakan cerpen sedih dan mengharukan. Bagi yang hobi membaca cerita pendek jangan sampai ketinggalan dengan cerita berjudul "bercanda dengan si dia" berikut ini ya. Bagus kok, dijamin tidak menyesal, silahkan langsung dinikmati.
Riuh berdua tak seorang memiliki percandaan kita yang begitu luwes dengan seribu cerita yang akan mempererat kami berdua.
Mulailah dia dengan persangkaan nya kepada temannya, merebut harapannya katanya. Aku memancing saja perkataannya agar ia lega dengan ceritanya.
Selagi bercanda dua jam kami berdua tertawa tiba tiba hatinya garang dan matanya berkaca. Kusangkakan saja pertanyaanku mengapa engkau begitu.
Sambil tersedu dengan gundahnya ia bercerita, mengapa dia seperti itu, sepertinya tak ingin bercerita terlalu dini aku memaksa.
Cindy mengapa engkau menangis, apa gundahmu tak mau kau ceritakan kepadaku. Masalahmu adalah masalahku.
Kerisauanmu adalah kerisauanku, mengapa tadi engkau terus bercerita kesenangan namun hatimu malah berakhir dengan kesedihan.
Sepertinya ia terus terdiam dan terus menangis dengan merduanya dipundaku. Serba salah dengan semua yang aku pertanyakan.
Tiba - tiba tanpa rasa ragu dan malu kegairahan itu seperti hilang ditelan kegalauan. Ia memeluk dan berkata, "mas aku tak lagi perawan."
Aku sudah menjadi bunga yang layu hingga kumbang tak mau datang kepadaku lagi karena kekhilafan ku bersamanya.
Benarkah logika yang aku dengar dari telingaku tadi, aku rasa ini rasionalisme hatiku yang salah atau memang ide kenyataan itu nyata.
Ku tanyakan kepadanya, mengapa bisa seperti itu, ia hanya menjawab itu salahku mas, hati dan pikiran ini tak lagi bersahabat kala kejadian itu merenggutku.
Maafkan aku mas, aku mengalah kepadamu, silakan kau pergi selamanya dariku, karena aku bunga yang tak layak kau cari madunya untuk hidupmu.
Serasa teriris hati rasa ini, namun itulah yang terjadi. Cindy dan aku hanya dua sahabat yang saling mengintai demi sebuah saran untuk hidup kami masing masing. (Gunarto)